USGS: Gempa Jepang Geser Pulau Honshu 2,4 Meter
Nograhany Widhi K - detikNews
Gambar pencitraan NASA (gettyimages)
Jakarta - Gempa 8,9 yang berpusat di 373 km timur laut Tokyo, membuat pulau yang terdekat dengan pusat gempa, Pulau Honshu, bergeser 8 kaki atau 2,4 meter. Hal tersebut terlihat dari pencitraan bergesernya garis pantai. Pulau Honshu merupakan pulau terbesar di Jepang, di dalamnya terdapat kota Tokyo, Nagoya, Kyoto dan Osaka.
"Pada titik ini, kita tahu bahwa salah satu stasiun GPS berpindah (8 kaki), dan kita telah melihat peta dari GSI (Geospatial Information Authority) di Jepang menunjukkan pola pergeseran atas area yang luas yang konsisten dengan daratan sekitarnya," kata ahli geofisika US Geological Survey (USGS) Kenneth Hudnut seperti dilansir dari CNN, Minggu (13/3/2011).
Sementara ahli seismologi USGS Paul Earle mengatakan 8 kaki itu sangat masuk akal. Gempa tektonik tersebut dihasilkan dari dorongan lempeng Pasifik dan Amerika Utara. Lempeng Pasifik mendorong bagian bawah irisan lempeng Amerika Utara dengen kecepatan sekitar 3,3 inci (83 mm) per tahun. Tetapi gempa-gempa yang datang bertubi-tubi membuat lempeng menimbulkan sentakan yang dramatis dan konsekuensinya, bencana yang besar.
"Dengan gempa yang begitu besar ini, Anda bisa mendapatkan pergeseran tanah yang besar," kata Earle seperti dilansir AFP, Minggu (13/3/2011).
Earle menambahkan, pergerakan tanah yang sama terlihat di Chili dan Indonesia. Pada Desember 2004 lalu, gempa 9,1 menyebabkan tsunami di Aceh yang menewaskan 228 ribu orang. Sedangkan gempa 8,8 di pantai Chili pada Februari 2010 menewaskan lebih dari 500 orang.
Sedangkan pergerakan tanah tak dijumpai pada gempa berkekuatan 7 di Haiti pada Februari 2010 lalu. "Gempa dengan besaran 7 ini jauh lebih kecil daripada gempa yang baru saja terjadi di Jepang. Kita sangat kaget gempa Jepang ini lebih besar dari gempa Haiti," jelas Earl.
Gempa berkekuatan 8,9 di Jepang menyebabkan tsunami dahsyat pada Jumat (11/3/2011) lalu. Kota-kota di pantai timur laut Jepang hancur. Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengatakan bencana ini merupakan "bencana nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya."
(nwk/nrl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar