Banjir Lahar Dingin Merapi, 700 KK Diungsikan
Masih ada sekitar 40 unit hunian sementara yang kosong dan bisa ditempati oleh lansia.
KAMIS, 3 NOVEMBER 2011, 20:10 WIB
Muhammad Firman
VIVAnews - Hujan yang terjadi di kawasan puncak gunung Merapi sejak sekitar pukul 15.00 WIB menggelontorkan banjir lahar dingin di sekitar kali Jumoyo, khususnya di kawasan Desa Jumoyo, Kecamatan Salem, Kabupaten Magelang.
Menurut Sungkono, kepala desa Jumoyo, mulai pukul 16.00 sore tadi, terjadi luapan besar di kali Jumoyo, kali yang berhulu di gunung Merapi.
“Hujan mulai turun di puncak sekitar jam 3 sore. Jam 4, banjir kiriman mulai turun disertai lahar dingin,” kata Sungkono pada VIVAnews, 3 November 2011. “Selain itu, terjadi pula penggerusan di sekitar kali Jumoyo,” ucapnya.
Saat ini, Sungkono menyebutkan, kondisi air cukup tinggi di kali tersebut. Meski banjir tidak memakan korban, namun sejumlah warga sudah diungsikan di titik aman. Jembatan Jumoyo, yang menghubungkan antara Yogyakarta dan Magelang juga dalam kondisi aman. “Tadi sempat ditutup, namun kini sudah kembali dibuka dan dapat dipergunakan warga,” ucapnya.
Sungkono menyebutkan, ada 4 dusun yang warganya diungsikan ke titik aman. Dusun-dusun tersebut antara lain adalah Dewakan, Kemburan, Selo Iring, dan Kalirogo.
“Ada sekitar 700 kepala keluarga yang diungsikan ke titik aman. Berhubung banjir belum terlalu berbahaya, banyak warga yang masih kembali ke rumah masing-masing,” kata Sungkono. “Rencananya, besok akan dilakukan evakuasi bagi warga lansia. Mereka akan diungsikan di hunian sementara yang kosong,” ucapnya.
Menurut Sungkono, saat ini masih ada sekitar 40 unit hunian sementara yang kosong dan bisa ditempati oleh lansia. “Satu unit hunian tersebut bisa digunakan untuk menampung antara 2 sampai 3 orang,” ucapnya. “Mereka akan diungsikan ke sana agar ketika ada banjir besar melanda, mereka tidak sulit untuk dievakuasi,” ucapnya.
Menurut Sungkono, kepala desa Jumoyo, mulai pukul 16.00 sore tadi, terjadi luapan besar di kali Jumoyo, kali yang berhulu di gunung Merapi.
“Hujan mulai turun di puncak sekitar jam 3 sore. Jam 4, banjir kiriman mulai turun disertai lahar dingin,” kata Sungkono pada VIVAnews, 3 November 2011. “Selain itu, terjadi pula penggerusan di sekitar kali Jumoyo,” ucapnya.
Saat ini, Sungkono menyebutkan, kondisi air cukup tinggi di kali tersebut. Meski banjir tidak memakan korban, namun sejumlah warga sudah diungsikan di titik aman. Jembatan Jumoyo, yang menghubungkan antara Yogyakarta dan Magelang juga dalam kondisi aman. “Tadi sempat ditutup, namun kini sudah kembali dibuka dan dapat dipergunakan warga,” ucapnya.
Sungkono menyebutkan, ada 4 dusun yang warganya diungsikan ke titik aman. Dusun-dusun tersebut antara lain adalah Dewakan, Kemburan, Selo Iring, dan Kalirogo.
“Ada sekitar 700 kepala keluarga yang diungsikan ke titik aman. Berhubung banjir belum terlalu berbahaya, banyak warga yang masih kembali ke rumah masing-masing,” kata Sungkono. “Rencananya, besok akan dilakukan evakuasi bagi warga lansia. Mereka akan diungsikan di hunian sementara yang kosong,” ucapnya.
Menurut Sungkono, saat ini masih ada sekitar 40 unit hunian sementara yang kosong dan bisa ditempati oleh lansia. “Satu unit hunian tersebut bisa digunakan untuk menampung antara 2 sampai 3 orang,” ucapnya. “Mereka akan diungsikan ke sana agar ketika ada banjir besar melanda, mereka tidak sulit untuk dievakuasi,” ucapnya.
Laporan: Erick Tanjung | Yogyakarta, umi
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar