Minggu, 31 Oktober 2010

Korban Tewas Tsunami Mentawai 449 Orang

Korban Tewas Tsunami Mentawai 449 Orang
Orang hilang tinggal 96 orang, sementara pengungsi hampir 15 ribu orang.
MINGGU, 31 OKTOBER 2010, 11:07 WIB
Arfi Bambani Amri

VIVAnews - Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan korban tewas akibat tsunami di Kepulauan Mentawai sudah mencapai 449 orang hingga pagi hari ini, Minggu, 31 Oktober pukul 10.00 WIB. Sebagian besar korban hilang telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, sehingga jumlah korban hilang berkurang menjadi 96 orang.

Sementara, korban luka berat akibat kejadian gempa dan tsunami pada Senin 25 Oktober 2010 ini adalah 270 orang dan luka ringan 142 orang. Sementara itu, pengungsi berjumlah 14.983 jiwa.

Data jumlah kerugian materiil tidak berbeda dengan laporan sebelumnya, yaitu 516 unit rusak berat dan 204 rumah rusak ringan, 6 unit sarana pendidikan rusak berat, 8 unit tempat ibadah, 6 rumah dinas, 7 jembatan, 2 resor, 1 kapal dan jalan sekitar 8 km mengalami kerusakan.

Hari ini kegiatan pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban akan dilanjutkan. Sementara itu pendistribusian bantuan akan dilakukan melalui jalur udara dan laut.

Empat unit helikopter sudah berada di lokasi untuk mempercepat pendistribusian bantuan kepada korban bencana di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau melalui darat.

Selain itu 1 KRI Teluk Ambon, 1 kapal cargo dan 1 kapal krisna telah beroperasi. Pendistribusian bantuan melalui jalur laut menggunakan 7 unit boat. Namun masih dibutuhkan tambahan 20 unit boat untuk mengoptimalkan pendistribusian bantuan ke 27 titik lokasi pengungsian.

• VIVAnews

Tips Hadapi Hujan Abu Merapi

Tips Hadapi Hujan Abu Merapi
Tips yang diinformasikan di antaranya warga diminta untuk tidak panik dan tetap tenang.
MINGGU, 31 OKTOBER 2010, 03:46 WIB
Antique, Dwifantya Aquina

VIVAnews - Gunung Merapi masih dalam status waspada, setelah sebelumnya kembali mengalami ledakan yang sempat membuat kepanikan penduduk sehingga mereka memilih mengungsi di gedung maupun tenda yang disediakan di tempat dengan status KRB I (Kawasan Rawan Bencana paling aman).

Sementara itu, informasi yang diperolehvivanews.com dari akun twitter relawan jalin Merapi pada Minggu, 31 Oktober 2010, pengungsi Merapi di GOR Universitas Islam Indonesia (UII) saat ini sangat membutuhkan perlengkapan seperti selimut dan peralatan kesehatan. Sedangkan dari pos pengungsian Kemalang, pengungsi kehabisan stok pangan.

Hingga saat ini tim kesehatan di posko kesehatan masih terus memeriksa kesehatan para pengungsi dan relawan yang menghirup abu vulkanik.

Dalam situs relawan jalin Merapi dipaparkan pula beberapa tips menghadapi hujan abu yang dapat terjadi kapan saja. Tips yang diinformasikan di antaranya warga diminta untuk tidak panik dan tetap tenang, tetap di dalam ruangan.

Jika sedang berada di luar ruangan, carilah halte yang beratap (seperti di dalam gedung atau mobil). Kemudian gunakan masker, sapu tangan, slayer, atau handuk basah untuk menutupi hidung dan mulut. Jika sudah ada peringatan sebelumnya terjadi hujan abu, pulanglah segera dari aktivitas di luar.

Namun, jika hujan abu terjadi ketika sedang bekerja, tetaplah di dalam ruangan sampai hujan abu reda. Siapkan emergency calls, (seperti nomor telpon rumah sakit dan ambulans), dengarkan radio lokal untuk informasi perkembangan erupsi dan rencana pembersihan.

Selain itu, warga juga diimbau untuk tidak menggunakan lensa kontak yang dapat merusak kornea mata apabila tercampur abu dan jika ada abu di dalam air bersih, biarkan mengendap kemudian ambil air jernihnya. Jika pasokan abu terlalu banyak, jangan gunakan mesin cuci piring atau mesin cuci.

Air yang terkontaminasi oleh abu, dapat membuat air minum beresiko terhadap kesehatan, lebih baik jangan langsung mengkonsumsi sayur sayuran dari kebun, tapi cucilah terlebih dahulu.

• VIVAnews

Merapi Meletus Lagi, Awan Panas Menyebar

Merapi Meletus Lagi, Awan Panas Menyebar
Letusan terjadi sejak pukul 11.28 - 15.14 WIB, Minggu, 31 Oktober 2010.
MINGGU, 31 OKTOBER 2010, 17:34 WIB
Maryadie

VIVAnews - Gunung Merapi kembali meletus. Letusan terjadi sejak pukul 11.28 - 15.14 WIB, Minggu, 31 Oktober 2010.

Letusan Merapi kali ini juga mengeluarkan awan panas dan hujan abu.
"Luncuran awan panas menyebar kemana-mana. Terjadi sejak tadi siang," kata Kepala Pusat Vulkonologi & Mitigasi Bencana Geologi Surono saat dihubungi VIVAnews.

Luncuran awan panas ini terjadi beberapa kali menuju lereng dengan kecepatan tinggi. Salah satunya ke arah hulu Kali Gendol yang jaraknya 6.5 kilometer dari puncak Merapi.

Sejak Merapi meletus Selasa, 26 Oktober 2010 lalu, hingga kini sudah beberapa kali terjadi letusan.

Letusan terakhir sebelum meletus lagi hari ini terjadi Sabtu 30 Oktober 2010 dini hari pukul 00.50. Letusan itu teramat dahsyat.

"Tinggi asap 3,5 kilometer, warna hitam. Masyarakat panik karena Merapi tak pernah bikin petasan sebesar itu," kata Surono. Abu akibat letusan Merapi itu menyebar ke seluruh wilayah Yogyakarta.

• VIVAnews

Stok Makanan Aman untuk 7 Hari, Pengungsi Umbulharjo Butuh Hiburan

Minggu, 31/10/2010 17:48 WIB
Stok Makanan Aman untuk 7 Hari, Pengungsi Umbulharjo Butuh Hiburan
Hery Winarno - detikNews



Sleman - Bantuan yang mengalir ke Kabupaten Sleman, khususnya di Posko Balai Desa Umbulharjo terus mengalir. Persediaan makanan untuk 7 hari ke depan pun dirasa aman. Namun warga pengungsian saat ini membutuhkan hiburan.

"Stok makanan untuk 7 hari ke depan aman. Tapi yang warga butuhkan adalah hiburan untuk melupakan trauma," ujar Sekretaris Desa (Sekdes) Umbulharjo Hendrik saat berbimcang dengan detikcom, di Balai Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Minggu (31/10/2010).

Menurut Hendrik, hiburan seperti musik campursari dapat membuat para korban erupsi Merapi lupa sejenak akan tragedi yang menimpanya. "Kalau mereka melupakan, maka mereka punya semangat hidup. Tapi kalau mereka masih ingat, mereka seolah tidak punya semangat," tambah Hendri.

Desa Umbulharjo merupakan desa yang paling parah terkena dampak terjangan awan panas. Tiga dusun di desa itu bahkan luluh lantah, rata dengan tanah yakni dusun Kinahrejo, Pelemsari dan Ngrangkah.

Para warga yang sebelumnya mengungsi di Balaidesa Umbulharjo kembali panik, saat gunung Merapi kembali meletus Sabtu (30/10) dini hari lalu. Warga di pengungsian terpaksa harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

"Total pengungsi ada 3.750-an warga, mereka kita pindahkan ke desa Wukirsari karena balai desa juga tidak aman. Tahun ini tahun terparah," imbuhnya.


(her/fay)

Listrik Masih Padam, Aktivitas Merapi Hambat Perbaikan

Minggu, 31/10/2010 17:57 WIB
Listrik Masih Padam, Aktivitas Merapi Hambat Perbaikan foto
Hery Winarno - detikNews



Sleman - Malam ini warga di lereng Gunung Merapi harus kembali melewatkan malam tanpa penerangan lampu. Padamnya listrik hingga kini belum tertangani akibat aktivitas Merapi yang masih terus berlanjut.

"Kita sudah membersihkan 77 tiang listrik dan melakukan perbaikan kabel yang tertimpa pohon tumbang. Tapi jaringan listrik di Dusun Kinahrejo masih putus. Kita dilarang kesana karena Merapi masih berbahaya," ujar supervisor teknik PLN area Kalasan, Soeyadi, kepada detikcom.

Hal ini ia sampaikan saat melakukan perbaikan jaringan listrik bersama beberapa petugas PLN di Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Minggu (31/10/2010).

"Untuk Sleman, Desa Glagaharjo, Kepuharjo dan sebagian Umbulharjo masih padam malam ini," terangnya.

Hujan abu vulkanik dan pasir pada Sabtu (30/10) dini hari lalu telah membuat jaringan listrik terputus. Hal ini selain disebabkan banyak kabel yang tertimpa pohon, travo di tiang listrik juga kotor akibat abu dan pasir.

"Terpaksa kita bersihkan travo-nya dengan menyiram air, karena hujan tidak sampai sini. Beberapa dusun malam ini sudah ada penerangan, sebagian lagi belum," tambahnya.

Soeryadi tidak bisa memastikan kapan desa-desa di lereng Merapi itu akan kembali menikmati penerangan. Namun selama kondisi Merapi masih terus dinyatakan awas, jajarannya kesulitan melakukan perbaikan.

"Asal ada jaminan aman, kita pasti perbaiki kerusakan yang ada di atas, tapi kita kesana saja dilarang. Dan memang kondisi belum aman, baru saja awan panas keluar lagi," imbuhnya.


(her/fay)

Dengar Gemuruh Merapi, Warga Magelang Panik dan Balik ke Pengungsian

Minggu, 31/10/2010 17:39 WIB
Dengar Gemuruh Merapi, Warga Magelang Panik dan Balik ke Pengungsian
Parwito - detikNews



Magelang - Warga sempat panik mendengar suara gemuruh dari Gunung Merapi. Ratusan warga dari sejumlah desa lereng Merapi di Kabupaten Magelang berbondong-bondong melarikan diri ke tempat yang lebih rendah.

Sebelumnya, mereka yang sempat mengungsi ini, sengaja memaksakan diri pulang ke desa sejak pagi tadi. Mereka ingin memberi makan ternak mereka atau ke ladang.

"Siapa lagi yang kasih makan ternak, kalau bukan saya sendiri," Gandungrejo(44) warga Dusun Gintung, Desa Kalibening, Kecamatan Dukun, Magelang, Minggu (31/10/2010).

Gandung menyatakan sekitar pukul 16.00 WIB, mendengar suara gemuruh dari arah Merapi. Dari desanya, puncak Merapi hanya berjarak 8 kilometer. Gemuruh itu terdengar cukup keras.

"Beberapa kali saya dengar suaranya," ungkap lelaki yang saat ditemui detikcom sudah kembali berada di pengungsian di Desa Ngadipuro, Kecamatan Dukun, Magelang

Gemuruh yang sama juga didengar oleh Habib (35), warga Dusun Kalibening Desa Kalibening, Kecamatan Dukun, Magelang. Bahkan, Habib mengaku sempat melihat kepulan awan tebal dari arah gunung menuju ke atas.

"Jelas terlihat asapnya," tegas Habib.

Akibat peristiwa itu kepanikan terlihat di jalan Desa Ngadipura, Desa Kalibening dan Desa Windusari. Beberapa desa yang berada lebih tinggi dari Desa Ngadipuro terlihat puluhan kendaraan roda dua dan empat yang memenuhi jalan untuk mengevakuasi warga.

"Mereka trauma dengan hujan abu kemarin," tegas Suparlan (48), seorang warga Desa Windusari yang turut dievakuasi.

Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas sejak siang hingga sore ini. Tercatat dua kali awan panas meluncur dari puncaknya, pada pukul 14.24 WIB dan 15.55 WIB. Luncuran awan panasnya mengarah hingga 5 kilometer ke arah Kali Gendol, Yogyakarta.


(fay/vit)

Merapi Semburkan Awan Panas 5 Kali

Minggu, 31/10/2010 17:55 WIB
Merapi Semburkan Awan Panas 5 Kali
Nurvita Indarini - detikNews



Jakarta - Pada hari ini, Gunung Merapi masih menyemburkan awan panas. Tercatat ada 5 kali semburan awan panas. Semburan itu mengarah ke Kali Gendol.

"Ada awan panas 5 kali pada hari ini. Sekarang baru dianalisa. Arahnya ke Kali Gendol," ujar seorang petugas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) saat dihubungi detikcom, Minggu (31/10/2010) pukul 16.00 WIB.

Dia pun mengingatkan warga agar tetap waspada mengingat status Gunung Merapi belum diturunkan.

Pada hari ini pukul 14.45 WIB, warga di Desa Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta, yang berjarak sekitar 10 km dari Merapi mendengar suara letusan dari puncak gunung. Suaranya memang tidak terlalu keras.

Meski tidak terlalu jelas, namun warga masih bisa melihat kepulan asap dari puncak Merapi yang berwarna keabu-abuan. "Bunyinya memang tidak terlalu keras, hanya dug! Gitu Mas. Bunyinya samar-samar," ujar seorang warga Umbulharjo.

Beberapa warga memperingatkan pengendara sepeda motor maupun mobil yang melintas di pertigaan Jalan Kaliurang dan Umbulharjo yang ingin naik ke Umbulharjo. "Jangan naik, Mas. Ada awan panas, wedhus gembele mudhun (wedhus gembelnya turun)," kata beberapa pemuda itu.

Meski demikian warga Umbulharjo tidak panik. Sebab alarm yang ada di gunung tidak berbunyi yang menandakan tidak ada pergerakan awan panas ke arah pemukiman warga.


(vit/fay)

Banjir Bandang Hantam Pamona Timur

Minggu, 31/10/2010 17:17 WIB
Banjir Bandang Hantam Pamona Timur
Mahfud Jufri - detikNews


Poso - Tidak kurang 250 kepala keluarga di 4 dusun di wilayah Pamona Timur, Pamona, Sulawesi Tengah terpaksa mengungsi ke dataran tinggi setempat, setelah banjir bandang menghantam wilayah itu sejak Sabtu (30/10) sekitar pukul 20.00 WITA.

Saat ini, sebagian warga ditampung di dua gereja setempat yang kebetulan berada di
atas bukit di sisi timur wilayah tersebut.

Saat ini, setelah sejumlah warga sempat membersihkan rumah mereka yang terendam, hujan deras kembali mengguyur wilayah tersebut. Warga kembali memilih menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi.

"Ini sementara kami harus naik lagi ke gunung. Kami takut ada banjir lagi sebentar malam," kata Eli.

Frangki, warga setempat mengatakan kemungkinan hutannya yang selalu dirambah membuat wilayah setempat mudah diterjang banjir.

Lokasi banjir berjarak tidak lebih dari 100 kilometer dari Kota Poso, Sulawesi Tengah.


(vit/vit)

Waspadai Jakarta Banjir pada Minggu Dini Hari

Minggu, 31/10/2010 01:32 WIB
Waspadai Jakarta Banjir pada Minggu Dini Hari
Hery Winarno - detikNews



(dok detikcom)
Jakarta - Beberapa titik di DKI Jakarta diperkirakan akan banjir pada Minggu (31/10/2010) dini hari. Banjir itu merupakan kiriman dari Bogor, karena curah hujan yang tinggi di daerah Ciawi.

"Ketinggian air di titik pantau Depok mencapai 260 cm pada pukul 17.35 WIB, siaga 3," ujar Kepala Bidang Informasi Publik Pemprov DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia dalam pesan singkat yang diterima detikcom, Sabtu (30/10/2010) malam.

Cucu menambahkan daerah di Jakarta yang akan tergenang adalah Rawajati, Pengadegan, Kebon Baru, Bukit Duri, Bidara China, Kampung Pulo dan Jati Pinggir.

"Air akan sampai daerah tersebut kurang lebih pukul 02.00 dinihari," tandas Cucu.


(her/nwk)