Selasa, 29 September 2009

Pemanasan Global Timbulkan Bencana

Pemanasan Global Timbulkan Bencana
Pohon terlihat meranggas di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Selasa (19/8). Berdasar perkiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) musim kemarau di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sumatera bagian selatan pada tahun ini akan berlangsung hingga November.

    KAMIS, 24 SEPTEMBER 2009 | 07:46 WIB

    JAKARTA, KOMPAS.com - Pemanasan global menimbulkan bencana besar bagi kesehatan. Negara di kawasan tropis paling rawan terkena dampaknya.

    Kepedulian terhadap dampak kesehatan itu disuarakan belasan profesional yang tergabung dalam organisasi bidang kesehatan di dunia. Mereka menyatakan keprihatinannya, antara lain melalui publikasi dalam jurnal The Lancet dan British Medical Journal, baru-baru ini.

    Keprihatinan itu diutarakan terkait Pertemuan Para Pihak Ke-15 (COP-15) Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNCCC) di Kopenhagen, Denmark, Desember mendatang.

    Dalam publikasi itu, para dokter dan profesi kesehatan lain berpandangan, kegagalan mencapai kesepakatan dalam negosiasi perubahan iklim di Kopenhagen akan mendatangkan bencana kesehatan global. Negara-negara tropis yang sebagian besar negara berkembang, dengan kondisi kesehatan yang sudah memprihatinkan, akan menerima akibat yang paling besar.

    Berbagai penyakit

    Menurut ahli kesehatan masyarakat dari Depkes Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, I Made Jaya, pekan lalu, pemanasan global merupakan akibat dari rangkaian fenomena yang saling kait, antara lain pertambahan penduduk, peningkatan permintaan sumber daya alam, industrialisasi, konsumsi BBM, emisi, peningkatan suhu, mencairnya es, makin tingginya uap air, dan perubahan arah angin muson.

    Dia mencontohkan, dengan pemanasan global, amplitudo suhu makin besar. Di siang hari, suhu dapat lebih panas dan lebih dingin di malam hari, tergantung daerahnya. Kondisi itu saja menyebabkan daya tahan tubuh rawan menurun sehingga manusia mudah terjangkit penyakit.

    Hal yang lebih mengkhawatirkan, makin merebaknya penyakit akibat perubahan musim. ”Dulu, cacar air biasanya pada September dan Oktober. Masuk musim hujan, pertumbuhan jamur dan virus makin mudah. Namun, kini, sepanjang tahun terdapat kasus itu,” ujarnya.

    Kelangkaan sumber air akibat ketidakteraturan musim dan kegagalan manajemen air akan berpengaruh terhadap kelangkaan pangan dan penyakit kurang gizi. Agen penyakit juga gampang bermutasi. Hal ini, misalnya, terlihat dengan kemunculan kasus flu burung dan influenza A (H1N1). Virus corona, misalnya, bermutasi sehingga menyebabkan SARS.

    Banyak kawasan menghangat sehingga parasit pembawa penyakit, seperti nyamuk, menyebar ke daerah baru yang tak siap dengan kedatangan pembawa penyakit itu. (BBC/ AFP/ National Geographics/INE)

    Sumber : Kompas Cetak

    http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/24/07461388/pemanasan.global.timbulkan.bencana

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar