Kamis, 24 November 2011

Sepertiga Terumbu Karang Indonesia Rusak


Sepertiga Terumbu Karang Indonesia Rusak

Kerusakan terumbu karang ini terjadi di perairan di dekat kota-kota besar.

KAMIS, 24 NOVEMBER 2011, 15:45 WIB
Muhammad Firman, Amal Nur Ngazis
VIVAnews - Laut Indonesia memiliki terumbu karang terluas di dunia, yakni 15 persen dari seluruh lautan di bumi. Namun berdasarkan hasil riset Coremap LIPI dan LAPAN akhir tahun 2008, hampir sepertiga kondisi terumbu karang di Indonesia berkategori rusak.

Menurut Zaenal Arifin, Kepala Pusat penelitian Oseanografi LIPI, 5 persen terumbu karang berkategori sangat baik, 25 persen baik, 30 persen sedang, dan 31,5 persen rusak.

“Kerusakan terumbu ini terjadi di kota-kota besar yaitu Jakarta, Kepulauan Seribu, Makassar, Surabaya, bahkan Ambon,” kata Zaenal di Jakarta, 24 November 2011. “kerusakan terumbu bisanya diakibatkan oleh faktor ulah manusia,” ucapnya.

Zaenal menyebutkan, manusia menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak. Selain itu, kualitas air yang buruk juga mengakibatkan terumbu karang sulit tumbuh. “Perubahan iklim juga berpengaruh pada tingkat keasaman air laut, sehingga terumbu karang berkurang,” ucapnya.

Menurut Zaenal, efek gas rumah kaca juga secara tidak langsung mengakibatkan spesies yang hidup di sekitar terumbu karang dapat punah. Suhu air, salinitas, sangat mempengaruhi percepatan pertumbuhan terumbu karang.

Malah, menurut Zaenal, kerusakan yang diakibatkan oleh faktor kualitas air bisa bersifat lebih massif dibandingkan dengan faktor bahan peledak. “Kalau air bisa massif seluruhnya. Tapi kalau dinamit hanya beberapa bagian saja,” ujarnya.

“Kualitas air bisa dipengaruhi oleh kekotoran air yang diakibatkan oleh sampah yang akhirnya terbawa ke laut,” kata Zaenal. “Dan yang tak kalah penting yakni menjaga ekosistem di sekitar terumbu karang untukmembuat  terumbu karang dapat cepat tumbuh, pelestarian Mangrove,” ucapnya.

Mangrove, kata Zaenal, dapat mengurangi tekanan pada terumbu karang. “Intinya, jika ekosistem rusak, terumbu terancam,” sebutnya. Sejauh ini, berdasarkan penelitian LIPI pada 2010, luas terumbu karang di Indonesia mencapai 19.500KM persegi.
• VIVAnews

Rabu, 23 November 2011

Longsor Di Los Angeles Puluhan Rumah Tertimbun



SELASA, 22 NOVEMBER 2011, 21:08 WIB
Sebanyak 43 rumah rusak akibat longsor di lereng bukit Los Angeles, Amerika Serikat. Semua harta benda warga hanyut dalam terjangan banjir lumpur yang mengakibatkan longsor tersebut. Tak ada laporan mengenai korban jiwa atau cedera serius.

Jumat, 18 November 2011

Centralia Mine Fire



Centralia: Town atop a burning coal mine.

Centralia Mine Fire

Field review by the editors.
Centralia, Pennsylvania
No one knows exactly how it started, but a coal vein has been burning under the Pennsylvania mining town of Centralia since 1961. Some trace it back to careless trash incineration in an open pit mine igniting a coal vein. The fire crawled, insidiously, along coal-rich deposits far from the miner's pick, venting hot and poisonous gases up into town, through the basements of homes and businesses.
Public Alert sign.
With dawning horror, residents came to realize that the fire was not going to be extinguished, or ever burn itself out -- at least not until all the interconnected coal veins in eastern Pennsylvania were spent in some epic, meatless barbecue. As the underground fire worked its way under rows of homes and businesses, the threat of fires, asphyxiation, carbon monoxide poisoning, and long-term health impact became a daily concern.
The government eventually stepped in, and Centralia joined an elite club of communities, including Love Canal and Times Beach. Declared municipalis non grata, Centralia was slowly abandoned as houses were demolished or burned, and citizens relocated.
Vents, vents, everywhere.
We first visited in the mid-1980s, when 80% of Centralia had already been abandoned. The hillsides were punctured with craggy vent pipes spewing noxious gases. Large, cracked holes and pits threatened the roads through town. Though there were no visible flames, you could feel the heat radiating from the latest breaches. It was said that snow never stuck here in places, because the ground was so warm...
Remaining residents had their hopes pinned on an ambitious plan to contain the blaze, the last in a series of elaborate schemes. We heard the details at the Centralia branch of the county fire department, the only new building constructed since the fire started. They hoped to dig a 500-foot deep trench completely across the hill which Centralia sprawled, holding back the fire and saving nearby Ashland (beloved by tourists for its Anthracite Museum, mine tour, steam train ride, and statue of Whistler's Mother). We imagined a future tourism windfall for Centralia itself, reborn as Helltown USA, bus tours guided by residents in red devil tights and horns.
Fiery pit near the highway.
Today, still no trench, but charred remains of Centralia hang on. A bypass from Ashland to Mount Carmel makes it harder to find. The road heading south out of town is closed, officially barricaded (Rt. 61 has since been rerouted to town). Signs warn of the noxious emissions in the area.
On a bench at the little crossroads park, an old timer provides the latest tally: "522 homes gone, people moved out, condemned and bought out by the government." There are only twenty people left now.
He's been in Helltown for 65 years, and, all things considered, doesn't think the place is so bad. "The media played up the whole thing."
It's dusk, and we don't see any signs of the fire. Has it finally gone out?
"Nah," says the old timer, "Fire moved up that way." He points over our shoulders, and, sure enough, lazy smoke curls out among the trees and a couple of doomed 2-story frame houses....
Future sign.
Update - September 2007: Tenacious residents of Centralia number nine or so; most of the building are gone. The $42 million dollar government relocation program started in 1984 finally ended in 2005. The trench plan is off, and there are no new big ideas to contain the fire which could burn for a few more centuries. Mark you calendars for the year 2016, when relocated townspeople may return to unearth a time capsule, buried in 1966, for the town's 150th anniversary. Good account in The Day the Earth Caved In by Joan Quigley, Random House, 2007.
September 2004: The Pennsylvania Dept. of Environmental Protection continues its warning discouraging visitors to Centralia. "Walking and/or driving in the immediate area could result in serious injury or death. There are dangerous gases present, and the ground is prone to sudden and unexpected collapse."
June 2000: The town is now more accessible with Rt. 61 opened up. The fire continues and has moved up into the cemetery, smoke visible wafting up from around the gravestones.
Note: Though the residents are cordial and friendly, Centralia is not an official tourist attraction. The gases are considered dangerous, so proceed at your own risk.

Centralia Mine Fire

Address:
Route 61/54, Centralia, PA
Directions:
7 mi. W of I-81, north of Ashland, east of Mount Carmel. Rt. 61/54 -- if you follow the "bypass" or detour signs, you're probably heading away from Centralia.
Hours:
Gases are considered dangerous, proceed at your own risk.
 Add to My Sights | Show My Sights

Senin, 14 November 2011


Pohon Tumbang di Bandung, Tiga Tewas

Musibah terjadi di tengah hujan lebat dan angin kencang.

SENIN, 14 NOVEMBER 2011, 19:40 WIB
Pipiet Tri Noorastuti
VIVAnews - Tiga orang tewas akibat tertimpa pohon tumbang di Bandung, Jawa Barat. Korban tewas merupakan satu keluarga yakni Ragil, 4, Lilis, 35, dan Asep Kurnia, 45. Sedangkan tiga anggota keluarga lainnya dilarikan ke rumah sakit yakni Mariam, 54, Ajeng, 3, dan Agung, 3.

Musibah terjadi di tengah hujan lebat dan angin kencang, sekitar pukul 14.00, Senin, 14 November 2011.

Keluarga tersebut menjadi korban saat tengah berada di warung  milik Lilis yang berupa gubuk bambu di bawah tebing Jalan Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Mereka tertimpa pohon berdiameter satu meter yang berada di tebing belakang warung.

Mereka tertimpa pohon berikut reruntuhan warung. "Akibat musibah itu ada tiga orang meninggal, dan tiga orang lainnya dilarikan ke rumah sakit," kata Kapolsek Cisarua AKP Jaya Hardianto, di lokasi kejadian.

Dia menduga, penyebab pohon tumbang tersebut adalah hujan dan angin yang besar. Sedangkan posisi pohon yang berada di tebing tidak kuat menahan hujan dan angin tersebut. "Selain itu, mungkin usia pohon sudah tua sehingga tumbang dan menimpa warung Bu Lilis," ujarnya.

Berdasar pantauan, lokasi warung memang berada di lereng tebing. Posisinya berada di atas kontur tanah yang berbukit-bukit. Sedangkan warung dibuat dari kayu dan anyaman bambu. Warung tersebut sebagian hancur karena tertimpa pohon.

Di rumah duka, Wawan, 45, yang kehilangan istrinya, Lilis dan puteranya, Ragil, tampak histeris.

Laporan: Dana Redana | Bandung, umi
• VIVAnews

Pohon Tumbang Timpa Tower CCTV Tol Taman Mini


Pohon Tumbang Timpa Tower CCTV Tol Taman Mini

Akses jalan menuju ke arah Cililitan macet panjang.

SELASA, 1 NOVEMBER 2011, 19:01 WIB
Eko Priliawito, Luqman Rimadi
VIVAnews - Sebuah pohon berukuran besar tumbang di Jalan Raya Taman Mini dan menutup setengah jalan, sehingga membuat akses jalan menuju ke arah Cililitan macet panjang.

Salah satu saksi mata bernama Widiantoro mengatakan, pohon tumbang terjadi karena tiupan angin kencang dan menimpa kabel tower pemancar wireless CCTV yang berfungsi mengatur jaringan antara gerbang tol dengan pusat.

"Hujan besar dan angin kencang, tiba- tiba pohon tumbang," kata Widiantoro yang juga Kepala Shift Gerbang Tol Dukuh 3.

Berdasarkan pantauan VIVAnews.com, posisi pohon yang tumbang berada di dalam Lokasi Tol Lingkar Luar dan menimpa pagar pembatas antara Jalan Raya Taman Mini dengan jalan tol.

Karena tumbang ke jalan, kemacetan terjadi di Jalan Raya Taman Mini. Posisi pohon sejajar dengan Gerbang tol Dukuh 3. Petugas dari Dinas Pertamanan sudah tiba di lokasi untuk melakukan pemindahan pohon yang tumbang.

Ditambahkan Widiantoro, hingga kini belum diketahui apakah kejadian itu berdampak langsung pada pemancar wireless atau tidak. (umi)
• VIVAnews

Minggu, 13 November 2011

Hujan Es Landa Bojonggede, Banyak Pohon Tumbang

Minggu, 13/11/2011 22:36 WIB 

Hujan Es Landa Bojonggede, Banyak Pohon Tumbang

Anwar Khumaini - detikNews

Jakarta - Sore tadi, sekitar pukul 16.00 WIB terjadi hujan lebat di daerah Bojonggede, Bogor, Jawa Barat. Sempat terjadi hujan butiran-butiran es yang berlangsung selama hampir setengah jam.

Menurut warga Bojonggede, Ajat, hujan lebat mulai terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Setengah jam pertama, terjadi hujan es sebesar kerikil.

"Butiran es segede kerikil-kerikil. Suaranya sampai bletak bletok di genteng dan kanopi," kata Ajat saat dihubungi detikcom, Minggu (13/11/2011) malam.

Ajat menceritakan, dirinya sempat merekam hujan disertai angin kencang dan butiran es tersebut. Dalam rekaman itu terdengar suara gemuruh angin, disertai hujan deras serta petir yang menyambar kencang.

Akibat kejadian ini, listrik mengalami pemadaman selama beberapa jam. Banyak juga pohon tumbang. Bahkan, menurut Ajat warung-warung semi permanen di lokasi wisata Situ Kemuning semuanya ambruk tak tersisa. Genteng-genteng di beberapa rumah di daerah tersebut juga beterbangan.

Saat hendak membeli makan malam, Ajat menceritakan gaura SD Cimanggis 3 Yang terletak di Jalan Sudimampir roboh. Lampu listrik baru menyala sekitar pukul 21.00 malam.

(anw/fiq)

Sabtu, 12 November 2011

Diterjang Angin Kencang dan Hujan Es, 127 Rumah Rusak di Lereng Merapi

Sabtu, 12/11/2011 20:04 WIB 

Diterjang Angin Kencang dan Hujan Es, 127 Rumah Rusak di Lereng Merapi

Parwito - detikNews
Magelang - Sebanyak 127 rumah rusak akibat diterjang angin puting beliung dan hujan es di lereng Gunung Merapi. Luas wilayah yang mengalami kerusakan meliputi enam dusun, 2 desa di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Kelima dusun itu adalah Dusun Sudimoro (70 rumah), Dusun Wates (28), Dusun Pucanganom, Dusun Nglampu (13), Dusun Nggejukan (1)dan 1 rumah di Dusun Dadapan, Desa Beringin, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. 

Informasi yang dihimpun detikcom, Sabtu (12/11/2011), sekitar pukul 14.45 WIB hujan deras melanda kawasan puncak hingga radius 15 Km dari puncak Merapi. Hujan disertai angin menyapu sekitar lereng Merapi di sebelah barat tepatnya di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

"Sekitar jam tiga kurang seperempat waktu itu hujan deras. Kemudian angin kencang setinggi kurang lebih tujuh meter menerjang dari arah timur kearah barat. Berputar-putar. Saat itu warga yang masih di sekitar luar rumah langsung pada berlarian panik," jelas Mursidah (66) warga Dusun Sudimoro saat ditemui detikcom usai kejadian.

Setelah satu jam hujan bersama dengan angin kencang menerjang, tiba-tiba hujan es turun. Warga yang panik langsung berhamburan masuk ke rumah masing-masing untuk menyelamatkan diri.

"Esnya sebesar kelereng. Saya takut langsung bersembunyi di dalam rumah. Tapi sekarang esnya sudah hilang karena mencair," jelas Mursidah.

Kepala Desa Pucanganom Sujarwanta (48) menjelaskan, hujan es yang disertai angin ini mengakibatkan ratusan rumah yang ada di desanya rusak ringan. Kerusakan hanya pada bagian atap rumah seperti genting dan asbes ratusan rumah berterbangan.

Selain itu sebanyak lima pohon pinus dan kapas randu roboh. Salah satunya menimpa rumah salah satu warga di Desa Pucanganom. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Sampai sore tadi, ratusan penduduk bersama petugas TNI-Polri bahu membahu memperbaiki atap rumah. Anggota tim SAR dan para relawan juga ikut memperbaiki rumah serta mengevakuasi lima pohon yang tumbang.

(mok/mok)