VIVAnews - Muntahan material Merapi hasil erupsi yang sudah dua bulan memenuhi sungai-sungai yang berhulu di gunung Merapi hingga saat ini masih menyisakan titik-titik panas dan terkadang memunculkan asap tebal. Titik-titik ini juga mengandung bau belerang yang menyengat.
Titik-titik asap yang disertai bau menyengat belerang dapat ditemukan di Kali Gendol, Kali Opak, Dusun Kaliadem, Dusun Jambu dan Dusun Petung di kawasan lereng Merapi.
"Asap yang keluar adalah uap air, karena material erupsi Merapi masih sangat panas, meski telah diguyur hujan hampir dua bulan," kata Sri Sumarti, Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Jumat 24 Desember 2010
Endapan material Merapi di sejumlah sungai itu, kata Sri Sumartini, berdasarkan laporan tim BPPTK di beberapa titik yang jika digali dengan kedalaman 10 sentimeter panasnya masih mencapai 100 derajat celcius. Sedangkan jika digali hingga kedalaman 60 sentimeter, panasnya mencapai 300 derajat celcius.
"Guyuran hujan ke material erupsi Merapi yang masih punya suhu tinggi menyebabkansecondary explotion," tuturnya.
Lebih lanjut, Sri Sumartini mengatakan, dengan adanya ledakan sekunder dari material merapi tersebut, wisatawan yang akan melihat material Merapi harus lebih berhati-hati.
"Wisatawan perlu hati-hati jika melintasi titik yang mengeluarkan asap berbau belerang," kata dia.
Sementara itu, status Gunung Merapi hingga saat ini masih Siaga. Sebab, bahaya yang ditimbulkan Merapi masih ada yaitu secondary explotion dan banjir lahar dingin, sehingga di lokasi-lokasi aliran awan panas dan lahar dingin belum ada kegiatan apapun.
"Namun, rekomendasi BPPTK itu kebanyakan tidak diindahkan oleh warga dan wisatawan," ujarnya. (Laporan: Juna Sanbawa, Yogyakarta / umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar