DENPASAR, KOMPAS.com — Sedikitnya delapan warga mengalami cedera akibat gempa bumi yang mengguncang Bali pada Sabtu (19/9) pukul 07.06.56 Wita.
Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat (Humas) Rumah Sakit Sanglah Denpasar IGN Putra Wibawa di Denpasar, Sabtu, mengatakan, pihak rumah sakit terbesar di Bali ini sedikitnya merawat delapan pasien akibat kena reruntuhan bangunan rumah.
"Kami menerima delapan pasien yang mengalami cedera akibat gempa bumi tersebut. Kedelapan pasien itu terdiri dari dua orang warga Mengwi Kabupaten Badung, dan enam orang dari Kota Denpasar," katanya.
Ia mengatakan, dari jumlah tersebut tiga orang di antaranya mengalami patah tulang pada tangan dan kaki, dua orang mengalami cedera kepala ringan (SKR), dan sisanya luka lecet-lecet.
"Tiga orang yang mengalami patah kaki dan tangan tersebut kini masih kami rawat setelah dilakukan bedah operasi oleh tim medis rumah sakit," kata Putra Wibawa.
Iwan (16), seorang korban yang menderita patah tulang, mengaku, ketika terjadi gempa bumi pada pagi hari itu, ia kaget bangun dari tempat tidur untuk menyelamatkan diri. Namun, mereka tertimpa balok bangunan.
"Saya pagi itu masih tidur pulas, tiba-tiba dikejutkan adanya gempa bumi keras. Tanpa memperhitungan keadaan sekitar, saya berlari keluar dari rumah. Namun, sebatang balok jatuh mengenai tangan saya," kata pria asal Flores yang juga seorang pekerja bangunan.
Sementara itu, Kabid Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar Endro Tjahjono mengatakan, gempa bumi berkekuatan 6,4 skala Richter (SR) berada pada posisi 9,67 Lintang Selatan (LS) dan 115,49 Bujur Timur (BT). Gempa berpusat pada 101 kilometer arah tenggara Nusa Dua, Bali, pada kedalaman 36 kilometer.
Sumber : ANT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar