Minggu, 18 Desember 2011

Korban Tewas Badai Filipina Terus Bertambah


Korban Tewas Badai Filipina Terus Bertambah

Banjir bandang terjadi saat orang-orang sedang lelap tertidur.

SABTU, 17 DESEMBER 2011, 20:44 WIB
Finalia Kodrati
VIVAnews - Badai Washi, berkekuatan 90 kilometer/jam (56 mph), memukul daerah penghasil beras di selatan Pulau Mindanao, Filipina. Badai tersebut membawa hujan deras yang menyebabkan banjir bandang di dua kota, dan tanah longsor di daerah pertambangan. Badai ini menyebabkan 250 orang tewas.

Tak hanya itu, 400 orang juga dinyatakan hilang setelah terseret akibat banjir bandang.
Seperti dikutip dari Guardian, Sabtu, 17 Desember 2011, Palang Merah Filipina mengatakan sekitar 256 orang tewas di Mindanao dan pulau lainnya. Tentara dan polisi terus mencari korban yang masih menghilang akibat badai tersebut.

"Korban tewas mungkin akan terus bertambah karena masih ada banyak orang yang menghilang," kata Gwendolyn Pang, selaku Sekretaris Palang Merah Filipina.

Pang melanjutkan, daerah yang paling terparah adalah di kota Iligan dan Cagayan de Oro. Rumah-rumah penduduk juga tersapu akibat banjir.

Kolonel Leopoldo Galon, seorang juru bicara militer Filipina mengatakan, para pekerja darurat telah menemukan sekitar 97 mayat di Cagayan de Oro. Dan di antara mayat yang ditemukan itu di antaranya adalah anak-anak. Sementara itu, di Iligan sekitar 79 orang tenggelam.

"Saya tidak bisa menjelaskan bagaimana hal ini terjadi, seluruh desa tersapu ke laut karena banjir bandang," kata Galon kepada Reuters.

Mengenai banyaknya korban yang disebabkan banjir bandang tersebut, diduga lantaran orang terkejut karena saat peristiwa terjadi mereka sedang lelap tertidur. "Kebanyakan dari mereka sudah tidur saat banjir memasuki rumah mereka. Ini adalah banjir terburuk di kota kami," ucap Walikota Iligan, Lawrence Cruz. (art)
• VIVAnews

Kamis, 15 Desember 2011

Tujuh Gunung Api di Jabar Berpotensi Meletus

Kamis, 15/12/2011 14:41 WIB
Tujuh Gunung Api di Jabar Berpotensi Meletus
Tya Eka Yulianti - detikBandung

Bandung - Tujuh gunung api di Jawa Barat termasuk tipe A dan berpotensi meletus. Satu gunung, yaitu Papandayan kini berstatus siaga. Gunung api tipe A adalah gunung api yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.

"Gunung yang masuk tipe A di Jabar yaitu Gunung Salak, Gede, Tangkuban Parahu, Ceremai, Guntur, Papandayan, dan Galunggung," ujar Supriyati Dwi Andreastuti,
Kepala Bidang Evaluasi Potensi Bencana Badan Geologi.

Hal itu ia ungkapkan pada dalam acara Sosialisasi / Diseminasi Peraturan Bidang ESDM Peraturan Menteru ESDM Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Pedoman Mitigaasi Bencana Gunung Api, Gerakan Tanah, Gempa Bumi dan Tsunami di Hotel Mason Pine Kota Baru Parahyangan, Kamis (15/12/2011).

Sementara itu, menurut Agus Solihin, Kepala Sub Bidang Evaluasi Bencana Gempa Bumi dan Gerakan Tanah PVMBG, Badan Geologi Kementrian ESDM, Gunung Papandayan termasuk gunung yang perlu diwaspadai dan statusnya kini siaga. "Yang masuk dalam daftar gunung api yang perlu diwaspadai dan masuk level siaga di Jawa yaitu Gunung Papandayan dan Gunung Anak Krakatau," katanya.

Tujuh gunung tipe A yang berpotensi meletus di Jawa Barat, merupakan bagian dari 19 gunung tipe A di Jawa. 12 gunung tipe A lainnya adalah Gunung Slamet, Gunung Dieng-Butak, Gunung Petarang-Timbang, Gunung Sundoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung Arjuno-Welirang, Gunung Bromo dan Gunung Semeru.

"Untuk Gunung Dieng, Gunung Bromo, Gunung Semeru dan Gunung Sundoro, kini berstatus waspada," kata Agus.

Di Indonesia sendiri ada 127 gunung api. Dari jumlah itu, 77 di antaranya masuk gunung api tipe A atau berpotensi meletus. Sementara gunung tipe B jumlahnya 10 dan tipe C 5 gunung.

Gunung api tipe B yaitu gunung api yaitu gunung api yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengalami erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti solfatara. Sedangkan tipe C adalah gunung api yang yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara dan atau fumarola pada tingkat lemah.

(tya/ern)



http://bandung.detik.com/read/2011/12/15/144111/1792013/486/tujuh-gunung-api-di-jabar-berpotensi-meletus?991101mainnews

Selasa, 13 Desember 2011

Gempa 6,3 SR Terjadi di Gorontalo


Gempa 6,3 SR Terjadi di Gorontalo

Lindu terjadi pada kedalaman 142 kilometer. Tidak berpotensi tsunami.

SELASA, 13 DESEMBER 2011, 15:19 WIB
Elin Yunita Kristanti
VIVAnews -- Gempa dengan kekuatan 6,3 skala Richter terjadi 13 Desember 2011 pukul 14.52 Waktu Indonesia Barat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, pusat gempa berada di 71 kilometer Gorontalo, 255 kilometer Barat Daya Manado, Sulawesi Utara. Atau pada koordinat 0,10 Lintang Selatan-123,17 Bujut Timur.

Lindu terjadi pada kedalaman 142 kilometer. BMKG menyebut, gempa tidak menimbulkan potensi tsunami. Belum ada laporan kerusakan atau korban dalam kejadian ini.
• VIVAnews

Sumbawa Besar Diguncang Gempa 5,9 SR


Sumbawa Besar Diguncang Gempa 5,9 SR

Namun, gempa ini tidak dirasakan oleh sebagian besar warga.

SENIN, 28 NOVEMBER 2011, 17:50 WIB
Eko Huda S
VIVAnews - Gempa berkekuatan 5,9 skala richter terjadi di 7.43 lintangselatan - 17.09 bujur timur atau 124 kilometer barat laut Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, Senin 28 November 2011 sekitar pukul 17.13 Wita. Namun, gempa dengan kedalaman itu tak menimbulkan kerusakan.

Warga Mataram, NTB, nyaris tak merasakan gempa dengan kedalaman 628 meter ini. Mereka tampak beraktivitas seperti biasa. Sebuah pengajian di sejumlah tempat seperti di Pondok Pesantren Tarbiyatul Ummah, Karang Bedil Mataram berjalan seperti biasa. Bahkan sejumlah peserta pengajian mengaku tidak merasakan adanya gempa.

"Saya tidak merasakan gempa itu saat ikut pengajian," kata Romilah seorang peserta pengajian di Mataram Senin 28 November 2011.

Sementara itu, Fajar, warga yang berdomisili di Kabupaten Sumbawa mengatakan hingga saat ini aktivitas warga di daerahnya juga berjalan biasa-biasa saja dan tidak terganggu gempa itu. "Tidak terasa ada gempa, saya kan tinggal di Kota Sumbawa Besarnya. Kalau ada gempa saya sudah lari dong," ujar Fajar yang dihubungi VIVAnews.com dari Mataram.

Wilayah Nusa Tenggara Barat dalam beberapa bulan terakhir memang kerap dilanda gempa bumi. Bahkan gempa yang terjadi di Nusa Dua Bali beberapa waktu lalu juga terasa di Mataram. Tidak heran jika warga Mataram cukup waspada jika sewaktu-waktu terjadi gempa.

Gempa terakhir yang terasa hingga Mataram adalah berkekuatan 5,2 skala richter pada kedalaman 70 kilometer di lokasi 9.18 LS-115.69 BT dan 67 kilometer tenggara Nusa Dua, Bali yang terjadi pada Jum'at 4 November 2011 lalu. Bahkan sebelumnya pada Kamis 13 Oktober 2011, gempa pertama berkekuatan 6.8 skala richter mengguncang Bali sekitar pukul 11.16 Wita juga terasa di NTB. Selang beberapa jam terjadi gempa susulan dengan kekuatan 5,6 skala richter. (eh)

Laporan: Edy Gustan l Mataram
• VIVAnews

"Jangan Panik Soal Ramalan Gempa Doktor AS"


"Jangan Panik Soal Ramalan Gempa Doktor AS"

Situs meramal, lindu akan melanda pantai Barat Sumatera sampai Bali. Kekuatan sampai 7 SR.

SELASA, 13 DESEMBER 2011, 16:43 WIB
Elin Yunita Kristanti
VIVAnews - Sebuah situs yang diasuh doktor asal Amerika Serikat RJ Roberts,www.nextearthquake.com, secara aktif meramalkan terjadinya gempa di seluruh dunia, tak terkecuali, Indonesia.

Situs tersebut meramal, lindu akan melanda sepanjang pantai Barat Sumatera sampai Bali  dengan kekuatan sampai 7 skala Ritcher.

Sejumlah wilayah Indonesia yang diprediksi gempa adalah: Wilayah Utara Sumatera, sekitar 500 kilometer dari Medan. Diprediksi gempa dengan magnitud 4,5 sampai 6,5 SR, terjadi sekitar 20 Desember 2011 -- kurang lebih tiga hari sebelum atau sesudah.

Di waktu yang sama, juga diramalkan terjadi lindu di wilayah selatan Sumatera, sekitar 350 kilometer Bengkulu Utara, dengan kekuatan 5,0 sampai 7 SR.

Ramalan yang ketiga, dalam waktu hampir sama, diprediksi terjadi gempa di Selat Sunda, wilayah selatan Sumatera sampai wilayah Jawa dengan magnitud 4,3 sampai 6,3 SR. Lihat tautandi sini.

Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief, melalui asistennya, Basroni, meminta masyarakat tak panik. "Apa yang dirilis oleh DR RJ Robert Ph.D bukan hal baru, walaupun informasinya menjadi penting karena ada perkiraan waktu terjadinya," kata Basroni, dalam rilis yang diterima VIVAnews, Selasa 13 Desember 2011.

Basroni mengatakan, walau sampai saat ini, belum ada teknologi yang dapat memprediksi waktu akan terjadinya gempa secara tepat, tapi kita tetap harus selalu waspada terhadap potensi bencana alam termasuk gempa. "Karena itu adalah semangat dari mitigasi menghadapi bencana alam terkait wilayah Indonesia yang memang merupakan zona rawan bencana."

Seperti diketahui, selain Mentawai, Selat Sunda, Selatan Jawa sampai Bali adalah daerah-daerah yang berpotensi megathrust. "Peningkatan kewaspadaan adalah faktor penting. Pemda dan BPBD seperti yang Sumatera Barat selalu meningkatkan kewaspadaan, patut diapresiasi," kata Basroni. " Gempa dan tsunami bukan untuk ditakuti, tapi untuk dihadapi dengan teknologi termasuk dengan budaya mitigasi."

Sementara, dihubungi VIVAnews, pakar gempa LIPI, Danny Hilman mengatakan, hingga saat ini belum ada teknologi yang sahih bisa meramalkan gempa. Jadi, masyarakat tak perlu khawatir terhadap isu-isu terjadinya gempa. Meski, harus terus waspada.

"Bisa saja mereka mengklaim bisa meramal gempa dengan berbagai cara. Tapi, buktinya, belum ada teknik atau metode meramal gempa yang diakui secara ilmiah," tegas dia. (umi)
• VIVAnews

Minggu, 11 Desember 2011

Gempa Berkekuatan 6,7 SR Guncang Meksiko


Gempa Berkekuatan 6,7 SR Guncang Meksiko

Hingga berita diturunkan belum ada laporan kerusakan.

MINGGU, 11 DESEMBER 2011, 10:18 WIB
Maya Sofia
VIVAnews - Sebuah gempa berkekuatan 6,7 SR mengguncang Meksiko pada Sabtu malam, 10 Desember 2011 waktu setempat atau Minggu pagi, 11 Desember 2011 waktu Indonesia. Gempa tersebut menyebabkan sejumlah orang berlarian ke jalan.

Wartawan kantor berita Reuters di Mexico City mengatakan, gempa terjadi cukup lama. Meski demikian hingga berita ini diturunkan belum ada laporan kerusakan. Namun para warga terlihat berlarian keluar dari bangunan apartemen dan toko.

"Saya sangat takut, saya pikir tidak akan pernah berakhir," ujar Laura Gonzales yang tengah minum di sebuah bar saat gempa terjadi.

Menurut U.S. Geological Survey (USGS), pusat gempa berada di barat daya Guerrero dengan kedalaman 40 mil. Meski demikian, gempa dirasakan hingga Ibukota Meksiko. Wali Kota Mexico City, Marcelo Ebrard menjelaskan, layanan publik, seperti air, kereta bawah tanah dan bandara tetap berjalan normal.

Gempa terburuk yang pernah melanda Meksiko adalah pada 1985 lalu dimana gempa tersebut menewaskan ribuan orang dan memporak-porandakan Mexico City. (ren)
• VIVAnews