Nasib Korban Mentawai Makin Memprihatinkan
Arset Kusnadi17/12/2010 07:03
Liputan6.com, Mentawai: Gempa dan tsunami di Mentawai, Sumatra Barat, sudah berlangsung sejak akhir Oktober lalu atau sudah hampir dua bulan berlalu. Namun nasib para korban makin memprihatinkan. Sebagian besar warga tinggal di tenda sederhana yang mereka bangun sendiri.
Semua serba darurat, termasuk untuk makan. Keluarga Leni, misalnya. Mereka terpaksa mengantikan beras dengan pisang untuk makan sehari-hari dua anak balitanya. Pisang didapatkan suaminya dari tengah hutan. Bantuan makanan hanya mereka terima saat ada rombongan pejabat datang.
Kondisi sama dialami sebanyak 67 kepala keluarga yang mengungsi. Mereka sulit mendapat beras yang sudah jadi makanan pokok. Untuk mendapatkannya, warga harus datang ke Sikakap yang memerlukan waktu tiga jam dengan naik speed boat. Itupun kalau punya uang dan cuaca sedang bagus.
Pemerintah memang mudah pelupa. Saat mendatangi korban beberapa hari setelah bencana, muncul janji-janji segera menangani korban termasuk kebutuhan sehari-hari. Kini hampir dua bulan berlalu, tak banyak yang berubah di Mentawai setelah dihantam gelombang tsunami.(JUM)
Semua serba darurat, termasuk untuk makan. Keluarga Leni, misalnya. Mereka terpaksa mengantikan beras dengan pisang untuk makan sehari-hari dua anak balitanya. Pisang didapatkan suaminya dari tengah hutan. Bantuan makanan hanya mereka terima saat ada rombongan pejabat datang.
Kondisi sama dialami sebanyak 67 kepala keluarga yang mengungsi. Mereka sulit mendapat beras yang sudah jadi makanan pokok. Untuk mendapatkannya, warga harus datang ke Sikakap yang memerlukan waktu tiga jam dengan naik speed boat. Itupun kalau punya uang dan cuaca sedang bagus.
Pemerintah memang mudah pelupa. Saat mendatangi korban beberapa hari setelah bencana, muncul janji-janji segera menangani korban termasuk kebutuhan sehari-hari. Kini hampir dua bulan berlalu, tak banyak yang berubah di Mentawai setelah dihantam gelombang tsunami.(JUM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar