Sabtu, 06 November 2010

Pengungsi Menyebar, Klaten Tampung 52 Ribu Pengungsi

Sabtu, 06/11/2010 14:24 WIB
Pengungsi Menyebar, Klaten Tampung 52 Ribu Pengungsi
Muchus Budi R. - detikNews



Suasana pengungsian (Daniel)
Klaten - Banyak pengungsi yang menyelamatkan diri dengan menyebar ke berbagai arah, tanpa mengikuti arahan atau tempat yang telah disediakan oleh satlak penanggulangan bencana. Kabupaten Klaten saat ini telah menampung lebih dari 52 ribu pengungsi. Selain pengungsi dari Klaten sendiri, juga pengungsi dari kabupaten lain. Petugas Pengolahan Data Satlak Penanggulangan Bencana Kabupaten Klaten, Sapto Nugroho, memaparkan, banyak pengungsi yang melakukan pengungsian secara mandiri ke rumah kerabat masing-masing yang dinilai aman. Selain itu karena kondisi geografis, banyak juga warga kabupaten lain yang mengungsi ke Klaten. Di posko pengungsian Karang Nongko dan Jatinom misalnya, meskipun letaknya di Kabupaten Klaten namun pengungsinya berasal dari Kabupaten Boyolali. Sedangkan pos pengungsian di Prambanan, sebagian besar justru ditempati oleh pengungsi dari Kabupaten Sleman. Selain itu juga masih ada banyak pengungsi Merapi dari Sleman, Boyolali maupun Magelang, yang masuk ke Klaten secara mandiri. Mereka melakukan pengungsian secara mandiri ke rumah kerabatnya ke Klaten. "Kami sempat kesulitan mendata, karena mereka sering berpindah-pindah. Data paling baru, jumlah pengungsi letusan Merapi yang berada di Klaten saat ini mencapai 52.851 jiwa. Mereka tersebar di 74 titik pengungsian yang berada di 15 kecamatan. Titik pengungsian terbanyak di Kecamatan Prambanan sejumlah 13.349 pengungsi," papar Sapto, Sabtu (6/11/2010). Petugas, lanjut Sapto, selalu melakukan pemutakhiran data setiap hari. Selain untuk melakukan pendataan jiwa, juga untuk memudahkan penyaluran logistik, terutama bahan makanan bagi pengungsi. "Semua pengungsi diperlakukan sama, baik warga asli Klaten maupun yang berasal dari kabupaten lain," lanjutnya. Lebih lanjut, Sapto mengatakan hingga saat ini pengungsi Merapi asal Kabupaten Klaten yang dinyatakan meninggal sebanyak lima orang. Empat orang adalah pengungsi penderita stroke yang meninggal saat mengungsi, satu orang lainnya adalah bayi yang baru meninggal. "Kami belum bisa memastikan adanya korban yang meninggal karena awan panas. Memang ada informasi-informasi yang mengatakan demikian, namun kami belum bisa memastikan karena kami belum menemukan jasad korban yang dilaporkan meninggal karena awan panas itu," kata Sapto. (mbr/gah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar