PADANG, KOMPAS.com — Pengurus Daerah Ikatan Ahli Geologi Indonesia (Pengda IAGI) Provinsi Sumatera Barat mengingatkan soal perlunya upaya antisipasi terhadap ancaman bencana badai matahari yang mesti dilakukan sedini mungkin.
Ketua Pengda IAGI Provinsi Sumbar Ade Edward, Rabu (17/3/2010), mengatakan, prediksi soal badai matahari 2012-2015 yang secara resmi sudah dinyatakan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mesti segera ditindaklanjuti dengan upaya mitigasi oleh LIPI, BNPB, BPPT, Kementerian Ristek, Kementerian ESDM, dan BMKG.
Sejumlah peneliti antariksa di dunia memprediksi puncak badai matahari akan terjadi pada pertengahan tahun 2013. Indikasi tersebut berdasar pada aktivitas matahari yang saat ini terus meningkat. Aktivitas matahari ini berupa medan magnet, bintik matahari, ledakan matahari, lontaran massa korona, angin surya, dan partikel energetik.
Namun, masyarakat tidak perlu khawatir karena badai matahari tidak akan menghancurkan peradaban dunia. Dampak badai matahari hanya merusak sistem teknologi. Sistem teknologi yang terpengaruh, misalnya, rusaknya satelit sehingga mengganggu jaringan komunikasi. Dampak lainnya dari badai matahari ini juga dapat mengganggu medan magnet bumi. Badai matahari ini dapat diantisipasi agar tidak menimbulkan kerusakan, seperti mematikan sementara jaringan satelit dan jaringan listrik pada saat terjadi badai matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar