Rabu, 23 Februari 2011

Suara Gemuruh dan Getaran Juga Dirasakan Warga Nganjuk

Rabu, 23/02/2011 14:56 WIB

Suara Gemuruh dan Getaran Juga Dirasakan Warga Nganjuk

Samsul Hadi - detikSurabaya


Ngawi - Suara dentuman disertai getaran di permukaan tanah tak hanya muncul di Trenggalek dan Ponorogo. Getaran dan dentuman yang masih misterius itu dirasakan warga di 2 Kecamatan Kabupaten Nganjuk, yaitu Ngetos dan Sawahan.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Djoko Wasisto membenarkan adanya suara dentuman dan getaran di Kecamatan Ngetos dan Sawahan. Bahkan kondisinya diakui lebih mengerikan, karena tak hanya dentuman melainkan gemuruh.

"Ya gluduk-gluduk begitu," kata Djoko membenarkan, saat dikonfiormasi detiksurabaya.com melalui sambungan telepon seluler, Rabu (23/2/2011).

Sejauh ini Pemkab Nganjuk belum dapat memastikan penyebab yang menjadi asal munculnya suara gemuruh tersebut. Dugaan sementara suara yang muncul sejak sepekan silam tersebut berasal dari aktivitas vulkanik di Gunung Wilis, karena Kecamatan Ngetos dan Sawahan merupakan sebagian wilayah di Kabupaten Nganjuk yang berada di lereng tersebut.

"Kalau saya menduga kok dari Gunung Wilis. Tapi benarnya bagaimana kami menunggu hasil penelitian saja, dan kami sudah menghubungi BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) untuk secepatnya melakukan penelitian," jelas Djoko.

Menyikapi kemunculan suara gemuruh tersebut, Djoko menambahkan, Pemkab Nganjuk sementara hanya bisa menyampaikan imbauan agar masyarakat tidak resah. Penempatan petugas jaga diakui akan dilakukan apabila terjadi bencana alam.

"Kalau nanti ada bencana, Tagana (Taruna Siaga Bencana) yang pertama kami kirim. Untuk sementara waktu ini cukup imbauan," sambungnya.

Djoko juga mengatakan, di lokasi munculnya suara gemuruh dilaporkan terjadi tanah longsor, tepatnya pada Selasa (22/2/2011). Namun karena intensitasnya yang kecil, dia menduga kejadian tersebut terlepas dari kemunculan suara tersebut.

"Sekali lagi saya baru sebatas menduga, kemungkinan longsor kemarin karena tanah yang memang labil di musim hujan. Kebetulan di sana daerahnya memang perbukitan," ujar Djoko.

Sebelumnya, dalam 2 pekan terakhir masyarakat di 4 kecamatan Kabupaten Trenggalek, masing-masing Watulimo, Munjungan, Kampak, dan Panggul, dikagetkan dengan munculnya suara dentuman menyerupai bom dan getaran ringan di permukaan tanah.

Kejadian yang sama juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo. Berdasarkan penelitian oleh Balai Besar wilayah III Stasiun Geofisika Kelas II BMKG Tretes, Pasuruan, dianggap sebagai gempa tektonik di kedalaman kurang dari 33 KM.

Meski demikian hasil penelitian tersebut dimentahkan oleh PVMBG Bandung, dengan menyebut kejadian tersebut sebagai dampak pergerakan tanah lambat.
(bdh/bdh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar