Liputan6.com, Sumedang: Tanah ambles yang terjadi di Dusun Cinangsi dan Dusun Ciumpleng, Desa Cinangsi, Sumedang, Jawa Barat, membuat 365 rumah rusak berat dan tidak layak huni. Praktis, desa yang awalnya dihuni 426 keluarga ini seperti kampung mati.
Pantauan SCTV, Senin (24/5), warga yang memiliki dana memilih mengungsi dan tinggal di rumah kontrakan di kecamatan lain. Mereka khawatir tertimpa bangunan yang roboh karena hingga kini tanah masih terus bergeser. Namun sebagian warga lain tetap bertahan.
Namun tak seluruh warga yang tinggal di kaki Gunung Bayu dan Pasir Tamiang ini mau untuk mengungsi. Sebagian penduduk memilih tetap bertahan walau khawatir tertimpa bangunan. Mereka tidak pindah karena tidak punya uang untuk membayar rumah kontrakan.
Sementara itu bantuan dari pusat belum juga turun. Pemerintah daerag setempat sudah angkat tangan akibat besarnya dana yang harus ditanggung untuk merelokasi penduduk. Diperkirakan dibuthkan dana sekitar Rp 18 miliar untuk merelokasi warga ke tempat aman.
Dampak lain dari bencana ini telah mengakibatkan puluhan penduduk stres. Sebagian bahkan meninggal dunia akibat memikirkan dampak dari bencana alam ini. Tercatat tujuh warga Cinangsi mengembuskan napas terakhir akibat serangan jantung sejak dua bulan terakhir.
Selain rumah, retakan tanah membuat kantor desa retak sehingga pelayanan dialihkan ke rumah warga yang masih bisa digunakan. Sementara jalan provinsi yang menghubungkan Sumedang dengan Majalengka hanya bisa dilalui satu arah akibat tanah yang ambles.
Bencana alam tanah ambles ini terjadi sejak Februari lalu. Berdasarkan penelitian Badan Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi, pergeseran tanah di desa ini mencapai satu milimeter per menit. Pergeseran tanah kian cepat setelah hujan mengguyur kawasan ini.(JUM)
http://id.news.yahoo.com/lptn/20100524/tid-ratusan-rumah-rusak-akibat-tanah-amb-e390447.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar