Rabu, 06/10/2010 14:09 WIB
Gunawan Mashar - detikNews
"Bandara di Wasior terendam lumpur, bantuan dikirim melalui kapal laut dan helikopter. Jika melalui kapal laut, jarak tempuhnya sekitar 7 jam dari Manokwari. Pakai Heli sekitar 35 menit," ujar Kepala Sub Divisi Respons Bencana Markas Besar PMI, Muhammad Rukman ketika dihubungi detikcom, Rabu (6/10/2010).
Rukman mengatakan, banjir bandang memang menyebabkan jalan darat menuju lokasi putus. Bahkan, bantuan dari daerah lain dikirim melalui Manokwari dan Nabire.
Berdasarkan pendataan PMI Papua Barat, para korban banjir membutuhkan bantuan dengan segera. Sejumlah bantuan yang mendesak dipenuhi berupa kantong jenazah, pakaian balita, pakaian layak pakai untuk dewasa, makanan siap saji, susu, obat-obatan dan bahan bakar.
Rukman menjelaskan, korban tewas akibat banjir pun terus bertambah. Berdasarkan data sementara PMI, korban tewas telah mencapai 64 orang. Sementara korban luka-luka sekitar 300 orang, dan warga yang hilang sekitar 100 orang.
Data ini berbeda dengan yang dilaporkan tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di lapangan. Data BNPB, saat ini jumlah korban tewas mencapai 59 jiwa. Sedangkan korban hilang sementara tercatat 27 orang.
"Korban terus bertambah. Untuk sementara korban tewas sudah 60-an lebih," tuturnya.
Di hari pertama banjir, PMI juga telah mengirim 5 dokter, dan mengirim 500 paket higiene kit. 5 Dokter ini melayani 300 orang lebih warga yang mengalami luka. Selain itu, sekitar 10 relawan dari PMI Papua Barat telah berada di lokasi.
Banjir bandang melanda kota Wasior, Papua Barat, pada Senin 4 Oktober lalu. Sejumlah korban tewas dan selamat yang ditemukan oleh Tim SAR gabungan dari Polda dan Kodam Papua terapung di laut akibat terseret air bah.
(gun/vit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar