Jumat, 31 Desember 2010

Jalur Utama ke Lautan Pasir Bromo Parah, Pohon Bertumbangan

Jumat, 31/12/2010 13:39 WIB
Jalur Utama ke Lautan Pasir Bromo Parah, Pohon Bertumbangan
Budi Sugiharto - detikSurabaya

foto: Budi S





Probolinggo - Rumah maupun tiang listrik banyak yang ambruk. Tebalnya abu yang disemburkan Gunung Bromo juga membuat pepohonan di jalur menuju lautan pasir porak-poranda.

Jalan berbeton dari Dusun Cemorolawang Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo itu tak bisa dilalui kendaraan roda empat sejak beberapa hari lalu. Sebab pohon-pohon akasia bertumbangan dan menghalangi jalan.

Jalur yang kemiringannya cukup tajam ini sebelumnya menjadi poros utama bagi wisatawan yang akan ke kawah Gunung Bromo maupun menyaksikan matahari terbit di Pegunungan Penanjakan Pasuruan.

Pantauan detiksurabaya.com, Jumat (31/12/2010), meski jalan terhalangi batang pepohonan yang tumbang, namun para warga Tengger masih nekat melintas meski harus susah payah dan ekstra hati-hati. Terlihat warga yang akan mencari rumput untuk pakan ternak maupun tukang ojek yang mengantar wisatawan turun ke lautan pasir mampu menerobos rintangan.

Kondisi tersebut justru sangat dinikmati para turis yang memanfaatkan ojek untuk menuju lautan pasir. "Turis tambah senang kok, katanya sih ini tantangan," kata Jono, warga Cemorolawang yang menjual jasa ojek. Jono, mengakui dilarangnya wisatawan mendekati kawah hingga radius aman 2 Kilometer ini tak menyurutkan nyali para turis.

"Ada yang memaksa mengantar hingga di kaki Bromo. Tapi saya tidak mau, kan dilarang," kata dia.

Jono mengakui, jasa ojek saat ini diminati. Sebab kendaraan hardtop yang biasa melayani jasa mengantar wisatawan tak lagi bisa turun ke lautan pasir. "Ya pilihan kalau mau ke lautan pasir hanya ojek. Kebanyakan sih yang memanfaatkan para turis," katanya dengan tersenyum.
(gik/gik)

Balai Desa, Gedung SMP dan Belasan Rumah di Ngadirejo Ambruk

Kamis, 30/12/2010 08:12 WIB
Hujan Abu Bromo
Balai Desa, Gedung SMP dan Belasan Rumah di Ngadirejo Ambruk
Budi Sugiharto - detikSurabaya

Balai Desa Ambruk Akibat Abu Bromo/Budi S


Probolinggo
- Gunung Bromo 'batuk' berpengaruh pada desa di sekitarnya. Diantara 12 desa di Kecamatan Sukapura, Probolinggo yang dekat dengan gunung itu, Desa Ngadirejo paling parah terkena dampak guyuran abu yang disertai pasir.

Desa Ngadirejo berjarak 5 kilometer dari kawah Bromo dan berada di bukit yang paling tinggi di kawasan itu.

Pengamatan di lapangan, belasan rumah ambruk, termasuk sekolah SMP Satu Atap Ngadirejo sebagian gedungnya ambruk dan rusak. Bangunan itu baru berusia dua tahun.

Namun karena ketebalan abu dan pasir mencapai hampir 15 centimeter, maka tak kuat menahan beban. Begitu pula rumah-rumah penduduk di kawasan itu.

Bahkan pada pukul 06.50 WIB, Kamis (30/12/2010), secara kebetulan reporter detiksurabaya.com melihat langsung ambruknya bangunan Balai Desa Ngadirejo karena tak kuat menahan beban.

"Desa ini parah sekali. Karena angin ke arah Timur Laut," kata Joni warga setempat.

Warga terlihat sibuk membersihkan atap rumah mereka dengan peralatan seadanya. Selain itu juga terlihat antrean di tandon air yang sudah mengalir kembali. Pada pukul 07.30 WIB, hujan abu yang disertai pasir sangat terasa, warga menggunakan payung dan sarung untuk menutupi diri.

Kondisi sebaliknya di Desa Ngadisari relatif lebih aman. Pasalnya desa itu sementara bebas dari guyuran abu. Angin bertiup ke Lumajang dan Probolinggo.

Meski kondisi cukup parah, warga tidak begitu khawatir. karena mereka menyakini bahwa hujan abu ini adalah berkah dari Tuhan. Abu ini mereka anggap pupuk bagi tanaman.

"Ada juga yang ngungsi tadi malam tapi sedikit dan sudah kembali," tambah Joni.


(wln/wln)

Lagi, Bromo Muntahkan Material Pijar Disertai Suara Gemuruh

Kamis, 30/12/2010 22:31 WIB
Lagi, Bromo Muntahkan Material Pijar Disertai Suara Gemuruh
Budi Sugiharto - detikSurabaya



Foto: Budi Sugiharto


Probolinggo
- Gunung Bromo kembali memuntahkan abu berwarna kelabu kecoklatan dan material pijar, dengan disertai suara gemuruh yang cukup keras. Bahkan intensitas gemuruh lebih lama daripada sebelumnya.

Informasi yang dihimpun detiksurabaya.com, mulai Pukul 17.04-22.10 WIB, Kamis (30/12/2010), semburan abu vulkanik yang disertai material pijar dan suara gemuruh masih terjadi.

"Gempa tremor menerus dengan amplituda max 40 mm. Kemarin hanya 55 menit. Dan sekarang lebih lama dan suara gemuruhnya lebih besar," kata M subhan, petugas pos pengamatan Gunung Bromo, di Cemoro Lawang, kepada detiksurabaya.com.

Material pijar menurut Subhan, masih jatuh di kaki Gunung Bromo. Atau berjarak sekitar radius 150 meter dari bibir kawah. Semburan abu yang cukup kencang ini dengan ketinggian 1.200 meter, dan arah angin ke timur dan timur laut.

Menurut dia, muntahan material pijar ini sebagai indikasi terjadinya peningkatan magma dipermukaan. "Tadi juga terdengan suara dentuman keras 2 kali dari kawah," ujar Subhan.
(bdh/bdh)

Banjir Besar di Filipina

Jumat, 31/12/2010 18:44 WIB
Banjir Besar di Filipina
BBCIndonesia.com - detikNews

Banjir FIlipina

Wilayah Filipina Utara dilanda hujan deras enam hari berturut-turut

Hujan deras dan banjir yang terjadi di Filipina menewaskan dua orang dan ribuan lainnya harus mengungsi.

Propinsi Albay di Filipina Timur dinyatakan sebagai daerah bencana ketika ribuan warga harus pindah ke pusat-pusat penampungan pengungsi.

Longsor dan air banjir menutup jalan dan menghancurkan jaringan tiang listrik.

Filipina seringkali dilanda sistem cuaca Pasifik yang buruk dan buruknya infrastruktur di negara itu memperbuduk dampaknya di daerah-daerah perkampungan yang padat penduduk.

Seorang warga berusia 80 tahun dan putranya yang berusia 50 tahun tewas ketika mencoba menyebrangi air banjir di kota Manito.

"Kami mengevakuasi mereka pada pagi hari tetapi keduanya kembali ke rumah untuk mengambil barang-barang milik mereka.

"Sebelum matahari terbenam mereka kembali pusat evakuasi namun terjebak banjir," ujar gubernur propinsi Albay, Joey Salceda.

Warga desa di lereng gunung berapi Mayon juga diungsikan karena banjir.

Gubernur Salceda mengatakan hujan turun di Albay dan wilayah lain di Bicol selama enam hari berturut-turut.

Keadaan ini semakin memungkinkan banjir dan longsor serta ribuan orang lagi harus diungsikan dari rumah mereka.

Resiko banjir bandang juga tinggi dan para petugas penyelamat berlomba untuk mengeluarkan warga dari wilayah itu secepatnya.

Evakuasi warga dimulai tanggal 24 Desember tetapi ditingkatkan karena air banjir terus naik.
(bbc/bbc)


http://www.detiknews.com/read/2010/12/31/175857/1537033/934/banjir-besar-di-filipina?881101934

Bromo 'Batuk', Ibu dan Anak Diminta Mengungsi

Bromo 'Batuk', Ibu dan Anak Diminta Mengungsi
"Warga juga diminta rajin membersihkan atap rumah, menghindari roboh."
KAMIS, 30 DESEMBER 2010, 08:35 WIB
Elin Yunita Kristanti

VIVAnews - Gunung Bromo di Jawa Timur kembali menggeliat. Pada Rabu 29 Desember 2010 petang kemarin, 'Gunung Brahma' ini sempat batuk, mengeluarkan material vulkanik dan lava pijar, meski jatuhnya di sekitar kaldera.

Suara gemuruh terdengar dari Bromo, abu dan pasir mengguyur deras serta menerjang Desa Ngadirejo. Akibatnya, puluhan rumah roboh dan sejumlah kendaraan rusak. Sebagian warga memilih mengungsi.

Kondisi Bromo belum mereda pagi ini, Kamis 30 Desember 2010. "Masih tetap stabil tinggi, masih tetap erupsi tinggi," kata petugas pos pantau di Desa Ngadisari, Sikapura, Probolinggo, Ahmad Subhan saat dihubungi VIVAnews.com.

Dia menambahkan, Bromo masih mengeluarkan abu deras. "Ibu-ibu dan anak-anak yang terkena dampak, diharapkan mengungsi dulu sampai abu mereda," ujar Ahmad.

Abu pun, dia melanjutkan, bertiup tak menentu arah, mengikuti arah angin, dan bisa berubah-ubah. "Warga juga diminta rajin membersihkan atap rumah, menghindari roboh," tambah Ahmad Subhan.

Imbauan mengungsi sebelumnya juga dikeluarkan Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Selasa kemarin, menyusul laporan 20 sapi dan dua kambing mati akibat abu vulkanik Bromo.

Sementara itu, Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi dari PVMBG, Gede Suantika menjelaskan abu Gunung Bromo sangat berbahaya bagi kesehatan terutama mengganggu pernafasan. "Karena alasan kesehatan inilah warga di sekitar Bromo yang terkena hujan abu dan pasir segera mengungsi, sebab abu Bromo mengganggu pernafasan," katanya.

Rekomendasi mengungsi, Gede menjelaskan, bukan karena aktivitas gunung Bromo, tapi karena bahaya debu terhadap kesehatan. Jarak kawasan rawan bahaya (KRB) sendiri masih sama yakni dua kilometer dari kawah gunung. (art)

• VIVAnews

Bromo Menggelegar, Warga Tengger Siaga

Bromo Menggelegar, Warga Tengger Siaga
"Mulai sekarang warga bersama para dukun dan perangkat desa berjaga-jaga."
KAMIS, 30 DESEMBER 2010, 13:30 WIB
Elin Yunita Kristanti

SURABAYA POST – Aktivitas Gunung Bromo sepekan terakhir terus menunjukkan peningkatan. Rabu (29/12) malam, gunung ini kembali memuntahkan abu disertai batu pijar. Bahkan, suara menggelar membuat 60 warga Ngadirejo mengungsi ke kantor Kecamatan Sukapura.

Kekhawatiran juga mulai menghantui dukun-dukun Tengger sehingga melakukan penjagaan sejak Kamis (30/12) dini hari tadi. Namun, Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status tetap siaga, karena lontaran materi vulkanik hanya sampai bibir kawah.

"Mulai sekarang warga bersama para dukun dan perangkat desa berjaga-jaga, Gunung Bromo meletus lebih besar dibanding petang tadi," kata Ketua Dukun Suku Tengger, Mujono, tadi pagi.

Dia menambahkan, sekarang warga bersama tokoh masyarakat melakukan ronda malam untuk antisipasi. Sehingga bila ada bahaya besar mengancam segera melakukan pengungsian.

"Sudah saya imbau pada para dukun untuk mengungsi bila Bromo mengancam warga," tutur pria yang tinggal di Desa Ngadas itu.

Sementara, Camat Sukapura, Hudan Syarifuddin mengatakan pihaknya terus mengimbau kepada warga untuk mengungsi sesuai rekomendasi PVMBG. Namun, banyak warga masih enggan mengungsi dan menganggap situasi masih aman.

"Saya sudah melakukan imbauan bersama relawan, polisi dan TNI untuk mengungsi, karena mereka sulit diajak, kami bilang jika tidak merasa aman untuk cepat mengungsi Posko Pengungsian di Kecamatan Sukapura," ungkapnya.

Terpisah, Kapolsek Sukapura, AKP Wijaya Kusuma membenarkan adanya gelombang pengungsi tadi malam. Tapi pagi tadi beberapa orang telah kembali ke rumah masing-masing.

Warga Ngadirejo yang mengaku ketakutan mendengar suara gemuruh disertai guncangan gempa itu rumahnya rata-rata berjarak sekitar 5 Km dari kawah Gunung Bromo. Anehnya, ratusan warga Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari yang berjarak sekitar 3,5 Km dari kawah Bromo malah tidak mengungsi.

”Saat ada suara gemuruh tidak ada warga yang mengungsi. Justru warga bergerombol di dekat Hotel Cemoro Indah untuk menyaksikan kawah Bromo,” ujar Santoso, warga Dusun Cemorolawang. Dikatakan saat itu di kawah terlihat asap tebal disertai warna kemerahan.

Santoso menceritakan, Rabu (29/12) aktivitas Bromo sudah menunjukkan peningkatan. ”Siang hari gemuruh sekitar satu jam, kemudian malam harinya sekitar 15 menit,” ujarnya.

Pos Pengamatan Gunung Bromo sendiri melaporkan, Rabu sejak pukul 12.00-18.00 asap Bromo berwarna coklat keabu-abuan menyembur dengan tekanan sedang-kuat, setinggi 1.000-1.200 meter ke arah timur, terkadang timur laut.

Pada pukul 17.09 getaran gempa dirasakan sejumlah petugas di pos masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) di Cemorolawang. ”Muncul suara gemuruh hingga pukul 18.04 selama 55 menit,” ujar Mulyono, petugas Pos Pengamatan Gunung Bromo.

Saat itu semburan asap Bromo pun melesat tinggi hingga 1.500 meter. Awalnya asapnya berwarna putih kemudian berangsur-angsur menjadi kecoklatan. ”Pada pukul 18.02 muncul lontaran lava pijar yang jatuh di kaldera atau Laut Pasir Bromo,” ujarnya.

Gunung Bromo juga masih mengalami gempa tremor terus-menerus maksimal 15-35 mm. Sejak pukul 17.00 ada gempa letusan dengan aplitudo 40 mm dan lama gempa 9.521 detik. “Status Bromo tetap Siaga sejak diturunkan dari Awas, 6 Desember lalu,” ujarnya.

Sementara kondisi pagi ini, Bromo masih tetap stabil tinggi. “ Masih tetap erupsi tinggi," kata petugas pos pantau di Desa Ngadisari, Sikapura, Probolinggo, Ahmad Subhan.

Dia menambahkan, Bromo masih mengeluarkan abu deras. "Ibu-ibu dan anak-anak yang terkena dampak, diharapkan mengungsi dulu sampai abu mereda," ujar Ahmad.

941 Ha Hutan Rusak

Dampak abu vulkanik Gunung Bromo semakin meluas. Diprediksi kawasan hutan seluas 941 hektar pun, menurut catatan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BTNBTS) rusak akibat abu vulkanik Bromo.

‘’Debu vulkanik Bromo itu dampaknya semakin meluas. Kawasan hutan yang rusak tidka hanya di Probolinggo dan Pasuruan. Namun, daerah lain sekitar Bromo seperti Lumajang dan Malang juga banyak,’’ kata Humas BTNBTS, Nova Elina.

Berdasarkan prediksi BTNBTS yang berkantor di Malang ini, khusus untuk wilayah Probolinggo ada sekitar 150 hektar lahan hutan yang rusak. Sedangkan hutan yang ada di kawasan Pasuruan lebih banyak lagi, yakni sekitar 791 hektar. Sehingga, total lahan hutan yang rusak itu sekitar 941 hektar.

Untuk lahan pertanian, sedikitnya 12 desa gagal panen. Dari hasil identifikasi tim tanggap darurat kerugian mencapai angka Rp 28 miliar.

Tanaman yang rusak adalah jagung, wortel, kubis, tomat, dan kentang. Tak hanya tanaman yang terganggu, hewan ternak warga di dekat gunung eksotik itu juga terkena dampak. Jumlah hewan ternak yang terpaksa diungsikan mencapai angka 4 ribu ekor.

"Untuk hewan ternak kita lakukan pendataan dan identifikasi sebagai data agar dalam penjualan ternak nantinya bisa dipastikan warga mendapatkan keuntungan," kata Petugas Tim Tanggap Darurat, Hendro

Di antara 12 desa di Kecamatan Sukapura, Probolinggo yang dekat dengan gunung itu, Desa Ngadirejo paling parah terkena dampak guyuran abu yang disertai pasir. Desa Ngadirejo berjarak 5 kilometerdari kawah Bromo dan berada di bukit yang paling tinggi di kawasan itu.

Ikhsan Mahmudi

• VIVAnews

http://jatim.vivanews.com/news/read/196632-bromo-menggelegar--warga-tengger-siaga

Ternak Mati, Warga Bromo Diimbau Mengungsi

Ternak Mati, Warga Bromo Diimbau Mengungsi
Diduga, ternak-ternak ini mati setelah menyantap rumput yang bercampur abu vulkanik Bromo.
SELASA, 28 DESEMBER 2010, 13:39 WIB
Ita Lismawati F. Malau

SURABAYA POST - Meski Gunung Bromo masih berstatus siaga, Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan kepada masyarakat di sekitarnya untuk mengungsi. Apalagi, ada laporan 20 sapi dan 2 kambing mati akibat abu vulkanis Bromo.

Pemkab Probolinggo pun meminta semua hewan ternak warga Bromo dijual. Pemkab juga memberikan bantuan beras bagi 25.000 kepala keluarga (KK) di tiga kecamatan, Sukapura, Sumber, dan Kuripan. ”Benar, semua pemilik ternak di tiga kecamatan itu harus menjual ternaknya. Hukumnya wajib,” kata Bupati Hasan Aminuddin, Selasa 28 Desember 2010.

Soal penyebab matinya 20 sapi dan 2 kambing, Kepala Dinas Peternakan Probolinggo, Djaeni menduga karena makan rumput yang bercampur abu vulkanis. Sejak Bromo menyemburkan abu vulkanis, sebagian peternak mengaku kesulitan mendapatkan rumput segar. Mereka terpaksa membeli rumput dari kawasan ’bawah’ seperti dari Kecamatan Wonomerto dan Kecamatan Bantaran yang memang relatif bebas dari semburan hujan abu.

Sementara Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi dari PVMBG, Gede Suantika menjelaskan abu Gunung Bromo sangat berbahaya bagi kesehatan terutama mengganggu pernafasan. "Karena alasan kesehatan inilah warga di sekitar Bromo yang terkena hujan abu dan pasir segera mengungsi, sebab abu Bromo mengganggu pernapasan," katanya.

Rekomendasi mengungsi, lanjut Gede, bukan karena aktivitas gunung Bromo tapi karena bahaya debu terhadap kesehatan. Jarak kawasan rawan bahaya (KRB) sendiri masih sama yakni 2 kilometer dari kawah gunung.

Gede juga menjelaskan, kelompok yang diutamakan untuk mengungsi adalah usia-usia rentan, seperti manula dan balita. Menurut Gede, pihak pemkab Probolinggo sudah menyediakan tempat pengungsian. Namun untuk teknisnya, Bupati Probolinggo, Hasan Aminuddin, sebutnya mengetahui secara detil. Dia juga meminta kepada warga yang atap rumahnya tertimbun abu dan pasir gunung Bromo segera dibersihkan agar tidak roboh.

Sementara dari pengamatan Pos Pantau Gunung Bromo di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec Sukapura, tercatat aktivitas gunung kian meningkat.

Sayangnya, rekomendasi tersebut ditolak warga. "Walaupun sudah disampaikan ke masyarakat, tetapi tetap saja ada yang menolak mengungsi. Pohon dan atap juga dibiarkan begitu saja. Soalnya takut kalau abunya dibersihkan nanti Bromo marah lagi. Padahal pihak TNI menawarkan untuk membantu membersihkan terpaan abu, tapi mereka tetap tidak mau," katanya.

Data seismik, gempa tremor terjadi terus menerus dengan amplituda 15 mm hingga 30 mm. Sedangkan semburan asap mencapai 1.200 meter dengan warna kecoklatan bergerak ke arah timur laut, sedangkan gempa vulkanik masih nihil.

Pakar vulkanologi dan mitigasi bencana asal Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Amien Widodo juga mendesak agar Pemda setempat dan Pemprov Jatim segera melakukan evakuasi. “Jangan ragu mengungsikan mereka, karena bahaya debu juga besar terhadap kesehatan,” katanya.

Meksi Diakuinya secara vulkanologi peningkatan muntahan abu masih normal. “Jika sudah berubah menjadi hujan batu dan sudah melewati kaldera (kawah pasir) itu sudah harus ditingkatkan menjadi awas,” kata Amien.

Laporan: Ikhsan Mahmudi

http://jatim.vivanews.com/news/read/196174-22-ternak-mati--warga-bromo-diimbau-mengungsi

• VIVAnews