SIDOARJO,KOMPAS.com - Guyuran hujan di daerah Sidoarjo mengakibatkan Jalan Raya Porong, Sidoarjo tepatnya di sisi barat tanggul Lumpur Lapindo tergenang air setinggi 30 sentimeter hingga 50 sentimeter sejak, Sabtu (24/4/2010) malam hingga Minggu (25/4/2010) siang.
Akibatnya, lajur timur Jalan Raya Porong ditutup mulai Minggu (25/4) pukul 12.00. Lalu lintas arah Surabaya-Malang akhirnya dipusatkan ke lajur barat Jalan Raya Porong.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Sidoarjo Ajun Komisaris Polisi Ahrie Sonta W mengatakan, penutupan lajur timur Jalan Raya Porong terpaksa dilakukan karena muncul beberapa lobang yang dapat membahayakan para pengendara.
"Saat banjir, lobang-lobang yang itu tak terlihat pengendara kendaraan sehingga sangat membahayakan. Lalu lintas untuk sementara kami alihkan ke lajur barat sambil menambal lobang-lobang di sisi timur serta menunggu banjir surut," ujarnya, Minggu (25/4/2010) di Jalan Raya Porong, Sidoarjo.
Untuk mengatur arus lalu lintas serta mengamankan lokasi, Polres Sidoarjo menyiagakan 50 petugas polisi. Mereka berjaga di sekitar ruas Jalan Raya Porong selama 24 jam penuh.
Sementara itu, di lokasi para petugas Dinas Bina Marga Jatim dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan juga siap siaga. Jalan-jalan yang berlobang mulai diurug dengan pasir dan batu dan sebanyak enam pompa air juga dikerahkan untuk mengurangi genangan banjir.
Kepala Dinas PU Pengarian Jatim Mustofa Chamal Basya yang ditemui di lokasi mengatakan, enam pompa air tambahan yagn masing-masing berkapasitas 300 liter per detik didatangkan dari Dinas PU Pengarian Jatim, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Jatim, serta Kabupaten Sidoarjo. "Enam pompa ini menambah 10 pompa air milik Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) yang selama ini beroperasi," ucapnya.
Menurut Mustofa, dengan 16 pompa air yang ada, air genangan di sepanjang Jalan Raya Porong akan dialirkan ke dua arah, yaitu ke Kali Ketapang dan saluran pembuang/kanal Porong yang menuju ke laut.
Dari pemantauan Kompas, di sepanjang Jalan Raya Porong yang terendam air semakin banyak muncul gelembung-gelembung gas. Untuk mengamankan lokasi, BPLS memasang rambu-rambu pada titik semburan yang memiliki kandungan Gas Metana tinggi.
Tak ditutup
Secara terpisah, Gubernur Jatim Soekarwo tetap memutuskan untuk tidak menutup Jalan Raya Porong. Untuk mengantisipasi penurunan tanah hingga 60 sentimter di bekas Jembatan Tol Porong-Gempol hingga Pasar Porong, Sidoarjo dan 10 sentimeter di daerah Pamotan, Pemprov Jatim meminta BPLS untuk mengoptimalkan pengaliran lumpur ke Sungai Porong dan laut.
Menurut Soekarwo, penurunan struktur tanah disebabkan karena beban lumpur di kolam penampungan terlalu berat. "Agar beban lumpur di bagian tanggul barat tak terlampau besar, maka akan disiapkan kolam lumpur baru di sisi timur laut seluas 100 hektar. Sehingga beban di kolam lumpur bagian barat berkurang," tambah Asisten II Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jatim Chairul Djaelani.
Selain menambah kolam penampungan baru, Pemprov Jatim juga akan mengaktifkan jalan alternatif di sisi timur Jalan Raya Porong. Selama ini, jalan alternatif baru tersedia di sisi barat dengan dua alternatif jalan, pertama melalui Japanan-Mojosari-Krian dan kedua Krembung-Jasem-Watu Pesek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar