Rabu, 30 September 2009

Penduduk Pulau Enggano Bertahan di Perbukitan

Takut Gempa Susulan, Penduduk Pulau Enggano Bertahan di Perbukitan
Jalan menuju Pelabuhan Kahyapu di Desa Kahyapu, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, Jumat (16/5). Sebagian besar jalan di Enggano masih berupa jalan tanah dan jembatannya pun masih jembatan kayu.

    RABU, 30 SEPTEMBER 2009 | 19:03 WIB

    BENGKULU, KOMPAS.com — Gempa berkekuatan 7,6 skala Richter yang berpusat di perairan barat Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (30/9), membuat masyarakat Pulau Enggano, sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu, panik dan berhamburan keluar rumah. Koordinator Kepala Suku Pulau Enggano Rafli Zen Kaitora saat dihubungi mengatakan, gempa tersebut terasa kuat di pulau yang dihuni lebih dari 1.500 jiwa masyarakat tersebut.

    "Masyarakat sudah keluar rumah dan tidak berani masuk, semua sudah mengungsi ke dataran yang lebih tinggi," kata Rafli. Gempa kali ini, kata dia, membuat masyarakat trauma pada gempa yang mengguncang pulau tersebut berkekuatan 7,8 SR pada tahun 2000 lalu.

    Berdasarkan catatan Stasiun Geofisika Kepahiang, guncangan yang dirasakan hingga Bengkulu tersebut mencapai III-IV Modified Mercali Intensity (MMI). "Terasa hingga satu menit," ujar Kepala Stasiun Geofisika Kepahiyang Provinsi Bengkulu Dadang Permana.

    Hingga berita ini diturunkan, Dadang belum menerima laporan adanya kerusakan. Dadang mengimbau warga Bengkulu untuk tidak panik, "Pusat gempa tidak berada di Bengkulu," tuturnya.

    Guncangan gempa terasa kuat di Bengkulu dan, menurut pantauan, pengunjung di pusat pertokoan Jalan Suprapto berhamburan keluar saat gempa berlangsung.

    WAH
    Sumber : ANT
    http://regional.kompas.com/read/xml/2009/09/30/19033197/Takut.Gempa.Susulan..Penduduk.Pulau.Enggano.Bertahan.di.Perbukitan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar