|
Para nelayan setempat pun berjuang membuat barikade agar minyak mentah itu tidak menyebar luas sehingga bisa mematikan banyak ikan dan makhluk laut lainnya. VIVAnews - Tumpahan minyak mentah akibat ledakan di suatu kilang lepas pantai pekan lalu kini mengancam lingkungan di pesisir tenggara Amerika Serikat (AS). Pada Kamis malam waktu setempat (Jumat pagi WIB), tumpahan minyak mendekati pantai di Teluk Meksiko dan delta Sungai Mississippi.
Pihak berwenang di AS khawatir bahwa dampak tumpahan minyak ini lima kali lebih besar dari perkiraan dan ini bisa menjadi bencana terbesar dalam beberapa puluh tahun terakhir.
"Saya khawatir ini menjadi insiden yang sangat besar. Berbagai upaya telah dilakukan agar tumpahan minyak dalam jumlah besar itu tidak sampai meluas lagi," kata David Kennedy dari Badan Kelautan dan Atmosfer AS (NOAA). Presiden Barack Obama pun menggelar rapat kabinet untuk mengatasi krisis.
Peristiwa ini tidak saja mengancam ekosistem laut, namun juga penghidupan para nelayan di pesisir tenggara AS. Nelayan bernama Cade Thomas mengaku bingung siapa yang harus disalahkan, apakah Penjaga Pantai, pemerintah pusat, atau perusahaan minyak British Petroleum (BP) PLC, yang memiliki kilang minyak yang meledak itu.
Satuan Penjaga Pantai kini bekerja sama dengan BP untuk mencegah perluasan tumpahan minyak. BP pun diminta untuk secara resmi mengajukan bantuan kepada Departemen Pertahanan.
Pejabat pemerintah memperkirakan bahwa kebocoran minyak mentah, yang diambil dari dasar laut, yang menyebar itu kemungkinan berjumlah lima kali lipat lebih besar dari perkiraan sebelumnya, yaitu sekitar 5.000 barel atau 200.000 galon per hari.
Bisa jadi ini merupakan insiden terparah sejak peristiwa kecelakaan kapal tanker Exxon Valdez di Alaska pada 1989. Karamnya kapal itu menumpahkan minyak 11 juta galon ke laut. (Associated Press) (hs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar