Warga 8 Desa di Trenggalek Masih Terisolir
Warga 8 Desa di Trenggalek Masih Terisolir
Jum'at, 7 Mei 2010 - 21:03 wib
TRENGGALEK - Ribuan warga yang bertempat tinggal di 8 desa Kecamatan Munjungan masih terisolasi pascabencana banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang tujuh kecamatan dan 25 desa di Kabupaten Trenggalek Rabu lalu.
Hingga Jumat (7/5/2010) warga belum bisa mengakses perjalanan ke wilayah kota (Trenggalek). Sebab jembatan Bungur di Desa Karangturi, sebagai jembatan penghubung satu-satunya masih terputus.
Bangunan sepanjang 100 meter dengan lebar enam meter yang berdiri sejak 1997 itu putus setelah dihantam luapan air dari Sungai Tawing, Sungai Bungur, Sungai Tengah dan Sungai Kajang yang berasal dari pegunungan kembar.
“Putusnya jembatan ini membuat jalur alternatif menuju Kabupaten Pacitan juga terputus,” tutur Erwanto (35) warga setempat. Saat ini, sebagian besar warga Desa Tawing, Karangturi, Masaran, Munjungan, Bendoroto, Ngadipuro, Ngampiran dan Besuki yang hendak melakukan perjalan ke kecamatan lain, terpaksa harus melalui sungai dan berjalan kaki. Sebab ambrolnya pilar jembatan membuat semua kendaraan tidak bisa melintas.
Sementara dikonfirmasi mengenai hal ini, Kabag Humas Pemkab Trenggalek Yoso Mihardi menolak jika dikatakan warga di 8 desa itu terisolasi. Sebab, menurutnya masih ada jalan lain yang bisa ditempuh untuk menuju kecamatan lain. Yakni melewati Desa Tawing. “Hanya saja medannya memutar dan menelan jarak 4-5 kilometer,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ini, dalam waktu dekat Pemkab Trenggalek akan mendatangkan jembatan Bally (darurat) dari Pemrov Jawa Timur. Menurut Yoso, pendatangan jembatan Bally tersebut merupakan instruksi langsung dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo melalui Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf yang berkunjung lokasi bencan Kamis malam kemarin.
“Minggu (9/5) dijadwalkan jembatan bally akan datang. Gubernur berharap kegiatan ekonomi di Munjungan bisa normal kembali,” paparnya.
Sementara berdasarkan data yang masuk di Tim Satlak Kabupaten Trenggalek, banjir bandang yang menerjang 25 desa di 7 kecamatan itu mengakibatkan putusnya 60 jembatan kategori besar dan kecil. Banjir juga membuat ambrol plengsengan di 18 titik.
“Kemudian juga longsor di 180 titik. Saat ini kita masih mendata kerugian material,” pungkas Yoso.
(Solichan Arif/Koran SI/teb)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus