BLANTYRE, KOMPAS.com - Seorang anak laki-laki berusia empat tahun dan dua orang dewasa tewas, dan lebih dari 250 orang terluka, ketika gempa bumi yang berkekuatan 6.0 skala Richter menghancurkan sejumlah bangunan di distrik Karonga, Malawi utara, Minggu.
Pejabat pemerintah daerah meminta ribuan warga meninggalkan rumah mereka karena kerusakan pada bangunan dan ancaman gempa susulan.
Gempa juga mengguncang negara tetangga, Tanzania namun dari laporan awal menunjukkan tidak ada kerusakan serius atau korban.
Gempa di Malawi, yang terjadi pukul 01.19 waktu setempat (pukul 06.19 WIB) di kedalaman 15,2 kilometer, merupakan yang terakhir dalam serangkaian gempa di distrik kaya uranium Karonga pada bulan ini. "Dua orang tewas -- seorang anak berusia empat tahun dan neneknya, setelah rumah tempat mereka tidur roboh menimpa mereka," kata juru bicara kepolisian Enock Livasoni kepada Reuters.
Seorang lagi tewas di rumah sakit akibat luka-luka kepala yang dideritanya, kata perawat yang tidak bersedia disebutkan namanya. Ia mengatakan, lebih dari 250 orang terluka, namun tidak ada pasien yang berada dalam kondisi kritis.
Livasoni mengatakan, terjadi kerusakan besar di sejumlah desa, dimana banyak sekolah dan kantor pemerintah terkena dampaknya.
Ketua Dewan Daerah Karonga Gasten Macheka mengatakan, sekitar 270.000 orang diminta meninggalkan rumah mereka. "Kami meminta penduduk di Karonga tidak berada di dalam atau dekat rumah karena keadaan tidak stabil," katanya, seperti dikutip kantor berita Afrika Selatan SAPA.
Ia mendesak pemerintah dan internasional membantu menyediakan tenda dan perlengkapan medis. Sekitar 3.000 orang Malawi tinggal di tenda-tenda darurat akibat kerusakan pada rumah mereka dalam gempa sebelumnya.
Sumber : Ant, Reuters
Tidak ada komentar:
Posting Komentar