JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerja sama dengan Japan International Cooporation Agency (JICA) melakukan sebuah upaya untuk mereduksi bahaya gempa bumi dan gunung api di Indonesia. Wilayah Indonesia yang dipilih oleh para peneliti Indonesia dan Jepang ini adalah Sumatera dan Jawa.
Menurut Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian, Hery Harjono, Sumatera menjadi pilihan karena banyak patahan yang masih aktif sedangkan Jawa dipilih karena banyak patahan yang belum sempat dipetakan oleh LIPI. "Selain banyak patahan di kedua wilayah tersebut, jumlah penduduk di wilayah tersebut juga relatif padat. Dengan adanya riset ini, diharapkan dapat membantu masyarakat di daerah tersebut untuk lebih waspada akan bencana yang mungkin menimpa," ujar Hery yang juga merupakan Ketua Penelitian Program Multi-Disiplin dalam Pengurangan Bahaya Gempa Bumi dan Gunung Api di Indonesia ketika jumpa pers di Kantor LIPI, Jakarta, Senin (22/3/2010).
Patahan bumi atau sesar merupakan retakan pada kerak bumi yang dapat mengakibatkan gempa dan tsunami. Patahan di wilayah Jawa belum teridentifikasi sepenuhnya sehingga LIPI masih terus menerus melakukan riset dan pemetaan patahan.
Pemetaan ini nantinya dapat dijadikan sumber prakiraan gempa pada suatu daerah yang terletak di sekitar patahan ataupun daerah yang berkemungkinan terkena dampaknya. "Program riset ini mencoba mendahulukan wilayah yang memang rentan terhadap bencana tsunami, gempa bumi dan gunung berapi. Jadi, tidak serta merta meneliti begitu saja." ungkap Hery.
Sejauh ini, LIPI telah melakukan survei sesar aktif di daerah Jawa Barat, yaitu sesar Cimandiri, sesar Lembang dan sesar Baribis. Nantinya, LIPI diharapkan dapat memberikan peta atau gambaran daerah yang memang rentan terhadap bencana sehingga penanggulangan dapat segera diupayakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar