Hujan Bikin Partikel Radioaktif Jepang Tidak Akan ke Mana-mana
Nurvita Indarini - detikNews
Jakarta - Kebocoran "kecil" dialami PLTN Fukushima akibat gempa dan tsunami yang melanda Jepang pada Jumat (11/3) lalu. Jika hujan turun, maka partikel ini diyakini tidak akan ke mana-mana.
"Kalau ada hujan maka partikel akan turun, ikut air hujan. Maka partikel akan turun ke bumi tidak akan ke mana-mana. Struktur reaktor tidak ada yang kecenderungan ke angkasa," ujar Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) As Natio Lasman dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (13/3/2011).
Ditambahkan dia, kemungkinan boron (B) digunakan untuk mengendalikan reaktor. Kalau air menguap, maka boron akan menjadi asam borat, sehingga ketika hujan, yang terjadi adalah hujan asam. Meskipun demikian, kadar asamnya lemah lantaran bukan asam sulfat.
Karena itu, dekontaminasi perlu dilakukan. Dekontaminasi merupakan tindakan mengambil partikel yang mengandung radioaktif. Untuk melakukannya, perlu dilakukan oleh banyak orang dan detektor karena harus dilakukan dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
"Kemungkinan tidak seluruh radius 20 km itu terkena, tergantung arah angin. Namun agar aman seluruh radius harus diteliti," sambung Natio.
Dekontaminasi, imbuhnya, membutuhkan ongkos yang tidak sedikit lantaran membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Namun Natio yakin, Jepang akan mampu melakukannya. Sebab sebelumnya, Jepang pernah memiliki pengalaman dengan penanganan zat semacam itu kala Hiroshima dan Nagasaki dibom atom pada 1945 oleh AS.
Bom atom kala itu membunuh 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki. Setelah peristiwa itu, ribuan orang tewas akibat luka atau sakit lantaran terkena radiasi yang dikeluarkan bom.
"Jepang lalu melakukann dekontaminasi sehingga daerah itu bisa dihuni lagi. Jepang tidak punya pilihan, harus melakukan dekontaminasi. Jepang itu punya 54 reaktor nuklir jadi sudah punya pengalaman dengan nuklir," tutur Natio.
Partikel radioaktif, imbuhnya, bisa masuk ke air ataupun terhisap tumbuhan. Jika air yang mengandung radioaktif itu masuk ke tubuh ikan, maka ikan-ikan tersebut tidak boleh dikonsumsi. Dalam masa tertentu, ikan di suatu wilayah yang positif tercemar radioaktif tidak boleh dikonsumsi. Pun dengan tanaman yang menghisap zat tersebut. Bila tanaman itu termakan hewan ternak, maka hewan ternak juga tidak boleh dikonsumsi.
Beberapa tahun setelah pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl, Ukraina utara, meledak, kota itu kembali ditinggali orang meski jumlahnya sedikit. Kendati sekarang sudah dinyatakan aman, namun produksi susu kota tersebut belum boleh dibawa ke luar negeri. Sebab masih banyak yang takut, susu sapi tersebut terkontaminasi radioaktif dari daun yang dimakan sapi.
"Jika suatu daerah ditengarai terkena radiasi itu, maka jangan ada yang merokok di luar ruangan karena zat radioaktif bisa ikut terhisap. Makanan dan minuman juga jangan dibuarkan terbuka di luar. Yang dikonsumsi adalah yang benar-benar tertutup dan dimakan di dalam ruangan," jelas Natio.
Jika pakaian seseorang dideteksi terkontaminasi radioaktif maka pakaian itu harus dilepas dan dijauhkan. Si pemakainya kemudian diguyur dengan air hingga bersih. Jika ada yang terluka, maka lukanya harus dibersihkan dengan teliti untuk menghindari radioaktif masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terbuka.
Menurut Natio, radioaktif memiliki umur paruh. Jika radioaktif memiliki umur paruh pendek, maka jika didiamkan dalam 1-2 hari akan netral. Sedangkan jika memiliki umur paruh panjang butuh waktu ratusan bahkan ribuan tahun untuk normal.
"Setelah sudah tenang, baru bisa diteliti radioaktifnya paruh pendek atau paruh panjang. Kalau kerusakan (reaktor) dari bahan bakarnya maka radioaktifnya adalah yang berusia paruh panjang," jelas Natio.
Dia menambahkan, radiasi bisa membunuh sel kanker. Namun sebaliknya, jika mengenai sel sehat maka yang terjadi adalah sebaliknya, dalam dosis besar bisa terjadi anomali.
"Bisa terjadi kanker. Dan itu yang dikawatirkan penduduk sana," kata Natio.
Gempa hari Jumat telah menyebabkan kebocoran reaktor di PLTN Fukushima yang dikelola oleh operator Tokyo Electric Power (TEPCO). Sekretaris Kabinet, Yukio Edano, mengatakan sistem pendingin di reaktor itu gagal berfungsi sehingga lingkaran bahan bakar di dalamnya terbuka, menyebabkan lepasnya radiasi.
Reaktor nomor tiga ini adalah satu-satunya yang memakai bahan bakar campuran plutonium di komplek pembangkit itu, menyebabkan masalah ini berpotensi makin serius. Sebelumnya masalah serupa terjadi di reaktor nomor 1 - yang tidak memakai plutonium - dan sudah menyebabkan terjadinya ledakan hari Sabtu.
Sekitar 200 ribu orang dievakuasi dari perkampungan di sekitar PLTN Fukushima No 1 dan No 2, sekitar 250 km utara Tokyo.
(vit/nrl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar