Rabu, 23 Februari 2011

Dentuman dan Getaran di Trenggalek Meluas, Mulai Terjadi Tanah Retak

Senin, 21/02/2011 15:44 WIB

Dentuman dan Getaran di Trenggalek Meluas, Mulai Terjadi Tanah Retak

Samsul Hadi - detikSurabaya

Trenggalek - Suara dentuman disertai getaran yang menggegerkan warga 4 kecamatan di Kabupaten Trenggalek sejak 2 pekan lalu, saat ini semakin meluas. Bahkan kerusakan sebagai akibat kejadian tersebut dilaporkan mulai muncul, ditandai dengan adanya tanah retak di sejumlah lokasi.

Kepala Sub Bagian Humas Pemkab Trenggalek, Yoso Mihardi mengatakan, lokasi terbaru yang juga merasakan dentuman dan getaran adalah Kecamatan Gandusari, setelah sebelumnya hanya terjadi di Kecamatan Watulimo, Munjungan, Kampak, dan Panggul. Intensitas dentuman juga dilaporkan meningkat, yaitu lebih dari 25 kali dalam sehari.

"Padi tadi saja, setelah Subuh saya sudah mendengar lebih dari 10 kali. Padahal sebelumnya kan maksimal 25 kali dalam sehari," ungkap Yoso kepada detiksurabaya.com melalui sambungan telepon, Senin (21/2/2011).

Dentuman dan getaran yang berdasarkan analisa Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, adalah pergerakan tanah lambat tersebut, saat ini juga dilaporkan sudah mengakibatkan kerusakan. Salah satunya yaitu tanah retak di sekitar rumah warga, tepatnya di Desa Timahan, Kecamatan Kampak.

"Untuk tanah retak di (Desa) Timahan, tadi pagi dilaporkan oleh Camat Kampak. Tapi seperti apa dan seberapa tingkat keparahannya masih dilakukan pengecekan lapangan," sambung Yoso.

Menghadapi semakin meluasnya dentuman dan getaran di permukaan tanah tersebut, Yoso menambahkan, pihaknya saat ini terus mensosialisasikan ke masyarakat untuk tidak resah, namun juga meminta agar kewaspadaan terus ditingkatkan. "Camat kami minta menjadi yang terdepan dalam sosialisasi ke masyarakat. Intinya kami terus mewaspadai kemungkinan buruk dari kejadian itu," imbuhnya.

Selain itu Pemkab Trenggalek juga telah menghubungi PVMBG Bandung, untuk meminta melakukan penelitian lebih lanjut atas kejadian dentuman dan getaran tersebut. Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut atas masukan Balai Besar wilayah III Stasiun Geofisika Kelas II BMKG Tretes, agar dilakukan penelitian Geologi dan Mitigasi atas peristiwa tersebut.

"Surat ke PVMBG hari ini kami layangkan dan kami berharap bisa mendapatkan respon. Kami serius menghadapi peristiwa ini, dan semoga tidak semakin meresahkan masyarakat," tandas Yoso.

Sebelumnya, dalam 2 pekan terakhir masyarakat di 4 kecamatan di Kabupaten Trenggalek, masing-masing Watulimo, Munjungan, Kampak, dan Panggul, dikagetkan dengan munculnya suara dentuman menyerupai bom dan getaran ringan di permukaan tanah.

Kejadian yang sama juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo. Berdasarkan penelitian oleh Balai Besar wilayah III Stasiun Geofisika Kelas II BMKG Tretes, Pasuruan, dianggap sebagai gempa tektonik di kedalaman kurang dari 33 Km.

Meski demikian hasil penelitian tersebut dimentahkan oleh PVMBG Bandung, dengan menyebut kejadian tersebut sebagai dampak pergerakan tanah lambat.

(bdh/bdh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar