Senin, 25 Oktober 2010

"Lava Sudah Dekat Puncak Merapi"

"Lava Sudah Dekat Puncak Merapi"
Deformasi dan guguran material dari kubah lama semakin meningkat.
SENIN, 25 OKTOBER 2010, 11:10 WIB
Ita Lismawati F. Malau

VIVAnews - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta meningkatkan status Gunung Merapi dari Siaga ke Awas sejak pukul 06.00 WIB. Namun, hingga saat ini belum terlihat kubah baru dan titik api diam.

“Karena tidak muncul kubah baru dan titik api diam maka letusan atau erupsi merapi tahun 2010 ini jauh lebih besar dari erupsi merapi tahun 2006,” kata Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam di kantor BPPTK Yogyakarta, Senin, 25 Oktober 2010.

Pada erupsi 2006, kata dia, muncul kubah baru. Namun, untuk tahun 2010, pola aktivitas sangat berbeda. Merapi kata Surono saat ini mengalami penggelembungan atau deformasi pada sisi selatan gunung di mana kubah lama ini telah berusia lebih dari 100 tahun sehingga semakin berusia lama maka akan semakin rentan.

Surono kemudian menjelaskan data yang diperoleh dari alat menggunakan Electric Distance Measurement (EDM) dengan reflektor yang dipasang di sekitar puncak Merapi. Deformasi atau penggemukan gunung merapi pada tanggal 21 oktober rata-rata hanya 10,5 centimeter (cm). Namun pada tanggal 24 Oktober penggemukan mencapai 52 centimeter.

Guguran material kubah lama juga mengalami peningkatan, yaitu pada tanggal 21 Oktober kurang dari 100 kali, namun pada tanggal 23-24 Oktober mencapai 183 dan 194 guguran material kubah lama.

“Deformasi dan guguran material dari kubah lama yang semakin meningkat ini menunjukkan lava sudah berada dekat di puncak gunung,” kata dia.

Sedangkan data yang terekam di alat seismograf milik BPPTK tercatat pada 22 Oktober terjadi gempa bumi vulkanik sebanyak 52 kali, gempa multiphase (fase banyak) 514 kali, gempa frekuensi rendah 0 kali.

Pada 23 Oktober terjadi 80 kali gempa vulkanik, 525 kali gempa multi phase dan gempa frekwensi rendah 1 kali. Sedangkan pada 24 Oktober terjadi 80 gempa vulkanik, 588 gempa multiphase dan 3 kali gempa frekwensi rendah.

Laporan: KDW | Yogyakarta

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar