WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat dan Eropa menghadapi ancaman baru kesehatan dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang jauh lebih tak menyenangkan dibandingkan dengan virus West Nile yang melanda Amerika Utara satu dasawarsa lalu, kata seorang ahli AS, Jumat (18/9).
Virus Chikungunya telah menyebar ke luar Afrika sejak 2005, dan mengakibatkan wabah serta merenggut sejumlah nyawa di India dan Pulau Reunion, Perancis. Virus tersebut juga telah dideteksi di Italia, tempat virus itu telah mulai menyebar secara lokal, serta Perancis.
"Kami khawatir," kata Dr. James Diaz dari Lousiana University Health Sciences Center pada pertemuan mengenai perusahaan penerbangan, bandar udara dan penyebaran penyakit yang ditaja oleh badan independen, U.S. National Research Council.
"Tak seperti virus West Nile, ketika sembilan dari 10 orang sama sekali tak memperlihatkan gejala, atau mungkin terserang sakit kepala sedang atau tengkuk kaku, jika anda terserang Chikungunya, anda akan jatuh sakit," katanya.
"Penyakit tersebut dapat mengakibatkan kematian. Itu adalah penyakit serius," kata Diaz. "Tak ada vaksin (buat penyakit tersebut)."
Infeksi Chikungunya mengakibatkan demam, sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, nyeri otot, ruam dan nyeri sendi. Gejalanya dapat berlangsung selama beberapa pekan, kendati sebagian penderita telah melaporkan nyeri sendi yang membuat lemas atau radang selama beberapa bulan.
Penyakit itu pertama kali ditemukan di Tanzania pada 1952. Namanya berarti "yang tertekuk" dalam bahasa Makonde, yang digunakan di Mozambik utara dan Tanzania tenggara.
Virus tersebut dapat menyebar ke seluruh dunia sekarang karena virus itu dapat dibawa oleh nyamuk macan Asia (Aedes albopictus), yang ditemukan di Asia, Afrika, Eropa, beberapa negara Amerika, Australia, dan Selandia Baru.
Di Amerika Serikat, spesies nyamuk itu cenderung hidup di wilayah selatan di sebelah timur Mississippi tapi juga telah ditemukan sampai di bagian barat Texas, Minnesota, dan New Jersey.
Para pejabat kesehatan sangat prihatin mengenai kemunculan Chikungunya di kepulangan Samudra Hindia --Mauritus, Seychelles dan Reunion-- yang memiliki pelancongan pantai yang sering dikunjungi wisatawan Eropa. "Penyakit itu hiper-endemik di kepulauan Samudra Hindia," kata Diaz pada pertemuan tersebut.
"Bepergian dengan menggunakan pesawat akan mengimpor manusia dan nyamuk penghantar penyakit tersebut," katanya.
Diaz memperingatkan mengenai kemungkinan infeksi ganda yang melibatkan Chikungunya dan demam berdarah atau malaria, yagn juga dibawa oleh nyamuk macan Asia.
Penyebaran penyakit itu dapat jadi yang terbesar di tempat yang disebut kota-besar mega seperti Mumbai dan Kota Meksiko, yang memiliki banyak penduduk dan miskin, sistem air dan pengawasan kesehatan yang lemah sehingga menyediakan lahan perkembang-biakan bagi nyamuk, kata Diaz.
West Nile, yang disebarkan oleh spesies nyamuk berbeda, pertama kali muncul di New York pada 1999 dan kini dapat ditemukan di sebagian besar wilayah Amerika Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar