Paceklik Air, Warga di Pamekasan Tak Bisa Wudlu
Ardi Yanuar - detikSurabaya
Foto: Ardy Yanuar
Pamekasan - Kekeringan yang melanda Desa Jambringin, Kecamatan Proppo, Pamekasan, Madura membuat masyarakat setempat kesulitan mendapat air bersih.
Mereka harus berhemat, air hanya digunakan untuk memasak dan minum. Bahkan karena sulitnya air mereka tidak bisa berwudlu ketika ingin salat. Wudlu pun diganti dengan tayamum.
"Sudah sebulan ini, kami harus bertayamum sebelum menjalankan sholat. Kami harus pandai menghemat air. Biarpun bertayamum, tidak membatalkan sholat," kata Jumaiyah, warga Desa Jambringin, saat ditemui sedang antri air di sumur di bekas ladang tembakau, Sabtu (17/10/2009).
Untuk mendapat air bersih warga kata Jumaiyah harus antri. Dirinya membawa jirigen kapasitas 30 liter dan menunggu selama dua jam. Namun dia hanya mendapat 4 jirigen air karena air di sumur habis.
Meski debit air sumur sangat kecil, namun sumur milik Sanimbran ini tercatat sebagai satu dari lima sumur yang masih menyisakan air di Desa Jambringin. Sedangkan puluhan sumur lainnya, airnya mengering.
Itu sebabnya, Jumaiyah bersama puluhan keluarga lainnya rela antri meski harus memakan waktu berjam-jam untuk mendapatkan 2 jirigen air.
"Daripada keluarga kami tak bisa makan dan minum, lebih baik ikut antri meski harus menunggu lama," tutur Jumaiyah, yang dibenarkan Saniti dan Halimah, warga lainnya yang ikut antri air.
Tangki air PDAM memang ada. Namun hanya satu kali dalam satu minggu dengan jatah 5.000 liter air. Jumaiyah bersama warga Desa Jambringin lainnya berharap hujan segera turun. Kekeringan tahun ini lebih parah ketimbang tahun 2008 lalu. "Tahun lalu, hujan mulai turun pada akhir September," ungkapnya.
(wln/wln)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar