BANJARNEGARA, KOMPAS.com - Kawah Sileri di Pegunungan Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menyemburkan lumpur panas dengan ketinggian yang tidak terukur dan radius lemparan material sejauh sekitar 200 meter.
"Kejadiannya semalam (26/9) sekitar pukul 20:00 WIB dan hanya terjadi beberapa saat karena lumpur panas tersebut segera dingin dalam kurun waktu 30 menit," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Dieng, Tunut Pujiarjo, di Banjarnegara, Minggu.
Akibat kejadian tersebut, katanya, bibir kawah mengalami perubahan fisik sedangkan material semburan merusak sebagian kecil lahan pertanian di sekitar kawah itu. Ia menjelaskan, semburan lumpur tersebut tidak berbahaya karena merupakan letusan freatik seperti pada 1944, 1964, 1984, dan 2003.
Kemungkinan keluarnya gas beracun bersama dengan semburan lumpur panas itu, katanya, belum terdeteksi. "Belum terdeteksi meski kemungkinan tetap ada dengan konsentrasi yang sangat kecil, katanya.
Ia mengemukakan, kunjungan wisata di Kawah Sileri sebaiknya ditutup untuk sementara waktu namun kawah lainnya tetap dibuka untuk wisatawan.
"Kalaupun ada wisatawan yang hendak berkunjung ke sini (Sileri, red.), mereka hanya boleh melihat dari jarak 500 meter," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Agus Hermawan, mengatakan, pihaknya akan segera mengecek kondisi di lokasi kejadian. "Peristiwa seperti ini memang sering terjadi dan tidak mengeluarkan gas beracun. Akan tetapi kami selalu mengingatkan wisatawan untuk tidak mendekati kawah," katanya.
Kawah Sileri yang pernah beberapa kali meletus tersebut merupakan salah satu kawah aktif dan terluas di Pegunungan Dieng dengan total luas mencapai dua hektare, sehingga wisatawan hanya diperbolehkan melihat kawah dari jarak beberapa ratus meter.
Sumber : ANT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar