SANAA, KOMPAS.com — Paling tidak, tujuh orang tewas di kota Sanaa akibat banjir terburuk dalam satu dasawarsa yang melanda ibu kota Yaman itu. Demikian dikatakan pejabat, Kamis (6/5/2010).
Para saksi mata mengatakan, air mengalir dari gunung-gunung terdekat pada Rabu petang setelah hujan deras melanda daerah permukiman Sanaa timur. Karena tidak memiliki sistem saluran air, ratusan rumah terendam.
"Banjir tiba-tiba menghantam rumah-rumah," kata Jamil Mohamed, seorang penduduk di kota yang dilanda banjir itu.
Presiden Ali Abdullah Saleh meninjau daerah-daerah yang dilanda banjir di ibu kota itu. Hal ini disampaikan sebuah surat kabar milik kementerian pertahanan.
Negara-negara Barat dan Arab Saudi khawatir, Yaman yang sedang memerangi gerilyawan Syiah di utara dan kelompok separatis di selatan mungkin menjadi sebuah negara yang kacau. Pasalnya, kelompok Al Qaeda dapat meningkatkan serangan di wilayah itu dan sekitarnya.
Keamanan negara itu membuat Barat cemas setelah cabang Al Qaeda yang berpangkalan di Yaman mengaku bertanggung jawab atas sebuah serangan bom yang gagal di pesawat penumpang tujuan Amerika Serikat pada Desember lalu.
Di ibu kota yang banyak jalan digenangani air itu, operasi-operasi pertolongan terus dilakukan. Sebanyak 250 orang lebih telah diungsikan dari rumah-rumah mereka dan dibawa ke tempat penampungan di sekolah-sekolah. Hujan diperkirakan akan turun lagi, Kamis, tetapi tidak deras.
Menurut badan-badan PBB, banjir musiman menewaskan sekitar 180 orang tahun 2008 di dua provinsi timur negara itu. Banjir tersebut menewaskan setidaknya 48 orang di selatan Sanaa.
Dari tujuh orang yang tewas itu, beberapa orang tenggelam dan lainnya meninggal akibat ditimpa tiang listrik yang roboh. Dua orang lainnya cedera dan dibawa ke rumah sakit.
Editor: bnj | Sumber : ANT, REUTERS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar