Selasa, 22 Februari 2011

Dentuman dan Getaran di Trenggalek Terus Meluas

Selasa, 22/02/2011 17:33 WIB

Dentuman dan Getaran di Trenggalek Terus Meluas

Samsul Hadi - detikSurabaya

Trenggalek - Suara dentuman disertai getaran yang menggegerkan warga 4 kecamatan di Kabupaten Trenggalek sejak 2 pekan lalu, dari hari ke hari semakin parah. Setelah sebelumnya meluas hingga Kecamatan Gandusari, sejak hari ini kejadian yang sama juga muncul di Kecamatan Tugu dan Karangan.

Kepala Bagian Humas Pemkab Trenggalek Yoso Mihardi mengatakan, dentuman dan getaran muncul di Kecamatan Karangan dan Tugu diketahui berdasarkan laporan masyarakat. Meski intesitasnya tak separah di Kecamatan Watulimo, Munjungan, Kampak, dan Panggul, kejadian ini cukup meresahkan masyarakat.

"Kabarnya di Kecamatan Kota juga sudah ada, tapi saya belum tahu persisisnya. Yang sudah pasti juga merasakan itu di Kecamatan Tugu dan Karangan," kata Yoso kepada detiksurabaya.com saat dihubungi, Selasa (22/2/2011).

Untuk bisa meredam keresahan masyarakat, Yoso menambahkan, pihaknya terus
mensosialisasikan hasil penelitian dan Balai Besar wilayah III Stasiun Geofisika Kelas II BMKG Tretes dan prediksi PVMBG Bandung, yang menganggap kejadian tersebut tidak berbahaya. Meski begitu kewaspadaan atas kemungkinan hal-hal yang tak diinginkan terus dikedepankan.

Yoso mengatakan, pihaknya saat ini masih menunggu kedatangan staf PVMBG Bandung yang akan melakukan penelitian, setelah sebelumnya diberikan undangan secara resmi. Saat ini penelitian tengah dilakukan di Kabupaten Ponorogo.

"Mungkin diambil mudahnya dimulai dari yang barat dulu. Yang jelas mereka sudah menyanggupi melakukan penelitian seperti apa yang kami minta," sambungnya.

Dalam keterangannya Yoso mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan masukan dari PVMBG Bandung untuk bisa mengatasi kemungkinan buruk dari munculnya tanah retak, sebagai akibat dentuman dan getaran tersebut. Yaitu dilakukannya penyumbatan tanah retak menggunakan tanah liat, sebagai upaya memperlambat kemungkinan terjadinya tanah longsor.

"Tanah retak itu kan ada rekahan yang memungkinkan ,air meresak. Nah PVMBG sudah meminta kami untuk menutupnya, agar air tidak masuk dan bisa memperlambat kemungkinan tanah longsor," jelas Yoso.

Sebelumnya, dalam 2 pekan terakhir masyarakat di 4 kecamatan di Kabupaten
Trenggalek, masing-masing Watulimo, Munjungan, Kampak, dan Panggul, dikagetkan
dengan munculnya suara dentuman menyerupai bom dan getaran ringan di permukaan tanah.

Kejadian yang sama juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo. Berdasarkan penelitian oleh Balai Besar wilayah III Stasiun Geofisika Kelas II BMKG Tretes, Pasuruan, dianggap sebagai gempa tektonik di kedalaman kurang dari 33 Km.

Meski demikian hasil penelitian tersebut dimentahkan oleh PVMBG Bandung, dengan
menyebut kejadian tersebut sebagai dampak pergerakan tanah lambat.


(fat/fat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar