Minggu, 22 April 2012

Air Telaga Raib, Lubang di Telaga Semakin Besar


Air Telaga Raib, Lubang di Telaga Semakin Besar

Selasa, 10 Januari 2012 14:58 wib
Lubang di Telaga Motoendro semakin besar (Foto: Sindo Radio/Markus Y)
Lubang di Telaga Motoendro semakin besar (Foto: Sindo Radio/Markus Y)
GUNUNGKIDUL - Lokasi Telaga Motoendro di Dusun Temuireng, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, yang ambles dan airnya raib dalam semalam, masih dibiarkan begitu saja.

Padahal air di telaga menjadi tumpuan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan lubang di dasar telaga semakin membesar.

Salah seorang warga Temuireng, Sugirin, Selasa (10/1/2012), mengatakan amblesan bertambah semakin lebar. “Lebar amblesan semakin melebar 6 meter dari sebelumnya hanya 5 meter,” ungkap Sugirin.

Dia menambahkan, warga berinisiatif memasang rambu di lokasi amblesan. Secara sederhana, mereka memasang tali plastik berwarna merah putih dan patok bambu.

Jika tidak segera ditangani, telaga seluas 30x15 meter yang airnya biasa digunakan 300 kepala keluarga untuk kebutuhan sehari-hari itu terancam tidak bisa digunakan kembali.

“Belum ada tanggapan dan penanganan dari pemerintah. Padahal di musim kemarau masyarakat bertopang dengan air di telaga tersebut,” ujarnya.

Amblesnya tanah juga terjadi di beberapa dusun seperti di Tiritisan. Dukuh Tiritisan, Mugi Basuki, mengatakan mulanya lebar diameter tanah yang ambles hanya 1,5 meter namun melebar menjadi 3 meter. Bahkan saat hujan deras semalam diameter tanah ambles bertambah lagi menjadi 3,5 meter.

“Sejak semalam amblesnya melebar akibat hujan, namun kami belum tahu apakah kedalamannya bertambah,” kata Mugi.

Dijelaskannya, masyarakat tidak bisa berbuat banyak karena takut terjadi ambles susulan. Dikhawatirkan, tanah yang ambles akan memutus jalan penghubung antarkampung.

“Kami takut amblesan semakin lebar dan mengenai jalan penghubung antardusun yang biasa digunakan untuk mengangkut hasil pertanian,” imbuhnya.

Mugi mengatakan, sampai sekarang belum ada tindak lanjut dari pemerintah mengenai kejelasan penanganan amblesan yang berada di tengah permukiman warga ini.

“Kami mohon segera ada tanggapan dari pemerintah untuk menangani masalah ini agar masyarakat tidak resah,” ujarnya.

Secara swadaya, masyarakat menutup lubang dengan menggunakan kayu dan terpal untuk mengantisipasi agar warga tidak terperosok.

(Markus Yuwono/Sindoradio/ton)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar