Para peramal cuaca memprediksi gelombang dingin yang mematikan yang saat ini sedang mencengkeram Eropa Tengah dan Timur tidak akan segera berakhir. Temperatur yang luar biasa dingin ini telah menewaskan sedikitnya 123 orang pekan ini, sebagian besar di Ukraina. Suhu di beberapa tempat anjlok hingga serendah minus 32 derajat Celsius.
Para pejabat di Ukraina melaporkan, 38 orang lagi tewas Jumat, sehingga total korban tewas selama sepekan di bekas Republik Soviet ini mencapai 101 orang.
Kementerian Tanggap Darurat Ukraina mengatakan beberapa ratus orang lain, umumnya tunawisma, mengalami hipotermia dan radang beku.
Ukraina telah membangun ribuan pusat-pusat penampungan yang menyediakan makanan dan dilengkapi pemanas ruangan di berbagai penjuru negara itu.
Di Serbia, banyak peternak melaporkan ayam-ayam yang mati beku dan telur-telur yang beku.
Sebelas ribu warga desa Serbia yang tinggal di pegunungan tidak bisa dijangkau karena es dan salju lebat.
Penduduk sebuah kota Hungaria memanfaatkan pecahan-pecahan batubara dari sebuah tambang yang ditinggalkan untuk menghangatkan diri sementara beberapa supermarket di Kyiv, Ukraina melaporkan kekurangan pangan.
Cuaca yang luar biasa dingin telah mengakibatkan mereka yang melakukan perjalanan di Eropa terlantar akibat jalan-jalan yang tertutup salju, pesawat-pesawat udara yang dilarang terbang, dan kereta-kereta yang tidak dapat bergerak.
Para peramal cuaca mengatakan cuaca buruk ini akibat sistem tekanan tinggi yang kuat yang mendorong udara Siberia yang dingin melintasi benua itu.
Sebelum cuaca luar biasa dingin ini melanda, masyarakat Eropa di beberapa kota menikmati musim dingin yang tidak biasanya, di mana suhu udara seperti musim semi.