VIVAnews - BP, untuk sementara waktu, mampu menyumbat bocornya sumur minyak bawah laut di Teluk Meksiko, di perairan selatan Amerika Serikat (AS). Perusahaan minyak terkemuka yang berbasis di Inggris itu, dengan bantuan Satuan Penjaga Pantai AS, selama 85 hari terakhir berupaya menutup kebocoran sumur minyak akibat ledakan suatu kilang.
Selama itu pula 184 juta galon minyak mentah berceceran di laut sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan yang parah.
Berhasilnya penyumbatan sumur minyak itu terjadi setelah BP mengganti alat penyumbat dengan menggunakan teknologi robot. Kini, tim dari BP berharap bahwa alat penyumbat baru itu bisa bertahan lama sehingga tidak lagi terjadi kebocoran, sementara mereka memikirkan cara penyumbatan permanen.
Menurut BP, minyak mentah berhenti menyembur ke luar pada hari Kamis pukul 15.25 waktu Pantai Timur Amerika (Jumat dini hari WIB). "Itu merupakan pemandangan yang luar biasa," kata Doug Suttles, Kepala Eksekutif Operasional (COO) BP.
Namun, Suttles tidak menampik risiko bahwa minyak dari dalam bumi itu bisa saja menyembur lagi. "Ini masih jauh dari akhir. Maka, belum waktunya untuk membuat perayaan," kata Suttles.
Presiden AS, Barack Obama, menyebut perkembangan itu sebagai "tanda yang positif." Namun, dia tetap mewanti-wanti bahwa operasi ini masih dalam "tahap percobaan".
Kini, yang dikhawatirkan adalah bila tekanan dari sumur yang tersumbat itu dapat menyembut ke bagian lain di dasar laut. Tim BP juga berharap tidak ada ledakan dari dasar laut akibat tersumbatnya sumur minyak.
Lebih dari dua bulan terakhir, baik BP maupun satuan Penjaga Pantai (Coast Guard) belum mampu mengatasi bocornya sumur minyak di Teluk Meksiko, yang mengeluarkan sekitar 2,52 juta galon per hari. Kebocoran itu berawal dari ledakan kilang minyak milik BP pada 20 April lalu, yang menewaskan sebelas pekerja.
Jutaan barel minyak mentah dari sumur yang bocor di bawah laut itu terus menyebar ke seluruh perairan selatan AS. Banyak penghuni laut yang mati dan ini juga mematikan mata pencaharian para nelayan Amerika dan warga setempat.
Menurut perhitungan pengamat, hingga kini 184 juta galon minyak mentah berceceran di Teluk Meksiko. Selain terus menuntut pertanggungjawaban BP, Obama dan pemerintahannya juga berupaya agar pencemaran lingkungan itu tidak meluas ke wilayah lain.
Berkat tekanan dari Obama, pimpinan BP bulan lalu meminta maaf atas pencemaran lingkungan akibat bocornya sumur minyak yang dikelolanya di perairan selatan Amerika Serikat (AS). BP pun memberi ganti rugi sebesar US$20 miliar (sekitar Rp183,17 triliun) kepada pihak-pihak yang dirugikan akibat pencemaran itu. (Associated Press)
http://id.news.yahoo.com/viva/20100716/twl-bp-berhasil-sumbat-bocornya-minyak-cfafc46.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar