Jumat, 04 September 2009

Bencana Kegagalan Teknologi

Jarang Diungkap, Bencana Kegagalan Teknologi
21 TEWAS - 21 Orang tewas dalam kecelakaan pesawat Garuda yang dipiloti Marwoto Komas pada 7 Maret 2007.


SELASA, 18 AGUSTUS 2009 | 12:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bencana yang disebabkan oleh kegagalan teknologi masih sangat jarang diungkap di Indonesia. Padahal, bencana jenis ini dapat menimbulkan korban jiwa, pencemaran udara, air dan tanah, serta kerusakan bangunan, dan kerusakan lainnya. Selain itu, bencana ini pada skala yang besar dapat mengancam kestabilan ekologi secara global. Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A Iskandar, di acara lokakarya "Menguak Ancaman Bencana Gagal Teknologi dan Solusinya di Indonesia" di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (18/8).

"Bencana yang disebabkan oleh kegagalan teknologi masih sangat jarang diungkap di Indonesia," ujarnya. Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana disebutkan bahwa potensi penyebab bencana di Indonesia dapat dikelompokkan dalam 3 jenis bencana, yaitu bencana alam seperti gempa bumi, bencana non alam seperti kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia, dan bencana sosial seperti kerusuhan atau konflik sosial.

Lebih lanjut, Marzan mengatakan, kerugian yang dapat ditimbulkan dari ancaman bencana gagal teknologi amatlah besar. Sebagai gambaran, dari sektor transportasi misalnya, menurut data statistik tahun 2008 Departemen Perhubungan melaporkan bahwa kecelakaan lalu lintas mencapai 56.600 kejadian dengan melibatkan lebih dari 130.000 kendaraan dan menelan korban hingga 19.216 jiwa, sementara korban luka-luka lebih dari 75.000 jiwa. "Demikian pula halnya dengan kesalahan prosedur pengoperasian pabrik atau teknologi yang seringkali terjadi di sekitar kita," katanya.

Menurutnya, potensi ancaman bencana gagal teknologi di masa depan akan semakin meningkat, hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya permukiman dan kawasan industri. Karena itu, berbagai permasalahan yang berkaitan dengan ancaman bencana gagal teknologi beserta alternatif solusinya, menurutnya, perlu dirumuskan bersama. "Selama ini ancaman bencana teknologi masih belum kita pahami secara komprehensif," ujarnya.

Berkaitan dengan hal itu, Rencana Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2010-2014 yang saat ini sedang digodok oleh BNPB dan Bappenas beserta kementerian dan lembaga terkait, menurutnya, perlu didukung agar mencapai hasil yang optimal. "Dalam kerangka ini, BPPT dapat berperan besar, mengingat tersedianya sumber daya manusia dan fasilitas dari berbagai bidang teknologi. Bahkan, jika dapat disepakati secara nasional, BPPT siap ditunjuk sebagai lead agency dalam penanggulangan ancaman bencana gagal teknologi, seperti Departemen PU untuk bencana banjir dan Departemen ESDM untuk letusan gunung api dan tanah longsor," katanya.


C10-09

http://sains.kompas.com/read/xml/2009/08/18/1228189/jarang.diungkap.bencana.kegagalan.teknologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar