Selasa, 05/10/2010 21:21 WIB
Fajar Pratama - detikNews
"Kendaraan tidak bisa masuk karena kondisi jalan berlumpur. Tim harus jalan kaki. Ini menjadi hambatan utama bagi kami," tukas Kepala Sub Operasi Sorong Arifin kepada detikcom, Selasa (5/9/2010).
Tim evakuasi saat ini tengah fokus untuk menyelamatkan korban-korban yang masih belum jelas keberadaannya. Menurut Arifin, jumlah korban yang masih misterius itu mencapai ratusan orang.
"Data yang kami miliki ratusan orang masih hilang. Ini yang sedang kami tindaklanjuti," lanjut dia.
Selain itu, Arifin menambahkan, saat ini 61 orang dalam kondisi luka berat. Sedangkan untuk korban meninggal, Kementerian Kesehatan menyebut berjumlah 29 orang.
Para pengungsi saat ini ditempatkan di dataran tinggi yang jauh dari jangkauan banjir. Wasior sendiri berada dalam suatu lembah yang membuat lokasi tersebut cukup rentan terhadap bencana banjir.
Upaya penanganan terhadap pengungsi juga terhambat karena banjir bandang juga mengakibatkan kerusakan fasilitas kesehatan antara lain
Puskesmas Distrik Wasior, mess dokter serta perawat, rumah dinas dan paramedis rusak.
Kiriman bantuan dari kabupaten tetangga pun mengalir ke Wasior. Di antaranya dari Dinkes Kabupaten Nabire yang telah menugaskan 4 tenaga dokter dan 4 perawat serta menyiapkan RSUD dan RS swasta sebagai tempat rujukan. Selain itu KKP Manokwari memberangkatkan 1 dokter
dan 2 perawat, 1 sanitarian, 1 petugas logistik serta membawa tenda dan obat-obatan.
Untuk diketahui, jarak waktu tempuh menuju tempat bencana dari Manokwari yakni 1 jam dengan pesawat, 8 jam dengan kapal laut milik Pelni, dan 16 jam dengan kapal pelayaran rakyat.
(lrn/lrn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar