Kemarau, Pemerintah Waspadai Stok Beras
BMKG memprediksi akan terjadi kemarau hingga Oktober mendatang.
RABU, 14 SEPTEMBER 2011, 20:25 WIB
Antique, Sukirno
VIVAnews - Pemerintah mewaspadai stok beras November dan Desember akibat terganggunya produksi yang diprediksikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan terjadi kemarau hingga Oktober mendatang.
"Yang perlu diwaspadai itu November dan Desember, ketika sawah tidak panen, konsumsi masyarakat akan melewati jumlah produksi sehingga menjadi net konsumer," kata Sekjen Kementerian Perdagangan, Ardiansyah Parman, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 14 September 2011.
Kementerian Perdagangan, kata Ardiansyah, berkoordinasi dengan kementerian teknis lain akan terus memantau keadaan pangan nasional, termasuk antisipasi dampak dari kemarau.
Terutama kondisi beras, lanjut Ardiansyah, pemerintah menyadari jika kemarau terjadi hingga Oktober, stok di petani maupun pedagang akan mengkhawatirkan. "Panen tidak seperti pada Maret-April, sehingga waktu itu stok banyak baik di petani maupun pedagang," ungkapnya.
Sedangkan beras impor yang diadakan dari Vietnam dan Thailand, menurut Ardiansyah, langsung dimasukkan ke gudang Bulog sebagai cadangan ketika harga maupun stok di masyarakat mulai menghawatirkan.
"Yang kita masukkan sesuai kebutuhan. Impor tidak dimaksudkan dalam rangka masuk ke pasar umum, tetapi untuk penguatan stok pemerintah dengan realisasi 800 ribu ton," kata Adriansyah.
Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Gunaryo, mengatakan bahwa sentra produksi beras yang tidak merata di seluruh Indonesia juga menjadi salah satu faktor yang perlu diwaspadai.
"Ada 14-15 daerah sentra produksi, harus dikirim ke daerah-daerah non-produksi, sebagaian besar merupakan importir dari daerah-daerah lain," kata Gunaryo dalam kesempatan yang sama.
Untuk pengamanan November dan Desember, lanjut Gunaryo, selain pemerintah menugaskan Bulog melakukan penyerapan dari dalam negeri, Bulog juga diberi izin impor agar stok pemerintah tetap terjaga. "Juga dengan operasi pasar, untuk stabilisasi harga," kata dia. "Kalau antisipasi kekurangan stok akibat kemarau dengan raskin," tambahnya.
Gunaryo menuturkan, jumlah realisasi total operasi pasar yang sudah disalurkan pada 2011 ini jauh lebih tinggi dari pada operasi pasar di tahun-tahun sebelumnya. "Januari-September jumlah beras yang disalurkan untuk operasi pasar mencapai 182.500 ton," kata dia. (eh)
• VIVAnews
RABU, 14 SEPTEMBER 2011, 20:25 WIB
Antique, Sukirno
VIVAnews - Pemerintah mewaspadai stok beras November dan Desember akibat terganggunya produksi yang diprediksikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan terjadi kemarau hingga Oktober mendatang.
"Yang perlu diwaspadai itu November dan Desember, ketika sawah tidak panen, konsumsi masyarakat akan melewati jumlah produksi sehingga menjadi net konsumer," kata Sekjen Kementerian Perdagangan, Ardiansyah Parman, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 14 September 2011.
Kementerian Perdagangan, kata Ardiansyah, berkoordinasi dengan kementerian teknis lain akan terus memantau keadaan pangan nasional, termasuk antisipasi dampak dari kemarau.
"Yang perlu diwaspadai itu November dan Desember, ketika sawah tidak panen, konsumsi masyarakat akan melewati jumlah produksi sehingga menjadi net konsumer," kata Sekjen Kementerian Perdagangan, Ardiansyah Parman, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 14 September 2011.
Kementerian Perdagangan, kata Ardiansyah, berkoordinasi dengan kementerian teknis lain akan terus memantau keadaan pangan nasional, termasuk antisipasi dampak dari kemarau.
Terutama kondisi beras, lanjut Ardiansyah, pemerintah menyadari jika kemarau terjadi hingga Oktober, stok di petani maupun pedagang akan mengkhawatirkan. "Panen tidak seperti pada Maret-April, sehingga waktu itu stok banyak baik di petani maupun pedagang," ungkapnya.
Sedangkan beras impor yang diadakan dari Vietnam dan Thailand, menurut Ardiansyah, langsung dimasukkan ke gudang Bulog sebagai cadangan ketika harga maupun stok di masyarakat mulai menghawatirkan.
Sedangkan beras impor yang diadakan dari Vietnam dan Thailand, menurut Ardiansyah, langsung dimasukkan ke gudang Bulog sebagai cadangan ketika harga maupun stok di masyarakat mulai menghawatirkan.
"Yang kita masukkan sesuai kebutuhan. Impor tidak dimaksudkan dalam rangka masuk ke pasar umum, tetapi untuk penguatan stok pemerintah dengan realisasi 800 ribu ton," kata Adriansyah.
Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Gunaryo, mengatakan bahwa sentra produksi beras yang tidak merata di seluruh Indonesia juga menjadi salah satu faktor yang perlu diwaspadai.
"Ada 14-15 daerah sentra produksi, harus dikirim ke daerah-daerah non-produksi, sebagaian besar merupakan importir dari daerah-daerah lain," kata Gunaryo dalam kesempatan yang sama.
Untuk pengamanan November dan Desember, lanjut Gunaryo, selain pemerintah menugaskan Bulog melakukan penyerapan dari dalam negeri, Bulog juga diberi izin impor agar stok pemerintah tetap terjaga. "Juga dengan operasi pasar, untuk stabilisasi harga," kata dia. "Kalau antisipasi kekurangan stok akibat kemarau dengan raskin," tambahnya.
Gunaryo menuturkan, jumlah realisasi total operasi pasar yang sudah disalurkan pada 2011 ini jauh lebih tinggi dari pada operasi pasar di tahun-tahun sebelumnya. "Januari-September jumlah beras yang disalurkan untuk operasi pasar mencapai 182.500 ton," kata dia. (eh)
• VIVAnewsSementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Gunaryo, mengatakan bahwa sentra produksi beras yang tidak merata di seluruh Indonesia juga menjadi salah satu faktor yang perlu diwaspadai.
"Ada 14-15 daerah sentra produksi, harus dikirim ke daerah-daerah non-produksi, sebagaian besar merupakan importir dari daerah-daerah lain," kata Gunaryo dalam kesempatan yang sama.
Untuk pengamanan November dan Desember, lanjut Gunaryo, selain pemerintah menugaskan Bulog melakukan penyerapan dari dalam negeri, Bulog juga diberi izin impor agar stok pemerintah tetap terjaga. "Juga dengan operasi pasar, untuk stabilisasi harga," kata dia. "Kalau antisipasi kekurangan stok akibat kemarau dengan raskin," tambahnya.
Gunaryo menuturkan, jumlah realisasi total operasi pasar yang sudah disalurkan pada 2011 ini jauh lebih tinggi dari pada operasi pasar di tahun-tahun sebelumnya. "Januari-September jumlah beras yang disalurkan untuk operasi pasar mencapai 182.500 ton," kata dia. (eh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar