Sabtu, 17 April 2010

Abu Vulkanik Eslandia Ganggu Penerbangan


Abu Vulkanik Eslandia Ganggu Penerbangan
Jutaan Orang Tertahan di Bandara Eropa
Sabtu, 17 April 2010 | 08:39 WIB


AP PHOTO/MARTIN MEISSNER
Pelancong menunggu penerbangan yang tak menentu di Bandara Internasional di Duesseldorf, Jerman, Jumat (16/4). Sejumlah negara di Eropa menunda penerbangan terkait gangguan awan abu vulkanik dari letusan gunung api di Eslandia.
LONDON, KOMPAS.com- Jutaan penumpang pesawat domestik dan lintas benua tertahan di hampir semua bandara di Eropa sejak Kamis malam hingga Jumat (16/4). Pesawat tidak bisa terbang karena terganggu awan abu vulkanik dari letusan gunung api di Eslandia.

Dampak abu vulkanik dari letusan gunung api di bawah lapisan gumpalan es tebal atau gletser Eyjafjallajokull, Eslandia, Jumat (16/4), sudah semakin luas dan parah. Gumpalan awan abu tidak saja menyaput Inggris Raya, melainkan juga sudah menjelajahi langit Eropa utara.

Semua bandara di kawasan itu ditutup sementara dan jadwal penerbangan lintas benua pun kacau-balau. Dampak lainnya adalah debu vulkanik yang terbawa angin di angkasa dalam jumlah banyak membahayakan pernapasan manusia.

Gangguan di dunia penerbangan ini merupakan petaka terbesar sesudah peristiwa penyerangan teroris terhadap menara kembar World Trade Center, New York, Amerika Serikat, sembilan tahun silam, 11 September 2001. Kali ini, lebih dari 17.000 penerbangan domestik dan antarbenua dari dan ke Eropa yang diestimasikan mengangkut 3,4 juta penumpang terhenti sementara waktu hingga ruang udara Eropa bersih dari abu.

Pemerintah Polandia sempat menunda rencana pemakaman jenazah Presiden Lech Kaczynski dan istrinya, Maria Kaczynska, Minggu (18/4). Acara kemudian diputuskan tetap berlanjut dengan harapan abu vulkanik tidak akan mengganggu jadwal penerbangan para pemimpin dunia yang akan menghadiri pemakaman.

Gunung api yang berada di bawah permukaan gletser Eyjafjallajokull, Eslandia, itu meletus pada Rabu (14/4) pagi. Letusan itu adalah yang kedua di kawasan tersebut sejak Maret lalu. Letusan terakhir sebelumnya terjadi pada tahun 1823 atau 187 tahun silam. Letusan kali ini berdampak buruk. Selain menyemburkan abu tebal ke udara, panas letusan juga melelehkan lapisan es tebal di atasnya, memicu banjir serta naiknya permukaan air laut dan sungai setinggi tiga meter. Lebih dari 800 orang diungsikan.

Hingga Jumat, hari ketiga setelah letusan, awan abu vulkanik sudah terbang sejauh lebih dari 3.000 kilometer dan terus meluas ke arah timur ke Moskwa, mengikuti arah angin, melebihi jarak Sabang-Merauke. The Associated Press melaporkan, awan abu vulkanik melayang di ketinggian antara 20.000 kaki atau 6.000 meter dan 36.000 kaki atau 11.000 meter, lebih kurang sama dengan tinggi daya jelajah pesawat.

Selain mengganggu jarak pandang, abu vulkanik juga merusak mesin jet. Mengingat rawan bagi penerbangan, otoritas di Inggris Raya (Irlandia utara, Skotlandia, dan Inggris) menutup sementara semua bandaranya. Hal serupa dilakukan otoritas di Finlandia, Swedia, Norwegia, Denmark, Ceko, Lituania, Latvia, Estonia, Polandia, Rusia, Jerman, Belanda, Perancis, dan Spanyol.

Perancis, misalnya, telah menutup 24 bandaranya, termasuk dua bandara utama di Paris, yakni Charles de Gaulle dan Orly. Puluhan ribu penumpang yang terdampar di Charles de Gaulle, salah satu bandara internasional tersibuk di dunia, terpaksa tidur di bangku, kafe, atau duduk berkelompok dalam keadaan bingung.

”Sejak Kamis malam, kami tak mendapat berita ini. Penerbangan kami diumumkan pukul satu dini hari, tetapi sekarang dibatalkan,” ujar Elisabeth Lindley, penumpang di Charles de Gaulle, yang hendak pulang ke Manchester, Inggris. Bandara Manchester bahkan sudah ditutup sejak Kamis, sehari setelah letusan.

Kekacauan transportasi udara ini pula yang membuat komedian legendaris, John Cleese, terpaksa harus merogoh kocek 5.100 dollar AS untuk menyewa taksi antarnegara dari Oslo di Norwegia ke Brussels di Belgia (1.500 kilometer), ungkap saluran berita TV2, Norwegia, Jumat. Sebelumnya, dia sempat menyuruh asistennya mencari perahu atau tiket kereta api, tetapi tidak ada.

Beberapa penerbangan dari AS, seperti dari Chicago, San Francisco, Denver, Las Vegas, dan New York, ke Bandara Heathrow, London, harus kembali ke kota-kota keberangkatan atau mendarat di kota lain. Maskapai penerbangan Kanada pun membatalkan beberapa penerbangan ke Eropa.

Lebih dari 50 penerbangan antara Asia, Asia Pasifik, dan Eropa juga dibatalkan. Ribuan penumpang terdampar di sejumlah kota di Asia. Japan Airlines mengatakan, sembilan penerbangan ke dan dari Eropa dibatalkan, termasuk penerbangan pergi-pulang dari Bandara Internasional Narita ke Paris, Amsterdam, London, dan Frankfurt.

Di Seoul, Korea Selatan, sebanyak 12 penerbangan dibatalkan dan dua penerbangan menuju Eropa dipaksa untuk berbalik. Singapura Airlines pun membatalkan tujuh penerbangan ke Eropa. (AP/AFP/REUTERS/CAL)

Editor: msh | Sumber : Kompas Cetak

http://lipsus.kompas.com/topikpilihan/read/2010/04/17/08392023/Jutaan.Orang.Tertahan.di.Bandara.Eropa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar