Rabu, 09 Maret 2011

"Tak Pernah Bromo Meletus Sebesar Ini"

"Tak Pernah Bromo Meletus Sebesar Ini"
Bromo kali ini meletus lebih besar dibandingkan letusan sebelumnya di masa lalu.
SELASA, 8 MARET 2011, 09:16 WIB
Elin Yunita Kristanti

VIVAnews - Hingga hari ini, Gunung Bromo di Jawa Timur masih berstatus Siaga. 'Gunung Brahma' Ini masih menyemburkan abu dan lava pijar ke udara.

Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, Bromo kali ini meletus lebih besar dibandingkan letusan sebelumnya di masa lalu. "Belum pernah Bromo meletus sebesar dan selama ini," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Selasa, 8 Maret 2011.

Dihubungi terpisah, kepala bidang pengamatan dan penyelidikan gunung api, M Indrasto mengatakan, Bromo terus mengeluarkan abu dan lava pijar. "Ketinggian maksimal abu sekitar 800 meter ke arah Timur. Lava pijar masih ada dengan ketinggian sekitar 300 meter," kata dia, saat dihubungi VIVAnews.com, Selasa pagi.

Dia menambahkan, lava pijar Bromo jatuh di sekitar kawah dengan radius 500 meter. Senada dengan Surono, Indrasto mengatakan letusan Bromo lebih lama dari letusan sebelumnya.

"Pernah Bromo meletus dalam waktu yang lama, 3,5 bulan pada 1995. Kalau yang sekarang sudah hampir empat bulan," kata dia.

Untuk diketahui, dalam waktu kurang dari 24 jam, status Bromo naik dua tingkat, Waspada jadi Siaga, lalu naik ke level tertinggi, Awas, pada Selasa 23 November 2010 pukul 23.00 WIB. Kenaikan status Bromo lebih cepat dibandingkan Merapi.

Soal kekuatan, belum ada tanda-tanda Bromo bakal kembali tenang. "Sempat turun, tapi dua hari ini sedikit-sedikit naik. Fluktuatif, kami berharap fluktuatif tidak apa-apa, tapi terus menurut." Kapan Bromo diperkirakan normal. "Itu yang kami tidak tahu," kata dia.

Indrasto mengimbau masyarakat tidak mendekat ke kawah Bromo dalam radius dua kilometer. "Tidak ada apa-apa asal tidak mendekat," tutur dia.

Penduduk juga diimbau beraktivitas seperti biasa dan tidak mudah terpancing dengan isu-isu yang beredar. Jika ragu, masyarakat bisa langsung menghubungi pos pengamatan terdekat.

Penduduk juga diharapkan memakai masker, sebab, meski sedikit, abu gunung berbahaya bagi kesehatan. (art)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar