Tampilkan postingan dengan label Afganistan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Afganistan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Februari 2010

Longsor Salju di Afganistan, 150 Tewas

Longsor Salju di Afganistan, 150 Tewas
Lebih dari 20 kali longsoran salju menerjang jalan lintasan gunung tersebut sejak Senin.
RABU, 10 FEBRUARI 2010, 19:54 WIB
Muhammad Firman, Harriska Farida Adiati
Korban longsor salju di Afganistan (AP Photo)

VIVAnews - Sedikitnya 150 orang tewas dalam serangkaian peristiwa longsor salju di Salang Pass, Kabul utara, Afganistan, Rabu 10 Februari 2010. Petugas penyelamat mencoba menyelamatkan ratusan orang lagi yang masih terjebak bersama kendaraan mereka di Salang Pass.

Sekitar 2.500 orang sejauh ini bisa diselamatkan, tetapi dikhawatirkan banyak korban yang terkubur menyusul hujan salju lebat dalam beberapa hari belakangan. Lebih dari 20 kali longsoran salju menerjang jalan lintasan gunung tersebut sejak Senin lalu, menutup jalan hingga 3,5 kilometer.

Seperti dikutip dari laman stasiun televisi BBC, menurut juru bicara Kementrian Dalam Negeri, Zemeri Bashary, tim berhasil mengangkat 157 tubuh korban tewas dari jalan yang menghubungkan Kabul dengan wilayah utara dalam dua hari terakhir.

Tim sedang membersihkan jalan di dekat terowongan Salang agar ambulan, buldoser, dan perangkat penyapu jalan lain bisa lewat.

“Banyak mobil yang tersapu longsoran,” kata Jenderal Mohammad Rajab, kepala jalan tol Kabul-Salang. “Wilayah tersebut sering mengalami hujan salju parah dan salju longsor sudah beberapa kali terjadi sebelumnya,” ucapnya.

• VIVAnews

Senin, 30 November 2009

Konflik Paksa Jutaan Anak Afganistan Bekerja

Konflik Paksa Jutaan Anak Afganistan Bekerja
KAMIS, 23 JULI 2009 | 07:07 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Hampir 30 tahun konflik telah memaksa jutaan anak Afganistan pergi tanpa pendidikan dan bekerja untuk membantu memberi makan keluara mereka. Ini adalah hitungan PBB dan pemerintah Afghanistan yang dikeluarkan Rabu (22/7).

Dari 8,2 juta anak Afganistan -- lebih dari sepertiga penduduk negara itu sebanyak 28 juta jiwa -- 1,2 juta anak adalah pencari nafkah bagi keluarga mereka dan banyak lagi menambah pendapatan keluarga, menurut penelitian yang dilakukan oleh pemerintah Afganistan, UNICEF. dan Unit Riset dan Evaluasi Afghanistan (AREU) yang independen dari 2008 hingga 2009.

"Ada sekitar 6,5 juta anak berisiko di Afganistan yang dicabut dari pendidikan," Wasel Noor Momand, wakil menteri pekerjaan umum dan urusan sosial Afganistan, mengatakan pada konferensi pers di Kabul.

"Pekerja anak merupakan salah satu masalah besar di Afghanistan yang harus kami hapuskan," ia mengatakan.

Momand mengatakan kemiskinan, keamanan yang buruk, kurangnya pendidikan dan aliran pengungsi yang kembali ke Afganistan dari negara-negara tetangga adalah faktor-faktor penting yang mendorong keluarga untuk memaksa anak-anak mereka untuk bekerja.

Survei itu dilakukan di tiga provinsi yang paling padat penduduknya di Afghasistan yakni Kabul, Badakhshan, dan Herat.

Hasil penelitian itu menunjukan anak-anak dipekerjakan bergerak dari pekerjaan yang ringan hingga yang berat dari mencuci mobil di jalanan hingga bekerja di toko dan restoran dan juga di bengkel kerja mekanika dan pabrik.

Sekitar seperempat buruh anak adalan anak perempuan yang biasanya bekerja sebagai pengurus rumahtangga untuk membantu keluarga, kata penelitian itu.

Afganistan adalah salah satu negara paling miskin dan paling tidak berkembang di dunia. Kebanyakan orang Afganistan hidup dengan kira-kira dua dollar AS sehari dan pengangguran mencapai 40 persen.

Undang-undang tenaga kerja Afganistan menetapkan bahwa anak-anak dapat bekerja dari usia 15 tahun tapi jam kerja mereka tidak boleh melebihi 35 jam dalam sepekan.

Momand mengatakan beberapa anak di bawah usia 15 tahun telah dipekerjakan dalam pekerjaan berat selama lebih dari 40 jam sepekan.

Direktur AREU Afganistan Paula Kantor, mengatakan pendidikan dan kesadaran publik mengenai hak-hak anak memainkan peran penting dalam mencegah keluarga dan masyarakat untuk menggnakan anak-anak mereka dalam angkatan kerja.

Keamanan di Afganistan memburuk sejak gerilyawan Taliban muncul kembali dengan kuat pada 2006, dengan serangan di seluruh negara itu yang membuat sulit bagi banyak orang untuk bekerja secara bebas dan bahkan memaksa sementara orang di daerah-daerah terpencil untuk bergabung dengan Taliban demi mendapatkan penghasilan.


XVD

Sumber : Ant

http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/07/23/07074035/konflik.paksa.jutaan.anak.afganistan.bekerja