Korban Hujan Badai di Korsel Bertambah
Upaya penyelamatan melibatkan ribuan petugas pemadam kebakaran, tentara, dan petugas SAR
VIVAnews - Jumlah korban tewas akibat hujan badai yang mengguyur Korea Selatan sejak Kamis, 28 Juli 2011, meningkat menjadi sedikitnya 57 jiwa. Pusat Penanggulangan Bencana Korsel juga melaporkan bahwa masih banyak korban yang dinyatakan hilang atau terjebak, sehingga angka ini bisa membengkak lagi.
Menurut stasiun berita CNN pada Jumat 29 Juli 2011, hujan yang disebut-sebut paling deras sepanjang sejarah Korsel itu mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor di beberapa daerah di Korsel. Badai juga turut merendam stasiun, tempat-tempat usaha, dan jalan raya sehingga kegiatan lalu lintas sempat terganggu.
Korban dilaporkan paling banyak jatuh akibat tanah longsor. Dilansir dari LA times, longsor menelan 17 korban tewas di Seoul, 13 korban tewas di Chuncheon termasuk 10 mahasiswa yang sedang rapat di sebuah motel dan 26 lain dilaporkan terluka.
Hujan badai ternyata turut menyapu ranjau darat yang selama ini tersimpan di bawah tanah. Militer Korsel sekarang sedang berusaha mengumpulkan kembali separuh dari 93 ranjau yang tersapu ombak. Masyarakat dihimbau untuk waspada karena 10 ranjau dinyatakan tidak diketahui keberadaannya.
Upaya penyelamatan terus dilakukan ribuan pemadam kebakaran, tentara, dan petugas penyelamat sejak Kamis. Mereka menggunakan alat-alat berat dan sekop untuk menyisir daerah yang terdampak guna mencari korban hilang. Lebih dari 700 rumah dan 4000 kendaraan masih tergenang banjir.
Pihak berwenang Seoul menyatakan para pengungsi banjir kini sudah tertampung di tempat penampungan darurat. Presiden Korsel Lee Myung-bak telah menghimbau mereka untuk tetap tenang. "Tetaplah mengambil tindakan menyeluruh dan tetaplah kontak dengan pemerintah," katanya.
Hujan badai mengguyur Seoul dan sekitarnya sejak Rabu dengan curah hujan 50 milimeter per jam. Pada Jumat, curah hujan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar