Jumat, 31 Desember 2010

Bromo 'Batuk', Ibu dan Anak Diminta Mengungsi

Bromo 'Batuk', Ibu dan Anak Diminta Mengungsi
"Warga juga diminta rajin membersihkan atap rumah, menghindari roboh."
KAMIS, 30 DESEMBER 2010, 08:35 WIB
Elin Yunita Kristanti

VIVAnews - Gunung Bromo di Jawa Timur kembali menggeliat. Pada Rabu 29 Desember 2010 petang kemarin, 'Gunung Brahma' ini sempat batuk, mengeluarkan material vulkanik dan lava pijar, meski jatuhnya di sekitar kaldera.

Suara gemuruh terdengar dari Bromo, abu dan pasir mengguyur deras serta menerjang Desa Ngadirejo. Akibatnya, puluhan rumah roboh dan sejumlah kendaraan rusak. Sebagian warga memilih mengungsi.

Kondisi Bromo belum mereda pagi ini, Kamis 30 Desember 2010. "Masih tetap stabil tinggi, masih tetap erupsi tinggi," kata petugas pos pantau di Desa Ngadisari, Sikapura, Probolinggo, Ahmad Subhan saat dihubungi VIVAnews.com.

Dia menambahkan, Bromo masih mengeluarkan abu deras. "Ibu-ibu dan anak-anak yang terkena dampak, diharapkan mengungsi dulu sampai abu mereda," ujar Ahmad.

Abu pun, dia melanjutkan, bertiup tak menentu arah, mengikuti arah angin, dan bisa berubah-ubah. "Warga juga diminta rajin membersihkan atap rumah, menghindari roboh," tambah Ahmad Subhan.

Imbauan mengungsi sebelumnya juga dikeluarkan Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Selasa kemarin, menyusul laporan 20 sapi dan dua kambing mati akibat abu vulkanik Bromo.

Sementara itu, Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi dari PVMBG, Gede Suantika menjelaskan abu Gunung Bromo sangat berbahaya bagi kesehatan terutama mengganggu pernafasan. "Karena alasan kesehatan inilah warga di sekitar Bromo yang terkena hujan abu dan pasir segera mengungsi, sebab abu Bromo mengganggu pernafasan," katanya.

Rekomendasi mengungsi, Gede menjelaskan, bukan karena aktivitas gunung Bromo, tapi karena bahaya debu terhadap kesehatan. Jarak kawasan rawan bahaya (KRB) sendiri masih sama yakni dua kilometer dari kawah gunung. (art)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar