Tampilkan postingan dengan label hutan lindung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hutan lindung. Tampilkan semua postingan

Rabu, 16 September 2009

Hutan Lindung Rusak Parah

Hutan Lindung Rusak Parah,
Solusinya Hanya Prihatin
Ilustrasi kerusakan hutan

    RABU, 16 SEPTEMBER 2009 | 09:43 WIB

    LEBAK, KOMPAS.com - Hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang ada di wilayah Kabupaten Lebak, Banten, rusak parah akibat pembalakan liar.

    "Saya merasa prihatin kerusakan hutan sekitar TNGHS dan mengancam keselamatan habitat ekosistem satwa langka itu," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dushutbun) Kabupaten Lebak H Aan Kusdinar, di Lebak, Rabu (16/9).

    Aan mengatakan, areal kerusakan hutan itu hingga kini belum begitu diketahui secara pasti karena merupakan kewenangan Balai Taman Nasional TNGHS yang berpusat di Sukabumi.

    Karena itu, pihaknya ke depan menjalin koordinasi dengan Balai Taman Nasional TNGHS untuk mencegah kerusakan hutan lebih luas. Saat ini, kondisi hutan di sekitar hutan konservasi TNGHS kritis akibat adanya kegiatan penebangan liar.

    Kerusakan hutan itu mulai blok Kecamatan Sobang hingga Cibeber, karena banyak warga yang melakukan penebangan pohon tanpa izin, seperti di kawasan Gunung Bongkok.

    Kerusakan hutan tersebut, juga akibat adanya kegiatan eksplorasi penambangan emas tanpa izin di Kecamatan Cibeber. "Pertambangan emas tanpa izin ini tentu bisa merusak pelestarian lingkungan," katanya.

    Jika kawasan hutan konservasi TNGHS tidak dilakukan penghijauan atau reboisasi, akan menjadi bencana alam. Selain itu, akan menimbulkan kerugian besar karena habitat flora dan fauna yang dilindungi menghilang.

    Reboisasi hanya dilakukan melalui program Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GRHL). "Sebagian besar program GRHL itu dilakukan hutan produksi milik masyarakat," katanya.

    Dia berharap Balai Taman Nasional TNGHS bersama Pemkab Lebak melakukan reboisasi penghijauan agar kondisi hutan tidak rusak.

    "Tahun ini kami juga melakukan penghijauan dengan penanaman pohon keras seluas 200 hektare di lahan kritis pada areal hutan produksi," ujar Aan Kusdinar.


    BNJ
    Sumber : Antara

    http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/16/09435379/hutan.lindung.rusak.parah.solusinya.hanya.prihatin

    Senin, 31 Agustus 2009

    Hutan Lindung Terbakar

    30 Hektar Hutan Lindung Terbakar
    Ilustrasi


    SENIN, 31 AGUSTUS 2009 | 17:36 WIB

    GARUT, KOMPAS.com - Kebakaran hutan lindung blok Cirompang gunung Putri Garut, sejak Senin (31/8) siang mencapai 30 hektare lebih.

    Kepala Dinas Kehutanan setempat Ir Eddy Muharam didampingi Kepala Seksi Pengawasan Hutan, Suroto, Senin, menyatakan, terjadinya peristiwa tersebut diduga kuat akibat pembakaran semak belukar pada lahan milik penduduk, yang dijadikan lahan berkebun.

    "Lahan milik penduduk itu, letaknya bersebelahan dengan pinggir kawasan hutan lindung yang banyak terdapat pohon pinus bahkan termasuk wilayah Cagar Alam (CA)Kamojang," katanya.

    Hingga sore sejumlah aparat Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat di Garut, masih berada di lokasi kejadian, yang terus berupaya keras melakukan pemadaman agar kobaran apinya tidak semakin meluas.

    "Adanya sumber api sekecil apapun pada kawasan hutan berketinggian ribuan meter diatas permukaan laut ini, dapat menimbulkan kobaran api sangat besar, terutama di musim kemarau yang kering kerontang dengan tiupan angin kencang," ungkap petugas BKSDA setempat, Sobari, menambahkan.

    Kawasan yang termasuk hutan lindung gunungapi Guntur tersebut setiap musim kemarau panjang kerap terjadi kasus kebakaran.

    Terutama pada hutan sekitar lereng gunung api, selama ini bisa diakibatkan pecahnya bebatuan tertimpa sangat panasnya sengatan sinar matahari kemudian memercikan api, kerap menjadi sumber kobaran api pada rumput alang-alang kering sekitarnya.

    Sementara itu, penyebab lainnya juga bisa akibat bekas api unggun yang belum sepenuhnya padam karena di wilayah lereng gunung ini masih sarat dilakukan penambangan pasir dan batu, juga terdapat beberapa tenda untuk istirahat.

    Namun menurut kepercayaan masyarakat, yang bermukim di kaki gunung api Guntur itu selama ini menyebutkan, jika sering terjadi kebakaran di gunung itu sebagai pertanda akan segera turun hujan.

    "Sehingga banyak sumber di sekitarnya menyebutkan, terdapat kemungkinan sengaja dibakar agar segera turun hujan," katanya.


    BNJ
    Sumber : Antara

    http://sains.kompas.com/read/xml/2009/08/31/17365540/30.hektar.hutan.lindung.terbakar