Jumat, 06 Januari 2012

Banjir di Brazil, 4.000 Warga Dievakuasi


Banjir di Brazil, 4.000 Warga Dievakuasi

Akibat aliran banjir, jalan tol amblas, memutus akses jalan.

JUM'AT, 6 JANUARI 2012, 13:37 WIB
Denny Armandhanu
VIVAnews - Pemerintah Brasil mengevakuasi sekitar 4.000 orang di kota Rio de Janeiro menyusul sungai yang meluap akibat hujan deras. Di berbagai daerah sekitar Rio, hujan deras menyebabkan longsor, menewaskan warga.

Seperti diberitakan CNN, Kamis 5 Januari 2011, aliran banjir membuat jalan tol di prefektur Campos dos Goytacazes amblas. Celah seluas 20 meter yang dialiri air memutus akses jalan. Tingkat ketinggian banjir dilaporkan terus naik sekitar 3,5 - 4 meter.

Sebelumnya, hujan lebat juga terjadi di wilayah Brasil selatan dan pusat. Salah satu negara bagian terparah terendam banjir adalah Minas Gerais. Banjir di kota ini menyebabkan longsor, menewaskan delapan orang. Sebanyak 10.000 orang di wilayah ini terpaksa mengungsi. 

Bulan Januari di Brasil adalah musim dengan curah hujan tinggi. Setahun lalu, lebih dari 1.000 orang tewas di daerah pegunungan Rio de Janeiro akibat longsor. (umi)
• VIVAnews

Selasa, 03 Januari 2012

Empat Titik Semburan Gas Mudah Terbakar Muncul di Dusun Bendungan

Selasa, 03/01/2012 15:04 WIB

Empat Titik Semburan Gas Mudah Terbakar Muncul di Dusun Bendungan

Suparno - detikSurabaya




Sidoarjo
 - Lagi-lagi semburan lumpur disertai gas mudah terbakar menyembur di Dusun Bendungan, Porong, 4 Km utara pusat semburan lumpur Lapindo. Bubble yang menyebur sejak 2 minggu tersebut membuat khawatir warga di RT 1 RW 2.


"Kalau gelembung tersebut ada sumber api, maka bisa nyala," kata Ali Mahfud (38), warga Dusun Bendungan, Desa Persawahan kepada detiksurabaya.com, Selasa (3/12/2012).


Ali menambahkan, saat ini di sebelah bangunan rumahnya telah mengeluarkan empat titik semburan api. "Di rumah saya muncul semburan api di samping, di depan dan yang paling besar ada di belakang rumah tingginya 50 cm," tambahnya.


Muhamad Jais (44), seorang warga lainnya berharap pemerintah dan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) segera menangani permasalahan di desanya.


"Saya harap pemerintah dan instansi terkait yaitu BPLS bisa menangani masalah di desa kami," ujar pria asal Dusun Bendungan, Desa Persawahan.


Hal ini menurut Jais dikarenakan kondisi air sumur warga desa telah tercemar dengan warna coklat kehitam-hitaman. "Warga gak bisa pakai air sumur lagi. Tiap hari harus beli air seharga Rp 3.500. Sebelum muncul semburan, kami gak pernah keluar uang untuk beli kebutuhan sehari-hari," ungkap Jais.


Warga mengharapkan instansi terkait bisa memberi pasokan air bersih, dan menjamin kesehatan warga desa. Karena setiap hari warga harus mencium bau yang tak sedap.


"Instansi diharapkan bisa membantu kami untuk memberi pasokan air bersih dan menghimbau warga untuk jaga kesehatannya. Soalnya tiap hari harus cium bau yang tak sedap," tandas Jais.


(bdh/bdh) 


http://surabaya.detik.com/read/2012/01/03/150458/1805662/475/empat-titik-semburan-gas-mudah-terbakar-muncul-di-dusun-bendungan?991101mainnews

Minggu, 01 Januari 2012

Waspadai 9 Fenomena Alam Ini di Tahun 2012


Waspadai 9 Fenomena Alam Ini di Tahun 2012

Rachmadin Ismail - detikNews
Minggu, 01/01/2012 05:00 WIB

Jakarta - Menyambut tahun 2012, ada baiknya masyarakat mewaspadai sejumlah fenomena alam yang kemungkinan terjadi. Sedikitnya ada 9 kejadian alam yang perlu diperhatikan dan disiapkan proses mitigasinya secara benar.

Berikut 9 fenomena alam tersebut seperti yang disampaikan oleh staf khusus presiden bidang bantuan sosial dan bencana alam, Andi Arief, dalam rilis kepada detikcom, Sabtu (31/12/2011):

1. Ancaman dari Gempa-Tsunami Mentawai (Siberut) 8,9 SR yang dapat mengancam satu juta lebih penduduk di Padang, Pariaman, Painan dan wilayah lain di Sumatera Barat serta Bengkulu, khususnya di sepanjang pesisir barat. Catatan pengukuran jaringan CGPS SuGAr LIPI menunjukan keadaan lewat jatuh tempo pengulangan gempa besar 8.7 SR tahun 1833.

2. Potensi Gempa di Selat Sunda - Selatan Jawa Barat, serta gempa di sesar Cimandiri, sesar Lembang Jawa Barat, Bali, potensi ancaman gempa di jalur patahan aktif besar seperti di Patahan Palukoro-Matano di Sulawesi, Patahan Sorong dan Tarerua-Aiduna di Irian, dan banyak lagi sistem patahan besar di darat dan juga wilayah lautan khusunya di Indonesia Timur yang belum banyak diteliti dan dikenal orang.

3. Setelah gempa Aceh 2004 dan Gempa Sendai, Jepang 2011, kita dihadapkan pada gunung-gunung api yang terus menerus menggeliat. Setelah letusan besar Merapi 2010, sekarang dihadapkan dengan letusan khususnya Gunung Gamalama dan aktivitas Krakatau serta 23 gunung lain yang berstatus Waspada dan Siaga.

4. Bahaya sekunder gunung api terutama di Sekitar aliran sungai pasca letusan Merapi 2010. Potensi banjir longsoran material erupsi Merapi 120 juta m3

5. Potensi Gempa dari patahan besar Sumatra yang sudah cukup banyak diteliti serta gunung api lain pun ada yang bisa menjadi kejutan bencana karena pengetahuan dan database kegempaan gunung api kita masih minim. Untuk Patahan Sumatra segmen yang sudah lama bertapa termasuk: di wilayah Aceh, Toba, Pasaman, Bukit Tinggi ke Utara, Dempo, dan Teluk Semangko serta Selat Sunda.

6. Bencana lumpur Porong Sidoarjo yang masih belum selesai, dan belum adanya kepastian penghitungan volume sumber lumpur yang masih terus keluar dari dalam bumi. Proses subsidensi (penurunan tanah) dan fenomena ikutannya berupa keluarnya gas hidrokarbon dari dalam bumi lewat rekahan-rekahan, deteriorasi kualitas lingkungan-air tanah, udara dan rambatan kerusakan dinamis pada infrastruktur di sekitar daerah semburan (di luar tanggul) masih terus terjadi.

7. Ancaman banjir di mana-mana, khususnya Kota-kota besar seperti Jakarta dengan intensitas sama seperti yang terjadi tahun 2002 dan 2007 dan Semarang. Untuk di daerah-daerah, terutama di lereng-lereng bukit juga sering disertai dengan bencana longsor atau banjir bandang.

8. Iklim yang sepertinya menjadi kian tidak menentu dan ekstrim yang juga bisa menyebabkan bencana, termasuk ancaman berbagai wabah penyakit. Disamping adanya ancaman terhadap sistem ketahanan pangan dan energi.

9. Meningkatnya frekuensi kejadian topan-badai di laut, gelombang tinggi serta munculnya fenomena angin ribut beliung akibat depresi lokal.

(mad/mad)