Selasa, 12 Oktober 2010

Sampah & Kayu Gelondongan Cemari Teluk Cendrawasih

Senin, 11/10/2010 16:24 WIB
Banjir Wasior
Sampah & Kayu Gelondongan Cemari Teluk Cendrawasih foto
Mega Putra Ratya - detikNews




Papua
- Perairan di pinggiran Teluk Cendrawasih, Papua Barat, yang semula jernih dan biru kini menjadi keruh dan berlumpur setelah banjir bandang. Sampah-sampah rumah tangga dan potongan kayu mengotori teluk itu.

Pengamatan detikcom, Senin (11/10/2010), sampah-sampah dan potongan kayu berserakan di sekitar 300 meter dari Pelabuhan Wasior, Kab Teluk Wondama, Papua Barat.

Beberapa warga tampak memungut dan memilih barang-barang yang kemungkinan masih bisa mereka gunakan. Ada seseorang yang terlihat menggotong daun pintu. Air dan lumpur di pinggiran teluk setinggi dengkul orang dewasa.

"Air pantai ini menjadi keruh karena lumpur akibat banjir kemarin. Hari-hari biasanya sebelum ada bencana, walaupun air itu mengalir dari sungai ke pantai tetapi air tetap jernih dan biru. Kalau hujan deras, menjadi kotor lagi dan keruh karena lumpur terbawa ke bibir pantai," kata kapten kapal, Yanus, kepada detikcom.

Setelah jarak 300 meter, air Teluk Cendrawasih tampak berwarna biru. Gelombang air terus mengalir ke pinggiran teluk itu.

Korban banjir Wasior kini menjadi 147 orang meninggal dunia dan 123 orang hilang.

Wasior dikenal sebagai daerah yang rawan banjir bandang. Tercatat tiga kali banjir bandang berkekuatan besar menghempas pemukiman penduduk di distrik itu.

Banjir bandang paling besar terjadi pada tahun 1955. Banjir serupa juga terjadi pada tahun 2008. Namun, banjir bandang pada tahun 2008 ini tidak separah yang baru saja terjadi di tahun 2010.

(aan/nrl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar