Kamis, 26 November 2009

Dikecam, Kuota 1.000 Penyu untuk Bali

Dikecam, Kuota 1.000 Penyu untuk Bali
Beberapa petugas kehutanan memeriksa bangkai penyu hijau (Chelonia mydas) di pesisir pantai Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Kamis (30/7). Penyu betina yang diperkirakan berumur lebih dari 30 tahun tersebut dibunuh pemburu yang mengambil telurnya.
    KAMIS, 26 NOVEMBER 2009 | 05:34 WIB

    DENPASAR, KOMPAS.com - Rencana Pemerintah Provinsi Bali membuka kembali kuota pemanfaatan 1.000 penyu per tahun dikecam masyarakat dan aktivis penyayang satwa. Rencana tersebut dikhawatirkan memengaruhi citra Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata di dunia.

    Rencana Pemerintah Provinsi Bali memanfaatkan 1.000 ekor penyu per tahun saat ini sudah diajukan ke Departemen Kehutanan. Secara terpisah, Gubernur Made Mangku Pastika mengungkapkan, angka 1.000 itu diperoleh berdasarkan hitung-hitungan kebutuhan penyu untuk kebutuhan upacara adat keagamaan di Bali.

    ”Jadi bisa dipastikan penyu hanya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan upacara. Yang penting supaya tidak ada kegiatan ilegal terkait satwa itu. Kami melalui jalur resmi, meminta izin dan tengah dibahas oleh pemerintah pusat,” kata Pastika.

    Bendesa adat Desa Serangan, desa di Bali yang menjadi tempat bertelur penyu, Made Wiguna menyatakan, pariwisata Bali sempat terpengaruh ketika ribuan penyu dibunuh untuk konsumsi dan upacara adat keagamaan satu dekade lalu. ”Sejumlah negara sempat mengancam larangan berwisata ke Bali,” kata Wiguna, Rabu (25/11).

    Koordinator Program Penyu Nasional World Wide Fund (WWF) Indonesia Creusa Hitipeuw menyatakan, perdagangan ilegal dan penyelundupan penyu ke Bali dikhawatirkan kembali marak apabila rencana itu terealisasi. (BEN)

    Editor: tof

    Sumber : Kompas Cetak

    http://regional.kompas.com/read/xml/2009/11/26/05343172/dikecam.kuota.1.000.penyu.untuk.bali

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar