Sabtu, 06 November 2010

Merapi Letuskan 100 Juta Meter Kubik Material

Merapi Letuskan 100 Juta Meter Kubik Material
Setelah ada letusan dahsyat Jumat dini hari tadi, ada tambahan 50 juta meter kubik.
SABTU, 6 NOVEMBER 2010, 06:01 WIB
Ismoko Widjaya

VIVAnews - Gunung Merapi sudah mengeluarkan empat letusan dahsyat sejak 26 Oktober 2010. Material merapi termasuk lahar dingin, awan panas, kerikil, dan debu sudah dimuntahkan. Sebanyak 109 orang dan 78 lainnya luka bakar.

"Sejak erupsi Merapi hingga saat ini (Jumat malam) material Merapi yang telah dimuntahkan mencapai 100 juta meter kubik, yang mengarah ke segala penjuru mata angin," kata Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, R Sukhyar di Yogyakarta.

Padahal, sebelum mengeluarkan letusan dahsyat dini hari tadi, Merapi 'baru' mengeluarkan 50 juta meter kubik. Tetapi, hingga kini ada penambahan setengah volume awal.

Menurut dia, itulah salah satu yang menjadi alasan Status Awas dan radius aman yang dahulu 15 kilometer diperluas menjadi 20 kilometer.

Sukhyar menambahkan, pada awal-awal erupsi sejak 26 Oktober 2010 masih bisa dihitung guguran, gempa vulkanik, gempa multiphase dan luncuran awan panas. Tetapi saat ini sudah tidak bisa dihitung berapa kali aktivitas itu terjadi di Merapi. Semua hanya ditulis rentetan.

"Jarum pada seismograf yang ada di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) awalnya berskala 50: 1. Saat ini diubah menjadi 200: 1. Sebab jarum sering over scale atau melebihi rentang rekam," kata dia.

Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, mengatakan aktivitas di sepanjang sungai yang berhulu di Merapi harus dihentikan. Yaitu meliputi Kali Woro, Kali Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Truising dan Kali Apu.

"Warga yang berada di bantaran sungai yang jauh dari Merapi seperti di Kota Yogyakarta pun harus waspada. Karena banjir lahar dingin juga bisa membahayakan warga yang berada di bantaran," kata dia.

(Laporan: Juna Sanbawa l DIY, umi)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar