Ratusan warga Siring Barat, Porong, Sidoarjo menggelar istighosah atau doa bersama mendukung perwakilan warga yang ke Jakarta demi memperjuangkan wilayahnya agar masuk peta terdampak.
Istighosah itu digelar selama 4 hari mulai Selasa (23/3/2010) hingga Jumat (26/3/2010) mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB, di Jalan Flamboyan yang juga jalan alternatif menuju ke Malang.
"Warga Siring melakukan doa bersama ini mendukung perwakilan warga yang ke Jakarta agar diperhatikan pemerintah," kata Ketua RT III Gandu Suyanto (51) kepada detiksurabaya.com, Jumat (26/3/2010).
Selain pemerintah, pihaknya berharap kepada orang-orang yang ada di lapangan yakni Badan Pelaksana Lumpur Sidoarjo (BPLS) memberi jawaban status wilayah Siring Barat. Sementara menurut salah satu warga RT II RW I Siring, Ikhwan (45) bahwa seharusnya pemerintah memberi perlindungan kepada warganya dengan jalan memperhatikan kondisi wilayah Desa Siring Barat yang saat ini sering muncul bubble dan semburan api.
"Seharusnya pemerintah memberi perlindungan kepada warganya dengan jalan memperhatikan kondisi wilayah Desa Siring Barat yang saat ini sering muncul bubble dan semburan api. Desa Siring ini seperti neraka, karena banyak muncul semburan api di mana-mana," jelasnya.
Dia mengharapkan, agar warga Desa Siring segera mendapat ganti rugi yang selama ini hanya diberi bantuan sosial (Bansos) berupa uang kontrak Rp 2,5 juta per KK, biaya evakuasi Rp 500 ribu dan jatah hidup Rp 300 ribu per jiwa selama 6 bulan. Namun uang itu hanya dibayar selama 5 bulan saja.
Hingga pukul 10.00 WIB, warga masih khusyu mengikuti doa bersama yang diikuti wanita, pria dan anak-anak. Sementara beberapa polisi terlihat berjaga di lokasi.
http://id.news.yahoo.com/dtik/20100326/tid-korban-lumpur-doa-bersama-agar-masuk-b1ae096.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar