Selasa, 03 Agustus 2010

Pakistan pergencar operasi pertolongan

Selasa, 03/08/2010 11:29 WIB
Pakistan pergencar operasi pertolongan
BBCIndonesia.com - detikNews
Bocah-bocah korban banjir makan di atas ranjang di genang air

Tim penolong di Pakistan berusaha menjangkau sekitar 27.000 orang yang masih terdampr akibat banjir paling parah dalam masa 80 tahun terakhir.

Palang Merah Internasional mengatakan, 2,5 juta terkena dampak banjir, dan pihak berwenang mengukuhkan bahwa 1.100 orang tewas.

Para pakar khawatir penyakit yang menyebar melalui udara berjangkit cepat jika situasi dibiarkan memburuk.

Dr Ahmed Farah Shadoul, penjabat pimpinan WHO di Pakistan, mengatakan kepada BBC bahwa lingkungan kondusif bagi penyebaran penyakit.

Khusus penyakit seperti diare, penyakit kulit, mata, malaria dan demam, serta campak, khususnya pada anak-anak. Itulah sebabnya semua langkah yang layak pelu sekali ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah ini, ujarnya.

Dr Shadoul mengatakan dia menerima laporan mengenai warga yang digigit ular, dan mengatakan WHO telah memasok obat penangkal bisa di beberapa kawasan.

Bahan pangan langka di kawasan bencana dan pasok air bersih tercemar akibat air banjir.

Pejabat pemerintah daerah Mian Iftikhar Hussain mengatakan tim penolong mencoba menjangkau 27.000 orang yang terdampar, termasuk 1.500 turis di Lembah Swat, ajang ofensif militer terhadap anggota Taliban tahun lalu.

Kami juga mendapatkan pengukuhan atas laporan mengenai berjangkitnya kholera di beberapa wilayah Swat, tambah Hussain.

Militer Pakistan menyatakan telah mengerahkan 30.000 tentara dan belasan helikopter untuk mendukung upaya pertolongan, namun evakuasi warga berlangsung lambat.

Militer menyatakan operasi pertolongan awal mungkin berlangsung 10 hari, namun pembangunan kembali kawasan yang rusak akibat banjir mungkin memerlukan lebih dari enam bulan.

Wartawan BBC Aleem Maqbool di Islamabad menyatakan tantangan terbesar bagi aparat darurat pakistan adalah akses, sebab banyak wilayah mengalami kerusakan jaringan angkutan dan komunikasi dan kini terkucil.

(bbc/bbc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar