Tanah Ambles di Gunungkidul, Ini Penjelasan Ahli UGM
Senin, 16 Januari 2012 17:23 wib
Salah satu lokasi tanah ambles di Gunungkidul (Foto: Sindo Radio/Markus Y)
GUNUNGKIDUL - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, melibatkan ahli geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk meneliti fenomena tanah ambles.
Tim menggunakan georadar untuk mengetahui kondisi dan struktur tanah di sekitar lubang atau sinkhole di Dusun Tirisan, Desa Karangwuni, Kecamatan Rongkop.
Fenemena alam ini sudah berlangsung selama sebulan terakhir dan mengkhawatirkan warga. Pasalnya lokasi tanah yang ambles berada di pekarangan rumah warga dan semakin melebar.
Lubang bagian dalam di Dusun Tirisan tepatnya di pekarangan rumah Satino yang awalnya berdiameter lima meter, kini melebar hingga delapan meter. Akibatnya, Satino dan lima anggota keluarganya terpaksa mengungsi.
Saptono, salah seorang anggota tim geologi UGM, Senin (16/1/2012), mengatakan berdasarkan pendeteksian georadar, meski tidak ditemukan rongga lain di sekeliling lubang, namun amblesan tanah berpotensi terus melebar. Terutama, jika air hujan terus menggerus dinding lubang.
Dia menjelaskan, tanah ambles dan membentuk lubang besar menganga karena Dusun Tirisan terletak di daerah rendah dan menjadi titik temu air hujan dari sejumlah bukit di sekelilingnya.
Selain itu fenomena tanah ambles terjadi karena di bawah Dusun Tirisan terdapat aliran sungai bawah tanah.
Saptono menambahkan, meski penelitian struktur tanah sudah menggunakan georadar, namun untuk memastikan keamanan para warga, pihaknya masih harus melakukan penelitian lanjutan menggunakan geolistrik.
Sementara itu Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengaku sampai saat ini belum ada rencana merelokasi warga.
Dalam sebulan terakhir terjadi tiga kali kasus tanah ambles di Gunungkidul. Satu di antaranya yang menghebohkan warga terjadi di Telaga Motoendro, Kecamatan Panggang. Air telaga tiba-tiba raib dalam semalam. Keesokan harinya ditemukan lubang menganga dengan diameter enam meter.
(Lukas Didit/Sindo TV/ton)
Tim menggunakan georadar untuk mengetahui kondisi dan struktur tanah di sekitar lubang atau sinkhole di Dusun Tirisan, Desa Karangwuni, Kecamatan Rongkop.
Fenemena alam ini sudah berlangsung selama sebulan terakhir dan mengkhawatirkan warga. Pasalnya lokasi tanah yang ambles berada di pekarangan rumah warga dan semakin melebar.
Lubang bagian dalam di Dusun Tirisan tepatnya di pekarangan rumah Satino yang awalnya berdiameter lima meter, kini melebar hingga delapan meter. Akibatnya, Satino dan lima anggota keluarganya terpaksa mengungsi.
Saptono, salah seorang anggota tim geologi UGM, Senin (16/1/2012), mengatakan berdasarkan pendeteksian georadar, meski tidak ditemukan rongga lain di sekeliling lubang, namun amblesan tanah berpotensi terus melebar. Terutama, jika air hujan terus menggerus dinding lubang.
Dia menjelaskan, tanah ambles dan membentuk lubang besar menganga karena Dusun Tirisan terletak di daerah rendah dan menjadi titik temu air hujan dari sejumlah bukit di sekelilingnya.
Selain itu fenomena tanah ambles terjadi karena di bawah Dusun Tirisan terdapat aliran sungai bawah tanah.
Saptono menambahkan, meski penelitian struktur tanah sudah menggunakan georadar, namun untuk memastikan keamanan para warga, pihaknya masih harus melakukan penelitian lanjutan menggunakan geolistrik.
Sementara itu Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengaku sampai saat ini belum ada rencana merelokasi warga.
Dalam sebulan terakhir terjadi tiga kali kasus tanah ambles di Gunungkidul. Satu di antaranya yang menghebohkan warga terjadi di Telaga Motoendro, Kecamatan Panggang. Air telaga tiba-tiba raib dalam semalam. Keesokan harinya ditemukan lubang menganga dengan diameter enam meter.
(Lukas Didit/Sindo TV/ton)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar