Dalam Hitungan Detik, Banjir Bandang Hancurkan Puluhan Rumah di Wonosobo
Senin, 19/12/2011 13:09 WIB
Wonosobo - Dalam hitungan detik, banjir bandang dan bencana tanah longsor meluluhlantakan puluhan rumah di tepian Sungai Ngesong Dusun Sidorejo, RT 1 dan 2, RW 8, Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah. Air bercampur lumpur terjadi secara tiba-tiba dan merobohkan rumah serta menyeret puluhan warga.
"Cuma 2 detik, air setinggi rumah bertingkat merobohkan rumah saya," kata Romadhon, warga yang selamat saat ditemui wartawan di tempat pengungsian Balai Desa Sitieng, Senin (19/12/2011).
Menurut dia, saat kejadian hujan turun dengan deras sekitar pukul 13.30 WIB, Minggu (18/12/2011) kemarin. Dia bersama kedua orangtuanya, Mustamid (52) dan Tuminah (46) berinisiatif keluar rumah.
"Saat itu tidak seperti biasanya, suasananya sangat tenang tapi tiba-tiba blurr!!! Air beserta lumpur hitam langsung menerjang rumah sehingga membuat tembok rumah menimpa bapak saya. Dalam sekejap langsung hilang terseret arus sungai," uangkapnya.
Rumahnya yang berjarak 2 meter dari pinggir kali membuat ayahnya langsung terseret derasnya arus sungai. Sementara ibunya yang tepat berada di depannya terkena bongkahan batu.
"Saat itu posisi saya di tengah di antara kedua orangtua saya. Ayah saya terseret arus sedangkan saya selamat karena saya sempat lari ketika kejadian, namun bapak saya tidak sempat lari," jelasnya.
Dia menuturkan, semua barang berharga yang ada di rumahnya hanyut tersapu banjir bandang dan longsor dan hanya tersisa pakaian yang melekat di tubuhnya.
"Ibu dan saya sempat pingsan setelah lelah mencari bapak saya yang hanyut. Hanya tersisa pakaian yang ada dibadan. Pakaian ini saja saya dapat dikasih oleh kawan," tuturnya.
Saat ini ibunya dirawat di RSU Wonosobo karena luka di bagian kakinya. Sedangkan dia masih menunggu kabar tentang nasib bapaknya yang hanyut.
(anw/anw)
"Cuma 2 detik, air setinggi rumah bertingkat merobohkan rumah saya," kata Romadhon, warga yang selamat saat ditemui wartawan di tempat pengungsian Balai Desa Sitieng, Senin (19/12/2011).
Menurut dia, saat kejadian hujan turun dengan deras sekitar pukul 13.30 WIB, Minggu (18/12/2011) kemarin. Dia bersama kedua orangtuanya, Mustamid (52) dan Tuminah (46) berinisiatif keluar rumah.
"Saat itu tidak seperti biasanya, suasananya sangat tenang tapi tiba-tiba blurr!!! Air beserta lumpur hitam langsung menerjang rumah sehingga membuat tembok rumah menimpa bapak saya. Dalam sekejap langsung hilang terseret arus sungai," uangkapnya.
Rumahnya yang berjarak 2 meter dari pinggir kali membuat ayahnya langsung terseret derasnya arus sungai. Sementara ibunya yang tepat berada di depannya terkena bongkahan batu.
"Saat itu posisi saya di tengah di antara kedua orangtua saya. Ayah saya terseret arus sedangkan saya selamat karena saya sempat lari ketika kejadian, namun bapak saya tidak sempat lari," jelasnya.
Dia menuturkan, semua barang berharga yang ada di rumahnya hanyut tersapu banjir bandang dan longsor dan hanya tersisa pakaian yang melekat di tubuhnya.
"Ibu dan saya sempat pingsan setelah lelah mencari bapak saya yang hanyut. Hanya tersisa pakaian yang ada dibadan. Pakaian ini saja saya dapat dikasih oleh kawan," tuturnya.
Saat ini ibunya dirawat di RSU Wonosobo karena luka di bagian kakinya. Sedangkan dia masih menunggu kabar tentang nasib bapaknya yang hanyut.
(anw/anw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar