DENPASAR, KOMPAS.com - Rencana Pemerintah Provinsi Bali membuka kembali kuota pemanfaatan 1.000 penyu per tahun dikecam masyarakat dan aktivis penyayang satwa. Rencana tersebut dikhawatirkan memengaruhi citra Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata di dunia.
Rencana Pemerintah Provinsi Bali memanfaatkan 1.000 ekor penyu per tahun saat ini sudah diajukan ke Departemen Kehutanan. Secara terpisah, Gubernur Made Mangku Pastika mengungkapkan, angka 1.000 itu diperoleh berdasarkan hitung-hitungan kebutuhan penyu untuk kebutuhan upacara adat keagamaan di Bali.
”Jadi bisa dipastikan penyu hanya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan upacara. Yang penting supaya tidak ada kegiatan ilegal terkait satwa itu. Kami melalui jalur resmi, meminta izin dan tengah dibahas oleh pemerintah pusat,” kata Pastika.
Bendesa adat Desa Serangan, desa di Bali yang menjadi tempat bertelur penyu, Made Wiguna menyatakan, pariwisata Bali sempat terpengaruh ketika ribuan penyu dibunuh untuk konsumsi dan upacara adat keagamaan satu dekade lalu. ”Sejumlah negara sempat mengancam larangan berwisata ke Bali,” kata Wiguna, Rabu (25/11).
Koordinator Program Penyu Nasional World Wide Fund (WWF) Indonesia Creusa Hitipeuw menyatakan, perdagangan ilegal dan penyelundupan penyu ke Bali dikhawatirkan kembali marak apabila rencana itu terealisasi. (BEN)
Sumber : Kompas Cetak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar