Tampilkan postingan dengan label Jawa Barat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jawa Barat. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Maret 2011

'Puting Beliung' Sebabkan Kaca di Mal Botani Square Pecah

Minggu, 13/03/2011 16:30 WIB
'Puting Beliung' Sebabkan Kaca di Mal Botani Square Pecah
Nala Edwin - detikNews

Jakarta
- Cuaca buruk melanda Bogor, Jawa Barat, bahkan ada yang menyebutnya puting beliung. Hujan angin membuat pohon-pohon bertumbangan dan kaca Mal Botani Square pecah.

"Kaca yang ada di Mal Botani Square Bogor pecah karena angin dan hujan lebat. Pengunjung berhamburan," kata Agie melalui Info Anda detikcom, Minggu (13/3/2011). Seorang petugas mal tersebut pada detikcom juga membenarkan kaca di pusat belanja itu pecah.

"Pukul 15.00 WIB Bogor puting beliung," lapor Danu lewat Info Anda.

Hujan angin ini membuat pohon-pohon bertumbangan di sekitar Kebun Raya Bogor. Hal ini membuat lalu lintas di sekitar Kebun Raya Bogor dan Tugu Kujang macet.

Sementara itu, TMC Polda Metro Jaya meminta pengendara berhati-hati saat melewati Jalan Padjadjaran karena ada pohon yang tumbang di depan Swalayan Ada.

Sebelumnya, hujan angin juga melanda Jakarta. Beberapa pohon di kawasan Pondok Indah dan Petamburan juga tumbang akibat kencangnya terpaan angin.

(nal/nrl)

Senin, 13 Desember 2010

Gunung Pancar Bogor Retak, Warga Resah

Gunung Pancar Bogor Retak, Warga Resah
Hasil pemantauan ditemukan ada retakan di bagian selatan gunung itu.
SENIN, 13 DESEMBER 2010, 16:40 WIB
Eko Priliawito
Bogor, Jawa Barat (jabar.go.id)

VIVAnews - Kondisi Gunung Pancar di Kampung Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, membuat warga resah. Sebab retakan sepanjang 300 meter dengan lebar 1,5 meter di bagian selatan bagian atas gunung.

Menurut Kepala Desa Karang Tengah, Suhanda, Gunung Pancar diketahui mengalami keretakan sejak pekan lalu. Informasi itu diterima setelah ada laporan dari warga.

"Ada laporan dari warga Gunung Pancar retak di bagian selatan," ujarnya, Senin 13 Desember 2010.

Sejumlah aparat desa bersama tokoh masyarakat mendatangi lokasi retakan yang dilaporkan warga. Hasilnya, memastikan ada retakan dan pemantauan yang hanya dilakukan pada jarak 50 meter.

Kini warga Kecamatan Babakan Madang khususnya Kampung Karang Tengah, khawatir karena retakan pada bagian atas Gunung Pancar dapat menyebabkan longsor saat hujan.

Material lumpur diperkirakan dapat mengenai Kampung Tegal Luhur, Desa Karang Tengah, Kampung Curug, Desa Bojong Koneng. Tak hanya itu, material dari Gunung Pancar akan menutupi aliran Sungai Cikeruh yang berada di bawah lereng gunung.

Perangkat desa setempat telah melaporkan ke Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kota Bogor. "Kami mengharapkan pemerintah setempat mengantisipasinya. Salah satunya dengan mengirim ahli geologi untuk menelitinya," jelasnya.

Firdaos, salah seorang warga sangat khawatir dengan retakan di Gunung Pancar. Sebab sudah lima hari ini kawasan Babakan Madang diguyur hujan.

Laporan: Ayatullah Humaeni| Bogor

• VIVAnews

Jumat, 22 Oktober 2010

Depok Hujan Deras, Jl Margonda Banjir Selutut

Jumat, 22/10/2010 17:14 WIB
Depok Hujan Deras, Jl Margonda Banjir Selutut
Nala Edwin - detikNews

Jakarta - Hujan deras disertai angin kencang mulai mengguyur kawasan Depok, Jawa Barat dan Pamulang, Tangerang Selatan. Hal ini menyebabkan genangan air dan menimbulkan kemacetan lalu lintas.

"Depok hujan deras disertai petir," kata Budiman, warga Depok kepada detikcom, Jumat (22/10/2010).

Hujan deras di kawasan ini juga membuat genangan air di Jl Margonda. Hal ini membuat lalu lintas padat. "Jalan Margonda Raya Depok, di depan Optik Melawai banjir selutut orang dewasa. Ada beberapa kendaraan mogok terkena banjir," kata Joe warga Depok lainnya.

Hujan juga turun di daerah Pamulang dan Pondok Labu. Hujan deras di kawasan Pamulang menyebabkan kawasan perumahan Reni Jaya tergenang air.

"Pamulang hujan deras, Kompleks Reni Jaya tergenang banjir 50-100 cm," kata Rully Yanuar, salah soerang warga Pamulang.

Sementara itu, di daerah Mampang dan Warung Buncit mulai diguyur hujan deras. Mendung tebal menggantung di daerah ini. Angin kencang pun sempat membuat daun-daun pepohonan di kawasan itu berguguran. Suara petir pun terdengar berkali-kali.


(nal/vit)

Kamis, 21 Oktober 2010

Puluhan Ton Ikan Mati Mendadak

Puluhan Ton Ikan Mati Mendadak


Liputan6.com, Kuningan: Puluhan ton ikan mas dan nila di Waduk Dharma, Kuningan, Jawa Barat, mati mendadak. Peristiwa ini terjadi hampir setiap hari dalam sepekan terakhir.

Para petani mensinyalir kematian ikan terjadi akibat faktor cuaca yang tidak menentu. Terdapat pula dugaan lain seperti serangan bakteri Aeromonas, perubahan suhu air secara mendadak, dan PH air yang terlalu rendah maupun tinggi,

Kurangnya oksigen terlarut dalam air serta meningkatnya senyawa beracun seperti gas metan, karbondioksida, amoniak karena sisa makanan ikan juga disebut-sebut sebagai penyebab lainnya. Namun hingga Sabtu (16/10), penyebab pasti kematian ikan secara mendadak belum dapat ditentukan.

Endo Suwando, salah seorang petani mengaku mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Ia dan para petani lainnya kebingungan karena kehabisan modal. Peristiwa serupa terjadi pada Juli 2002.(WIL/ANS)

http://id.news.yahoo.com/lptn/20101016/tid-puluhan-ton-ikan-mati-mendadak-e390447.html

Sabtu, 26 Juni 2010

Gempa Terasa Sampai Cirebon dan Cilacap

GEMPA 6,3 SR
Gempa Terasa Sampai Cirebon dan Cilacap
Sabtu, 26 Juni 2010 | 17:31 WIB

CIREBON, KOMPAS.com - Gempa berkekuatan 6,3 skala Richter yang berpusat di Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (26/6/2010) sekitar pukul 16.50 WIB, tidak hanya menggemparkan warga Jakarta tapi juga Cirebon, Cilacap dan sekitarnya.

Warga yang merasakan gempa sekitar 10 detik tersebut sempat keluar rumah dan menyaksikan air kolam dan bergoyang. "Saya merasakan gempa karena sedang duduk di dalam rumah, setelah saya melihat kolam airnya bergoyang," kata seorang warga Jalan Pembangunan Cirebon, Zahrawan.

Sementara, petugas Stasiun Meteorologi Cilacap, Teguh Wardoyo, mengatakan, gempa tersebut berlokasi di 8,37 lintang selatan dan 107,98 bujur timur. "Lokasi gempa berada sekitar 118 kilometer barat daya Tasikmalaya, Jawa Barat, dengan kedalaman 34 kilometer," katanya.

Menurut dia, gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Sementara itu sejumlah warga di Kabupaten Cilacap mengaku dikejutkan dengan adanya gempa tersebut.

"Guncangan gempa tersebut terasa sangat kencang," kata Amron (30), warga Jalan Wilis, Kelurahan Sidanegara, Cilacap Tengah.

Warga lainnya, Siti Maryam (50), mengatakan, dua orang cucunya berteriak ketakutan saat terjadinya gempa tersebut. Selain di Cilacap, guncangan gempa tersebut juga dirasakan hingga Purwokerto.

Seorang warga Purwokerto, Amin (30) mengatakan, guncangan gempa tersebut dirasakan sangat kuat di sekitar tempat tinggalnya.

Editor: yuli | Sumber : ANT

Warga Jakarta Juga Rasakan Gempa

Sabtu, 26/06/2010 17:04 WIB
Warga Jakarta Juga Rasakan Gempa
Ken Yunita - detikNews

Jakarta - Gempa 6,3 skala richter yang terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat ternyata juga di Jakarta. Sejumlah pekerja kantor yang bekerja di gedung bertingkat merasakan goncangan cukup kencang.

"Goyangnya bikin pusing, tapi cuma sesaat," kata Maman, salah satu karyawan kantor di Jakarta Selatan, Sabtu (26/6/2010).

Namun Maman dan sejumlah rekannya yang sedang lembur tidak berlari ke lantai bawah. Kebetulan, Maman bekerja di lantai 5.

"Enggak sih, goyangannya cuma 5 detik kira-kira," katanya.

Gempa berkekuatan 6,3 skala richter (SR) melanda Tasikmalaya, Jabar. Gempa terjadi sekitar pukul 16.50 WIB, Sabtu (26/6/2010).

Berdasarkan data dari Badan Materologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi di 8.37 Ls, 107.98 BT 118 km BaratDaya. Kedalaman gempa di 34 Km.

(ken/ndr)

Selasa, 25 Mei 2010

Ratusan Rumah Rusak Akibat Tanah Ambles

Ratusan Rumah Rusak Akibat Tanah Ambles


Liputan6.com, Sumedang: Tanah ambles yang terjadi di Dusun Cinangsi dan Dusun Ciumpleng, Desa Cinangsi, Sumedang, Jawa Barat, membuat 365 rumah rusak berat dan tidak layak huni. Praktis, desa yang awalnya dihuni 426 keluarga ini seperti kampung mati.

Pantauan SCTV, Senin (24/5), warga yang memiliki dana memilih mengungsi dan tinggal di rumah kontrakan di kecamatan lain. Mereka khawatir tertimpa bangunan yang roboh karena hingga kini tanah masih terus bergeser. Namun sebagian warga lain tetap bertahan.

Namun tak seluruh warga yang tinggal di kaki Gunung Bayu dan Pasir Tamiang ini mau untuk mengungsi. Sebagian penduduk memilih tetap bertahan walau khawatir tertimpa bangunan. Mereka tidak pindah karena tidak punya uang untuk membayar rumah kontrakan.

Sementara itu bantuan dari pusat belum juga turun. Pemerintah daerag setempat sudah angkat tangan akibat besarnya dana yang harus ditanggung untuk merelokasi penduduk. Diperkirakan dibuthkan dana sekitar Rp 18 miliar untuk merelokasi warga ke tempat aman.

Dampak lain dari bencana ini telah mengakibatkan puluhan penduduk stres. Sebagian bahkan meninggal dunia akibat memikirkan dampak dari bencana alam ini. Tercatat tujuh warga Cinangsi mengembuskan napas terakhir akibat serangan jantung sejak dua bulan terakhir.

Selain rumah, retakan tanah membuat kantor desa retak sehingga pelayanan dialihkan ke rumah warga yang masih bisa digunakan. Sementara jalan provinsi yang menghubungkan Sumedang dengan Majalengka hanya bisa dilalui satu arah akibat tanah yang ambles.

Bencana alam tanah ambles ini terjadi sejak Februari lalu. Berdasarkan penelitian Badan Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi, pergeseran tanah di desa ini mencapai satu milimeter per menit. Pergeseran tanah kian cepat setelah hujan mengguyur kawasan ini.(JUM)

http://id.news.yahoo.com/lptn/20100524/tid-ratusan-rumah-rusak-akibat-tanah-amb-e390447.html

Jumat, 21 Mei 2010

Ribuan Rumah Dilanda Banjir

Ribuan Rumah Dilanda Banjir


Ribuan Rumah Dilanda Banjir

Liputan6.com, Subang: Banjir melanda tiga kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/5), Ketiga kecamatan tersebut adalah Bale Endah, Dayeuh Kolot, serta Bojong Soang. Ribuan rumah di kawasan ini dilanda banjir akibat meluapnya Sungai Citarum setelah diguyur hujan deras.

Ketinggian air mencapai 2,5 meter. Bahkan, di rumah-rumah warga ketinggian air mencapai genting rumah. Akibatnya, warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Berdasarkan pantauan SCTV, selain merendam perkampungan, banjir juga memutus ruas jalan yang menghubungkan Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung. Sehingga terjadi gangguan lalu lintas akibat penumpukan kendaran.

Banjir juga melanda kawasan Ciater, Subang, Jabar. Belasan villa dan rumah rusak parah akibat diterjang banjir air bah dari pegunungan Tangkuban Perahu setelah terjadi longsoran batu serta pepohonan akibat guyuran hujan deras. Belasan sepeda motor juga hanyut terbawa banjir. Tak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.

Diduga, banjir akibat penebangan liar di kawasan hutan milik Perhutani. Hingga kini, warga mengaku masih takut terhadap kemungkinan terjadinya banjir bandang susulan mengingat curah hujan masih tinggi.(BOG)

http://id.news.yahoo.com/lptn/20100521/tid-ribuan-rumah-dilanda-banjir-e390447.html

Selasa, 18 Mei 2010

Sebagian Warga Lari Keluar Rumah Saat Gempa

Sebagian Warga Lari Keluar Rumah Saat Gempa


Sukabumi (ANTARA) - Sebagian warga Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, lari keluar rumah saat gempa bumi mengguncang wilayah itu dengan kekuatan enam skala Richter pada Selasa sekitar pukul 18.59 WIB.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di 8,22 listang Selatan (LS)-107,21 bujur timur (BT) atau 147 kilometer tenggara Sukabumi, Jawa Barat, dengan kedalaman sekitar 13 kilometer.

"Guncangan gempa terasa sebanyak dua kali. Saya langsung keluar rumah saat gempa terjadi," kata warga Kelurahan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, Ade (28).

Menurut dia, beberapa tetangganya juga berlari ke luar rumah karena khawatir guncangan gempa itu merobohkan rumah mereka.

Selain itu, pengguna jasa internet di Jalan Siliwangi, Kota Sukabumi, juga berlarian ke luar karena khawatir dengan guncangan gempa itu.

Warga Kecamatan Cicurug, Sulaeman (25), mengatakan, merasakan gempa sebanyak dua kali.

"Saat gempa terjadi saya sedang berada di warnet. Saya langsung keluar ketika gempa terjadi," ujarnya.

http://id.news.yahoo.com/antr/20100518/tpl-sebagian-warga-lari-keluar-rumah-saa-cc08abe.html

Sabtu, 17 Oktober 2009

Gempa Juga Panikkan Warga Sukabumi


Jumat, 16/10/2009 17:37 WIB
Gempa Juga Panikkan Warga Sukabumi
Rosdiana Dewi - detikNews


Sukabumi
- Gempa berkekuatan 6,4 SR, yang berpusat di laut Ujung Kulon, juga membuat warga Kota Sukabumi panik. Mereka berhamburan keluar rumah dan bangunan bertingkat seperti perkantoran dan pusat perbelanjaan.

"Gempa...gempa...," teriak seorang wanita sambil berlari keluar dari Supermal Mayopil, Jl A Yani, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (16/10/2009).

Pantauan detikcom, suasana serupa juga terjadi di sejumlah gedung bertingkat lainnya. Misalnya Toserba Selamat dan Giant di Jl RE Martadinata. Di tempat ini, ratusan orang sontak berhamburan keluar beberapa detik setelah gempa terjadi.

Hampir sebagian besar dari mereka keluar dengan wajah pucat. Beberapa di antaranya bahkan terlihat hampir menangis.

"Kita kan masih trauma dengan gempa beberapa waktu lalu di Tasikmalaya dan Padang. Apalagi kalau melihat tayangan di TV tentang detik-detik gempa di Padang," ungkap Adi, salah seorang pengunjung toserba Selamat.

Selain Sukabumi, gempa tersebut juga dirasakan warga Jakarta dan Bogor. Gempa ini berpusat di Ujung Kulon dengan kedalaman 10 km di lautan.
(djo/djo)

Minggu, 23 Agustus 2009

Indramayu Bakal Tenggelam

Indramayu Bakal Tenggelam
Tidak Lama Lagi
RABU, 5 AGUSTUS 2009 | 10:29 WIB

INDRAMAYU, KOMPAS.com — Tanjung Indramayu telah tenggelam akibat abrasi yang tidak bisa dikendalikan, baik oleh masyarakat sekitar maupun Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

"Pengikisan pantai terus terjadi setiap tahunnya dari peta tahun 2004 masih terlihat ada Tanjung Indramayu. Di tanjung tersebut terdapat dua daratan yaitu Pancar Payung dan Pancar Belah, tetapi pada tahun 2009 sudah tidak tampak, semua berubah jadi lautan," kata Kepala Pelabuhan Indramayu, Sukiman, di Indramayu.

"Tanjung Indramayu memiliki panjang sekitar 3.600 meter dan lebar 1.800 meter telah berubah menjadi lautan, peristiwa tersebut sangat mengkhawatirkan daratan yang masih ada, kalau pihak terkait tidak berupaya mempertahankannya maka semua bibir pantai akan hilang," katanya.

"Untuk lima tahun ke depan bisa terjadi lebih parah, maka dari masyarakat serta pemerintah harus segera melakukan pencegahan lebih awal, supaya daratan yang ada bisa dipertahankan," katanya.

"Saat ini masyarakat di kawasan pantai utara Indramayu belum menyadari serta tidak pernah peduli terhadap pantai dan lingkungan di sekitarnya, maka dalam hitungan waktu yang singkat telah terjadi kerusakan pantai," katanya.

"Solusi untuk mengantisipasinya antara lain, menanam pohon bakau, mangrove, juga menghindari pengerukan bibir pantai yang sering terjadi di kawasan pantai Indramayu, dalam permasalahan ini masyarakat dan pemerintah harus bersama-sama untuk mempertahankan daratan tersebut," katanya.

"Dalam mempertahankan daratan masyarakat harus peduli terhadap lingkungan juga harus bisa memeliharanya, apabila hal tersebut tidak diperhatikan maka Indramayu akan tenggelam dalam waktu yang tidak lama lagi," katanya.

"Tanjung sangat diperlukan untuk sebuah pelabuhan karena fungsi dan manfaatnya sangat banyak seperti bisa menahan apabila terjadi angin dari timur, lahan bongkar muat kapal juga sebagai penahan gelombang," katanya.

"Selain Tanjung Indramayu, masih banyak daratan yang akan mengalami hal serupa seperti bibir pantai di daerah Sukra yaitu Sumur Adem di mana lahan tersebut dijadikan proyek pembangkit listrik tenaga uap," katanya.

"Yang paling jelas terlihat yaitu kawasan wisata bahari Tirtamaya yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota Indramayu, pada tahun 1997 masih ada daratan untuk sarana pengunjung, tapi untuk saat ini daratan tersebut berubah menjadi lautan," katanya.


BNJ
Sumber : Ant

http://sains.kompas.com/read/xml/2009/08/05/10291839/indramayu.bakal.tenggelam.tidak.lama.lagi